Monday, May 30, 2022

COPAS ALL





COPAS = NEXT ... QUO VADIS ?
REKAP IDEA SD 22052022 (base) 

Sadhguru Yasudev Quotes : 
Every human being should know the highest possibilities in life are, Whether they will walk the path all the way or not is up to them.
Setiap manusia seharusnya mengetahui apa kemungkinan tertinggi dalam hidup. Apakah mereka akan menempuh jalan itu sepenuhnya atau tidak adalah terserah mereka.

QUE SERA SERA, PANTHA REI .... SUCHNESS PHILOSOPHY
apapun yang terjadi terjadilah , biarkanlah segalanya mengalir apa adanya sebagaimana harusnya ..... Paradigma Kesedemikianan.
Paradigma kesedemikianan untuk keselarasan dalam keniscayaan (Parama Dharma - Mandala Advaita - Formula Swadika)

Well, demi kebaikan progress penempuhan spiritualitas kita semua .... bacalah saja dengan tenang dengan tetap terbuka dan sekaligus terjaga (tidak menyela seperti biasanya) tanpa harus segera menerima atau menolak idea yang diajukan ... tetaplah bungkam (tanpa mencela sebagaimana harusnya) walau menyetujuinya atau tidak mempercayainya dan biarkan kebenaran nyata yang selalu menjadi acuan kita walau itu sama sekali berbeda dengan keyakinan kita semula (termasuk dan terutama pandangan yang kami ajukan ini).  
Sejujurnya kami tidak ingin menjadikan ini sebagai belenggu bagi anda dan juga saya sebenar apapun itu nantinya (bisa menghalangi aktualisasi karena bisa jadi karena di sini merasa telah memiliki peta penempuhan kita sudah merasa sudah tiba di sana bahkan merasa berhak untuk melagakkan diri asal klaim identifikasi & standar ganda pembenaran 'kualitas' walau sebenarnya tiada kelayakan autentik pada saat ini dan bahkan merasa tiada perlu untuk pelayakan holistik selanjunya bahkan bukan hanya kefasikan internal namun juga kezaliman eksternal ... wah, payah & parah) apalagi jika ini tidak murni benar dan tepat sebagaimana nyatanya (dampak karmik dari effek kosmik kebodohan internal dan juga pembodohan eksternal yang harus ditanggung ... hehehe, no way .... waspadalah untuk tidak segera percaya menerima ini sebagai keyakinan tanpa pembuktian kepastiannya karena sebagai seeker itu akan lebih baik bagi kita semua tampaknya ).
Dengan tanpa maksud mencitrakan kerendahan hati (semu?) karena adalah kejujuran diri (asli!) bahwa paradigma yang kami ajukan ini ( tepatnya mungkin bukan kami tetapi saya pribadi sendiri saja ) murni pengetahuan imaginasi filosofis inferential belaka bukan pengalaman  realisasi realistis experential  ... semoga tiada dusta & duka di antara kita. Jadi, saya lebih suka jika para seeker walau memang tetap perlu tebuka untuk dewasa tanpa tercela mencela (menjaga diri dari noda asava internal batiniah, bro) namun juga senantiasa terjaga jika menggunakan wawasan, pedoman dan panduan di dalamnya ... karena bisa jadi ada yang kurang tepat, masih salah bahkan tidak benar di dalamnya ( kurang pede, ya ? ... No, sebenarnya ini adalah sinkronisasi slogan seeker : no fact, no truth, no faith ... jika tanpa fakta kenyataan maka tiada kebenaran di dalamnya sehingga tak perlu keyakinan padanya .... ini berlaku bukan hanya untuk kearifan adaptif pandangan eksternal namun juga terutama untuk revisi korektif wawasan internal diri agar senantiasa bangkit tumbuh berkembang tanpa batas mengarah, mencapai dan melampaui aneka layer asymptot ke tidak- terhinggaan ... tetap selaras walau belum/tidak mungkin sempurna).  
Sungguh, bahkan untuk semua masukan postingan termasuk pandangan pribadi tidak ada niatan sama sekali dari kami selain untuk sekedar berbagi ... segala keputusan untuk menggunakan, mengabaikan dan menolak sebagian/sepenuhnya adalah  hak dan  sekaligus dampak tanggung jawab kita masing-masing…. Sekedar membabar idea yang murni tanpa niatan pembentukan opini yang lihai. Dalam filsafat metode ini disebut (semoga tidak salah) ’majeutike’ yang digunakan Socrates bagaikan seorang bidan dalam memicu dan memacu seseorang untuk melahirkan kebenaran paradigma pandangannya sendiri … ini adalah thesis pandangan dalam Triade Dialektika Hegel untuk antithesis pandangan anda sebelumnya bagi synthesis kebijaksanaan baru anda nantinya yang akan menumbuh-kembangkan gestalt keterpaduan wawasan dalam menempuh pemberdayaan untuk tataran kelayakan pencapaian berikutnya. Setiap orang berhak untuk tumbuh berkembang secara alamiah dan ilmiah dalam keberadaan awalnya dulu tanpa perlu dipaksa dengan formula yang walau benar namun kurang tepat demi keberlanjutannya. Kebijakan perlu kebajikan demikian pula sebaliknya. Levelling lebih diutamakan daripada sekedar labelling.... walau memang harus diakui akan lebih kondusif dan reseptif jika berada dalam environment komunitas yang tepat.

Avijja ... kebodohan ini keburukan atau kebutuhan ?
Yang perlu kita fahami, sadari dan hadapi tampaknya bukan sekedar kegilaan insani atau kematian alami namun terutama kelupaan abadi akan kesejatian diri dalam setiap episode permainan keabadian samsarik yang disebut (siklus) kehidupan (dan kematian) ini. 
Well, The Greatest evil is Ignorance  Kejahatan terbesar adalah (karena?) Avidya ketidak-tahuan
Walau dalam pengetahuan ketidak-tahuan akan realitas (kaidah panentheistik?) ini istilah evil (kejahatan/ keburukan) yang digunakan mistisi Sadhguru Yasudev tersebut tidak terlalu salah sebagaimana juga terma avijja kebodohan yang digunakan Samma Sambuddha Gautama namun demikian dalam realisasi penempuhan holistik demi penembusan, pencapaian & pencerahan yang bukan hanya murni dan benar tetapi juga bijak dan tepat untuk mensikapi itu sebagai 'kewajaran' yang harus diterima untuk dihadapi dan difahami agar secara bijaksana dapat dilampaui dengan kesadaran (terhindar dari jebakan konseptual, jeratan identifikatif & sekapan dualisme inference paradoks spiritual MLD yang sangat mungkin terjadi. Well, untuk keniscayaan dalam kesedemikianan yang terjadi perlu keselarasan akan kelayakan dalam keberadaaan dan keberdayaan yang memadai. (transendensi kebijaksanaan pemberdayaan berkembang & berimbang melampaui pemakluman faktitas eksternal untuk diterima keterbatasan & pembatasannya ). bagaikan menumbuh-kembangkan bunga teratai di kolam lumpur yang keruh.

KEDEWASAAN PENCERAHAN 
The disaster in this planet is not an earthquake, not volcano, not a tsunami.
The true disaster is human ignorance. This is the only disaster. Ignorance is the only disaster.
Enlightenment is the only solution, there is really no other solution, please see -You need a subjective perception of life.
so spiritual process if it has become alive … this is not about renunciation. This is just about living sensibily.
Bencana di planet ini bukanlah gempa bumi, bukan (letusan) gunung berapi, bukan tsunami.
Bencana sebenarnya adalah ketidaktahuan manusia. Ini satu-satunya bencana. Ketidaktahuan adalah satu-satunya bencana. 
Pencerahan adalah satu-satunya solusi, benar-benar tidak ada solusi lain, silakan lihat -Anda membutuhkan persepsi subjektif tentang kehidupan.
Jadi proses spiritual jika telah menjadi hidup… ini bukan (hanya?) tentang pelepasan keduniawian. Ini (tepatnya?) hanya tentang hidup dengan bijaksana

BAHASAN =  TENTANG AVIJJA
Walau avijja secara etika kosmik adalah penyimpangan keselarasan namun ini membuat keberagaman (seperti biasan pelangi dari cahaya mentari yang sama)
Mungkin sangat sensitif dan agak provokatif jika kami menyatakan ... ADA SESUATU YANG MUNGKIN BELUM DIKETAHUI KITA SEMUANYA TERMASUK JUGA YANG BELUM DISADARI PARA TUHAN, DIHAYATI PARA BRAHMA BAHKAN DIFAHAMI PARA BUDDHA SEKALIPUN ..... DALAM PERMAINAN DRAMA DALAM DARMA DARI KEAZALIAN HINGGA KEABADIAN YANG SUDAH, SEDANG DAN AKAN BERLANGSUNG SELAMA INI ....  Triade labirin paradoks diri - alam - inti dalam drama abadi dari fase azali hingga nanti ini (label eksistensial - layer universal - level transendental) dengan 'maha avijja' sebagai skenario samsariknya dan 'parama dhamma' sebagai desain holistiknya memang sangat complicated (jangankan untuk dilampaui dalam penembusan , untuk dijalani dalam penempuhan bahkan difahami dalam pengetahuan saja sulit & rumit ) 


 
spirituality is simple but not easy 
spiritualitas sebenarnya sederhana namun tidak mudah (difahami & dijalani )
sederhana (merendahkah ego atau merendahkan ide ?) tidak  berarti dangkal, lho 

Well, Spiritualitas walau tampak sederhana memang sangat complicated (satu gerbang ilmu hanya bisa dibuka jika wilayah ilmu-laku-teku sebelumnya bukan hanya telah difahami dan dijalani namun telah dicapai / dikuasai dan tanpa dilekati perlu dilampaui untuk memasuki gerbang berikutnya). Lagipula kita juga perlu realistis dengan segala keterbatasan dan pembatasan yang ada termasuk dan terutama keberadaan diri .... sudah layak atau belum. (Nibbana baru bisa tercapai dalam Panna keterjagaan  sempurna magga phala tidak sekedar sanna persepsi sebenar apapun pandangannya tidak juga tanha obsesi sehebat apapun pengharapannya).
Namun demikian karena ketidak-mengertian seseorang cenderung menganggap sedangkal apapun sesungguhnya level pencapaian dirinya (baik itu karena realisasi, referensi bahkan sekedar identifikasi ataupun imaginasi sekalipun) melabelkan dirinya sendiri sebagai yang tertinggi mengungguli lainnya untuk diakui segala keberadaannya & dituruti setiap keinginannya ..... sehingga tidak hanya stagnan untuk berkembang dalam keberdayaan namun bahkan jatuh terjebak &  tersekap dalam keterpedayaan  yang berkelanjutan (apalagi jika bukan hanya kebodohan internal namun juga pembodohan eksternal dilakukan .... payah & parah). 

Inilah sebabnya kami lebih suka istilah sederhana kedewasaan pencerahan ketimbang perayaan kebebasan (karena lebih : true, humble & responsible untuk tetap terjaga , menjaga & berjaga dari segala kemungkinan ... Kebenaran adalah Jalan Kita semua tetapi bukan Milik kita, Diri Kita dan Label Kita ... Anatta ? .. Well, hanya Sang Kebenaran (baca: Hyang Esa ... Tuhan Transenden dalam triade Wujud, Kuasa & KasihNya atas laten deitas keIlahianNya di segala mandala immanenNya yang nyata, mulia dan benar dalam kesempurnaanNya) yang benar. Sedangkan kita dalam keterbatasan & pembatasan yang ada memang sering bodoh, bisa saja salah, dan bahkan mungkin jatuh  namun tetap perlu segera bangkit kembali menempuh jalan benar itu dengan benar dalam niat, cara,& arah tujuannya ...  terjaga untuk evolusi eksistensial , menjaga bagi harmoni universal & berjaga demi sinergi transendental.

See :  apa itu kebenaran  Bhante Pannavarro. 
Lim, kalau kamu bertanya dan mencari kebenaran, kebenaran itu persis seperti panasnya lampu minyak yang barusan kamu rasakan. Ada namun tidak terlihat, terasa namun tak dapat digenggam, mengelilingimu dengan cahayanya namun tak dapat kamu miliki, semua orang merasakan hal yang sama, melihat pancaran lampu tersebut, namun saat ingin dimiliki atau disentuh dia tak tersentuh, namun dapat dilihat dan dirasakan, itulah kebenaran. 
Kebenaran itu universal Lim, milik penciptanya dan segenap dunia ini, namun saat kebenaran ingin dimiliki oleh satu orang saja atau satu kelompok saja, dia akan langsung menghilang tak berbekas, karena kebenaran itu untuk disadari, dijalani bukan untuk dimiliki oleh makhluk yang Annica ( Tidak kekal) ini, makhluk yang Lobha ( Serakah) ini, makhluk yang penuh Irsia ( Iri hati) ini, makhluk yang penuh dengan Moha ( Kebodohan) ini dan bukan pula punya makhluk yang penuh dengan Dosa (Kebencian) ini. Disaat sebuah kebenaran sudah di klaim oleh orang lain atau hanya milik sebagian kelompok saja, maka kebenaran tersebut akan berubah menjadi pembenaran, menurut dirinya sendiri, menurut maunya sendiri, menurut nafsunya sendiri. 
Jadi Lim anakku, berjalanlah diatas kebenaran, lakukanlah yang benar benar, namun jangan sekali kali muncul keinginan untuk memiliki kebenaran yang universal tersebut, karena kebenaran itu universal tidak dapat dimiliki oleh siapapun kecuali Sang Pencipta kebenaran itu sendiri. 
semoga dapat dipahami dan semoga semua makhluk berbahagia lepas dari penderitaan selamanya, Sadhu sadhu sadhu


KUTIPAN SKETSA 

KAIDAH KOSMIK  
Berikut kajian kami terhadap 3 masalah krusial esoteris panentheistic berdasarkan referensi Buddhisme & Mysticisme 

1. Mandala Advaita = Desain Kosmik
2. Niyama Dhamma = Kaidah Kosmik 
3. Kamma Vibhanga = Kaidah Ethika 

MANDALA ADVAITA 
Dimensi Samsarik
Grand Design , Strata Mandala, Episode Samsarik 
Kutipan : 31 Alam Kehidupan Samsarik & Nirvanik 

TANAZUL TARAQQI

Plus: hipotesa teoritis  3 (tiga) fase (Mandala Tiada Samsara - Mandala dengan Samsara - Mandala Tanpa Samsara). .... mungkin tepatnya state keberadaan. (apalagi tidak hanya laten deitas personal samsarik) . 
Dari secret data lama kami (maaf ... dulu memang lebai masih naif & liar .... sekarang ? makin parah & payah, hehehe ) Gnosis Publik  p.7

Dhyana Dharma Keberadaan :
Fase 1 :  Fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purwaning Dumadi  ( Dhyana ® Swadika ! )
Fase 2 : fase peng’ada’an. KeEsaan karena Tuhan. sangkaning Dumadi  ( Dharma ® Kehendak Ilahi )
Fase 3 : fase keberadaan  Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi  ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )
Dharma Dhyana Keberadaan :
Fase 3 : fase keberadaan  Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi  ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )
Fase 4 : fase peniadaan. Keesaan kembali ke Tuhan. paraning Dumadi ( Taraqqi ®Mandala Keberadaan )
Fase 5 : fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purnaning Dumadi ( Dhyana ® Pralaya ? )
Well, ini hipotesa teoritis dari 3 (tiga) fase (Mandala Tiada Samsara - Mandala dengan Samsara - Mandala Tanpa Samsara).  
1.Mandala Tiada Samsara, ( Fase hanya Dhyana > Dhamma ) 
Transenden = Transendental - Universal  - Eksistensial  (Esa - yang ada hanya Dia Sentra Yang Esa ) 
2. Mandala Dengan Samsara, (Fase  dalam Dhamma < Dhyana )
Transenden = Transendental , Universal  , Eksistensial  (Segalanya ada  karena Dia  Sentra Yang Esa) 
Tanazul Genesis = emanasi , kreasi , ekspansi ? 
2.1. Awal : Mandala Pra Samsara  
Transendental : keterjagaan esensi / zen ? Nibbana 
Universal  : keterlelapan energi / nama  Brahma : arupa & rupa , 
Eksistensial  : kebermimpian etheric / rupa Kamavacara : dunia - surga & apaya  
2.2.. Kini : Samsara Pra Pralaya  
Dunia :  sd pralaya  Svarga : sd pralaya (paska dunia ) - Apaya :  sd pralaya ( lokantarika ?) -  Brahma : sd pralaya ( abhasara etc  Nibbana : sd advaita ? 
2.3. Nanti : Samsara Paska Pralaya (versi Buddhism ? ) 
Lokantarika : residu rupa paska terkena pralaya : dunia - apaya - svarga - hingga rupa brahma Jhana 1 sd 3 (mengapa ?)
Brahmanda : restan nama tidak terkena pralaya : Sudhavasa + Anenja /& Rupa Brahma : Jhana 4 untuk kemudian 3 - 2 ( abhasara )  
Lokuttrara : bebas dari samsara & pralayanya : Asekha nibbana ( eksistensial ? + universal & transendental-nya)  
What's next ? 
- Siklus fase ke 2 Mandala Dalam Samsara berlanjut lagi (Kisah kasih nama rupa Brahmanda Lokantarika bersemi kembali sebagaimana biasanya ? ... kecuali
lokuttara & suddhavasa harusnya plus vehapala yang masih mantap & anenja yang masih terlelap juga ..... Asaññasatta ?)  
- atau... kembali ke fase 1 (kemanunggalan azali karena pencerahan keseluruhan/& keterjagaan Dia Sentra Yang Esa) 
- atau haruskah ada fase 3 (kemusnahan total karena kekacauan keseluruhan & kebinasaan Dia  Sentra Yang Esa ) 
3. Mandala Tanpa Samsara  (Fase  tanpa Dhamma - tiada Dhyana )  
tiada  Eksistensial - Universal  -  Transendental    (Segalanya tiada  tanpa Dia Sentra Yang Esa )  
Adakah Sentra dengan sigma & zenka lain ? Maha Sentra Utama ? dst dsb dll 
idea tidak lagi dibahas bisa keluar jalur ? : Spekulasi Rimba Pendapat tak perlu karena hanya memboroskan energi, perdebatan tak perlu  & sama sekali bukan upaya
yang perlu untuk bersegera dalam penempuhan keberdayaan aktual ? Samsara pribadi (eksistensial ) saja belum diketahui awalnya dan akhirnya (kejujuran nirvanik
Buddha ), apalagi samsara semesta (universal) terlebih lagi transendental (mengapa ?).


MANDALA SEMESTA 

atau tabel hipotesis yang agak 'gila' dari kami ini 
Skema Wilayah Tanazul Genesis & Taraqi Ekstasis meniscayakan keterrealisasinya transendensi impersonal bagi evolusi pribadi demi harmoni dimensi  

 

Wilayah

1

2

3

Transendental

Nibbana ‘sentra’ ?

Belum diketahui ? 7

Tidak diketahui ? 8

Tanpa diketahui ? 9

 

Nibbana ‘sigma’?

Belum mengakui ? 4

Tidak mengakui ? 5

Tanpa mengakui ? 6

 

Nibbana ‘zenka’ ?

Arahata 1

Pacceka 2

Sambuddha 3

Universal

Brahma Murni  (Suddhavasa)

Anagami 7 (aviha Atappa)

Anagami 8 (Sudassa Sudassi)

Anagami  9(Akanittha)

 

Brahma Stabil (Uppekkha )

jhana 4 (Vehapphala)

Asaññasatta 5 (rupa > nama)

Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 )

 

Brahma mobile (nama & rupa)

Jhana 1 (Maha Brahma)

Jhana 2 (Abhassara)

Jhana 3 (Subhakinha)

Eksistensial

Trimurti LokaDewa

Vishnu 7 (Tusita)

Brahma 8 (Nimmãnarati)

Shiva 9 (Mara?  Paranimmita vasavatti)

 

Astral Surgawi

Yakha  (Cãtummahãrãjika) 4

Saka  (Tãvatimsa) 5

Yama (Yãma)6 

 

Materi Eteris

Dunia fisik(mediocre’ manussa  &‘apaya’ hewan iracchãnayoni) 
+ flora & abiotik ? / 1
Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya)
2
Eteris Astral apaya Asura  (petta & /eks?/  Deva ) 
3

10 ? transendental 3 + universal 3 + eksistensial 3 = 9 ?  9 dimensi mandala di atas + 1 for Indefinitely Infinitum ( Realitas Aktual Transenden > Fenomena Formal Immanen dari personal laten deitas  ) for humbling in progress to mystery. 

MANDALA ADVAITA : just area ..
Kamavacara : Personal (kealamiahan sensasi kebahagiaan) : Ego - Anicca 
- bawah  : fisik - eterris 
- tengah  :
- atas      
Brahmanada : Transpersonal (KeIlahiahan fantasi keberadaan) : Self - Dukkha 
- bawah 
- tengah 
- atas 
Lokuttara : Impersonal (Keswadikaan esensi Kesunyataan) : Esa - Anatta 
- bawah : Nibbana  aneka jati Buddha ; tanha ? diri  kiriya 
- tengah  : Advaita  prajna paramitta  karma ? alam kaidah niyama 
- atas : Paramatta ? Udana ? 

Triade ( 3 in 1) =Tuhan ? Impersonal Lokuttara > Transpersonal Brahmanda > Personal Kamavacara (Guardians = cakkavati ?)
Tuhan = tanzih & tasybih ( Kausa Prima , Sentra Segalanya , etc ) 
- Panentheistik > Pantheistik (Dalam keseluruhan) : 
- Non-theistik > Not-theistik  (Tanpa pengagungan diri ) : 
- Post Taoistik > Absolut Statik (Terus selaras dalam dinamika asymptot penyempurnaan keseimbangan)
Dharma Vihara   :Balancing progress (symetry asymetry)

Jadi, Gnoti Seauton (Kenalilah dirimu /sebagai makhluk ?/) karena Man arofa nafsahu faqod arofa Robbahu hanya dengan mengenal diri (dengan segala keterbatasan makhlukiyahnya betapapun hebat pencapaian dan megah pengakuannya) maka kita akan mengenal Tuhan (Hyang Maha Sempurna dan SegalaNya). Ini adalah orientasi keyakinan awal dan juga realisasi kebenaran akhir. Dr. Ali Shariati melambangkan 1 adalah Hyang Esa, 0 adalah makhlukNya.  Meminjam istilah beliau ; berikut adalah paradigma kerobbanian yang menjadi orientasi awal bagi ketawaddhuan yang juga akan kembali menjadi  realisasi akhir bagi kecerdasan manusia. (*) = 1 tetap bernilai walau 0 tidak ada. 0 tidak bernilai jika 1 tidak ada. Maksudnya = Tuhan tetap ada walaupun makhluk ada ataupun tidak ada. Tuhan (kholik) adalah wajibul wujud yang keberadaanNya mutlak adanya ; selain itu (makhluk) adalah mumkimul wujud yang keberadaannya relatif adanya ~ bisa ada, bisa juga tidak ada ~ terserah dan berserah kepada kehendakNya. Tanpa Tuhan, segalanya tidak akan pernah ada. Tanpa segalanya sekalipun, Tuhan tetap ada.  Dia adalah  Hakekat yang merupakan penyebab dan kembali segala yang ada (baca: diadakan untuk mengada jadi tidak perlu terlalu meng-ada ada). (*) = 1 di depan 0 jauh bernilai dibanding 0 di depan 1 . Maksudnya = Jadilah pribadi 10; Pribadi yang mengedepankan Tuhannya diatas segalanya (termasuk dirinya sendiri). 0 didepan 1 dibelakang hanyalah bernilai 1 (satu) – ini gambaran pribadi yang mengedepankan selainNya pada kehidupan. Amaliah menjadi tak sempurna karena syirik, pribadi tidak konsisten karena terombang-ambing kepentingan duniawi/ kebanggaan berpribadi. Bahkan jika pada akhirnya yang satu (1) itu menjadi hilang, maka seluruh kehidupan kita tinggal 0 (baca: nol besar). (*) = 1 dibagi 0 tak terhingga ; 0 dibagi 1 tak berharga. Maksudnya = Pribadi yang berkarakter kuat dan cerdas adalah pribadi dengan kekuatan dan kecerdasan yang tumbuh berkembang karena ketawadhuan bukan dengan ketakaburan. 0 dibagi 1 tetaplah 0 – ini gambaran kecerdasan dan kekuatan diri dengan ketakaburan. (Lemah dan rapuh karena sesungguhnya :Tiada daya upaya tanpa izinNya.)  Namun … 1 dibagi 0 adalah tak terhingga – ini gambaran kecerdasan dan kekuatan diri karena ketawaddhuan. (Senantiasa tumbuh dan berkembang dalam keridhoan dan petunjukNya). 
Dalam pemberdayaannya (kesadaran, kecakapan, kemapanan dan ketaqwaan), sejumlah manusia mungkin saja mampu berkembang mendahului lainnya bukan hanya secara intelek (yang popular didewakan saat ini), namun juga intuisi (sayang sudah agak diabaikan sekarang) dan insight (sudah langka dan terlupakan?). 9 kecerdasan mungkin tercapai ( 3 tataran intelek =1. AQ /Adversity Quotient - ketahanan berjuang/, 2. EQ /Emotional Quotient - keluwesan interaksi/, 3. IQ /Intelligence Quotient - kepandaian kognitif/; 3 wawasan intuisi = 4. ISQ /Intelligence Spritual Quotient - keterarahan sati/, 5. ESQ /Emotional Spiritual Quotient - keihsanan ummi/, 6. ASQ /Adversity Spiritual Quotient - kemantapan yogi/; 3 penembusan insight = 7. ADQ /Adversity Divine Quotient- mukasyafah/, 8. EDQ /Emotional Divine Quotient - Mahabatullooh/, 9. IDQ /Intelligence Divine Quotient - Ma'rifatullooh/) namun demikian jika tidak dibarengi dengan orientasi kesadaran 10 maka itu semua tanpa makna. Realisasi Kecerdasan tingkat 10 (baca: sepuluh) atau orientasi kesadaran 10 (baca: satu-nol) ini mungkin yang dimaksudkan sebagai insan kamil, homo novus (New Man) atau apapun istilahnya – suatu pencapaian kesempurnaan manusia dalam keterbatasannya. Namun sebagaimana proses pemberdayaan dan orientasi ketawaddhuan sebelumnya inipun harus dianggap hanya sebagai proses berkelanjutan bukan maqom penghentian. Inilah perbedaan yang mendasar antara kesejatian pencerahan bijak seorang panentheist, keimanan sejati para monotheist atau bisa jadi pencarian murni kaum heretis dengan kesemuan ‘pencerahan’ pantheist, ‘wawasan’ agnostic, maupun ‘pandangan’ atheist. Keberkahan dan pemberkahan hanyalah dari, oleh, untuk dan kembali kepadaNya. Realisasi kebenaran bukan identifikasi pembenaran. Dalam keikhlasan bukan dengan kepamrihan. Senantiasa memberdaya diri secara berkelanjutan dalam JalanNya (sesuai fitrah yang ditentukanNya) dan tidak terperdaya setinggi apapun perolehan yang dicapainya (menurut anggapan kerdil terhadap diri sendiri maupun pengakuan semu dari orang lain). Hanya mereka yang telah menghayati surga di hatinyalah (karena hidayah kuasa kasih yang terpancar dari wujudNya telah melingkup hati hambanya - bukan sebaliknya ?) yang kemudian akan menghadirkan surga di dunia ini (memberkahi kehidupan dengan kuasa kesejahteraan dalam kebersahajaan kasih dan tidak melakukan pembenaran akan pengrusakan dan bermegah dengan kesombongan apapun bentuknya) sehingga layak mendapatkan surga di sisiNya kelak. Tanah (baca: jasad) memang kelak akan kembali ke bumi (baca: mayat) sebagaimana harusnya namun demikian cahaya (baca: ruh atau sekedar jiwa ?) sebagaimana layaknya kembali (untuk selalu menghadap) ke Sumbernya (Tuhan).

Lanjutkan dulu  ...

2. Niyama Dhamma = Kaidah Kosmik 
See :AN 3.136: Uppādā Sutta Sering disebut DhammaNiyama Sutta (?). 
Dhamma tetap ada walau Buddha muncul atau tidak (pada masa Buddhakalpa dan atau Sunnakalpa)
Dalam kitab suci Tipiṭaka pada Uppādāsutta bagian Aṅguttara Nikāya 3.136:
Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṃ anuppādā vā tathāgatānaṃ, ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe saṅkhārā aniccā. Taṃ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe saṅkhārā aniccā’ti.
“Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena terkondisi adalah tidak kekal.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena yang terkondisi adalah tidak kekal.’
Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṃ anuppādā vā tathāgatānaṃ ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe saṅkhārā dukkhā. Taṃ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe saṅkhārā dukkhā’ti.
Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena terkondisi adalah penderitaan.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena yang terkondisi adalah penderitaan.’
Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṃ anuppādā vā tathāgatānaṃ ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe dhammā anattā. Taṃ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe dhammā anattā’”ti.
Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena adalah tanpa-diri.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena adalah tanpa-diri.’”
Dalam agama Buddha, kelima hukum tersebut adalah sebagai berikut.
Utuniyāma, hukum kepastian atau keteraturan musim. ; Bijaniyāma, hukum kepastian atau keteraturan biji.
Kammaniyāma, hukum kepastian atau keteraturan kamma.; Cittaniyāma, hukum kepastian atau keteraturan kesadaran.
Dhammaniyāma, hukum kepastian atau keteraturan dhamma.
Link Media:
Keberagamaan  yang sesuai secara eksistenstial, selaras dengan kaidah universal dan mengarah dalam tataran transendental .
 

3. Kamma Vibhanga = Kaidah Ethika 
3. KAMMA VIBHANGA 

Secara simple bolehlah dikatakan  hukum karma adalah jika perbuatan baik dilakukan maka akan menghasilkan kebaikan juga kepada pelakunya demikian juga keburukan. Namun demikian kaidah nyata berlakunya hukum karma sangat kompleks tidaklah berjalan sederhana instant, direct & identik sebagaimana yang secara naif kita perkirakan. Ada 4 variasi kemungkinan dari kaidah kosmik hukum karma ini secara empiris menurut Buddha paska keterjagaan pencerahan samsarikNya 
Link data utama : Piya Tan untuk bahasan Mahakammavibhanga sutta
atau Link Video  berikut :
Ashin Kheminda DBS Playlist  = Hukum Kamma  Cula Kamma Vibhanga - Maha Kamma Vibhanga


Tentang Paska Kematian / Aneka Keberadaan =

Setiap dimensi samsarik memiliki faktor persyaratan karmik & kehandalan kosmik (untuk mengalami & mengatasinya) Walaupun fenomena mandala ini memang beragam level & labelnya (terpilah > terpisah ?) namun secara realitas terpadu adanya (esensi>energi>materi). Bersedia untuk senantiasa terjaga  menjaga  berjaga (apapun juga hasilnya ... jangan susah apalagi menyusahkan lagi di alam ini ) 
Terlepas dari pembenaran kebanggaan keakuan & kepentingan kemauan , dalam perspektif keEsaan apapun alamnya itu memang seharusnya adalah baik (setidaknya adil ... tepat bukan hanya sesuai dengan level batin zenka penghuninya namun juga demi keberlangsungan dimensi mandala alam tersebut). Misalnya begitu menderitanya seorang puthujjana yang masih sakau, galau & kacau dengan kesombongan, keserakahan &  kebencian jika harus berada di level kemurnian nibbana (Well, para Asekha di dimensi ini harus melampaui niraya eksternal baru juga, lho dengan keberadaan penghuni baru ini demikian juga wilayah ini). Ini juga berlaku di level samsarik kamavacara juga, lho. Terkadang sangat memprihatinkan para guardian niraya yang mengurus jasa laundry pemurnian jiwa dari dosa mereka yang mengotori dirinya sendiri (So, sesungguhnya siapa menyiksa siapa, bro?) ketimbang para guardian svarga yang hanya melayani pengumbaran lobha kenikmatan atas pahala kebaikan jiwa hingga batas akhir depositonya. Well, penangguhan mungkin memang bisa diterima jika demikian (too risky for all ...jadi perlu alam antara pra pralaya?).  So, biarkan advaita niyama dhamma melayakan keniscayaan yang tepat bagi semuanya secara transenden impersonal termasuk juga siklus pralaya (demi penyegaran atau pemusnahan ?) .
Sebagaimana dimensi samsarik lainnya ( apaya, surga bahkan alam Brahma sekalipun), dunia ini hanyalah terminal transit bagi evolusi spiritualitas diri berikutnya.  Peluang kesempatan / tanggung jawab sebagai manusia dsb dalam membawa keberkahan diri dan lainnya ... tidak sekedar berlibur, terhibur dan dikubur sebagai manusia untuk hanya kembali calon mayit/ demit ?  

jadi, inget kata  Buddha & para Suci lainnya : kelaziman ( kebodohan atau kewajaran?) kita cenderung menjadikan apaya menjadi rumah tinggal  berikutnya  (walau sesungguhnya bukan itu sangkaan pandangan & harapan keinginannya ... ironis atau tragis ?) 
Well, jika tiada faktor non-operative mahakammavibhanga ... walau tidak dimaksudkan sekalipun by product kelayakan pemurnian sila bukan hanya bisa lampaui apaya (alobha x petta, adosa x neraka, amoha x tirachana  ... asura ?) namun juga layakan investasi deposito kebajikan untuk digunakan liburan sementara kapling dimensi surgawi jika diperlukan (just refreshing penyegaran atau malah recraving pengumbaran ?) ; yang lebih penting jika mampu pencapaian meditatif bisa bereffek pada peningkatan intelgensi kecakapan yang lebih baik apalagi ditunjang panna kebijaksanan yang berkembang . 

AS /IF Petta apaya etc
Walau ini dianggap ‘wajar’ bagi lokiya dhamma namun termasuk apaya bagi saddhama (walau tampak ironis namun tidak menutup kemungkinan dikarenakan akumulasi kelayakan kamacitta sebagaimana kemelekatan akan memory figure bhava, obsesi ditthi dan tanha pengharapan status symbol berada di dimensi eteris ditengah ekspansi dewa label jatuhan asura & ekstensi dewa level rendahan yakkha ini)  
Case : pettavathu
Niraya ? jika terdampar di apaya  hidup sbg peta maka dengan upekkha kembangkan mudita (sikap apresiatif/positif atas niatan tindakan kebaikan lainnya) brahma vihara walau sulit. jika terlempar di apaya lainnya maka dengan upekkha kembangkan metta brahma vihara (kewajaran kosmik untuk aktualisasi kesadaran kasih universal sebagaimana kesedemikianannya kaidah impersonal transenden niyama dhamma  atas personal imanen terus berlaku walau tak butuh diakui dan tak sekedar bisa diyakini ) walau jelas sangat sulit.
Dalam Buddhisme Apaya adalah kemungkinan MLD ( Moha - hewan tirachana, Lobha - petta kelaparan , Dosa - niraya 'laundry' ) 

AS /IF Surga Kamadeva etc
surga ytcrash
Walau ini sangat didambakan bagi lokiya dhamma (walau tanpa perlu alam antara ?) namun (tanpa merendahkan) tidak bagi saddhama ? (walau tidak menutup kemungkinan dikarenakan akumulasi kelayakan kamacitta 'hanya' bisa berada di dimensi astral ini )
Case : jaminan nanda & bhikkhu surga Link Video : 1 & 2 
Jika surga & neraka tidak ada akankah Tuhan dipuja dalam kebaktian, kebajikan dan kebijakan ? Bukan karena  deficiency atau  sekedar transaksi (Sufi wanita Rabiah Adawiyah ... Mahabah cinta kepada TuhanNya bukan hanya mengatasi kecintaan kepada siapapun /Nabi, Surga ?/ namun juga kebencian kepada apapun termasuk kepada  /iblis & neraka?/). 

AS /IF Brahma etc
buddha brahma
Walau ini sangat didambakan bagi mystics pantheist namun tidak bagi saddhama (walau tidak menutup kemungkinan dikarenakan bukan hanya kelayakan/kecakapan namun juga kemantapan/kemapanan kamacitta dan samadhi bhavananya)
Case : batin mencari & menjadi "tuhan" yang lebih sejati ? , dilemma antara kenyamanan 'transendensi' nama ke anenja (terlelap? alara kalama & Uddhaka ramaputta eks guru dengan tataran ilmu yang telah dikuasainya pra Uruvela ) vs keberadaan 'immanensi' rupa ke samsara (terjatuh? Brahma Baka yang terprovokasi Mara ? ).
(Fake story ?)  Buddha ditanya keberadaan Tuhan .... Dia menjawab akan keberadaanNya kepada yang mengingkariNya namun menyangkal keberadaanNya kepada yang meyakiniNya. (bukan kepercayaan namun keberdayaan ... memastikan tataran fakta bukti  penempuhan/penembusan dalam kemurnian yang utama bukan sekedar meyakini gagasan internal/ wawasan eksternal. 

AS /IF Nibbana etc
pencerahan Buddha

Walau keterjagaan dalam dvaita kesunyataan ini dipandang ‘sangat sempurna’ bagi buddha dhamma namun dalam 'kebersahajaan' akan advaita kesedemikianan ini ‘cukup bijaksana’ bagi saddhama (Holistik melampaui Nivritti negative & harmonis melampaui Pravritti positive )
(Fake story ?)  Buddha diam ketika ditanya apakah Dia mencapai Nibbana .... Jika Dia menjawab "Tidak", Dia berdusta akan realisasi pencapaian keterjagaanNya , Jika Dia menjawab "Ya" , Dia berdusta karena Nibbana mustahil tercapai jika masih ada 'keakuan" samsarik.

IMPERSONAL REALITY :
Case : No Ego (level > label, 'tan-diri' > 'diri', 'tan-alam' > 'alam'). 
Intinya : No (fake) Ego ... Just be IN One .... Do as Ariya be  
LEVEL IMPERSONAL > LABEL PERSONAL
keniscayaan kesedemikianan > pengharapan penganggapan
perlu kelayakan > kesadaran > kefahaman : acinteya ariya - panna kiriya 
Keswadikaan pemurnian kesejatian : dari MLD (moha - lobha - dosa) /asava (anusaya- nivarana- kilesha vs panna- samadhi- sila ? )
kewajaran meng-esa & kesadaran anatta ( Taoism weiwuwei = action without actor / acting ?.... just process )

Impersonal Reality : keselarasan  kesadaran berpandangan taransendental, kelayakan berpribadi universal dalam kewajaran berprilaku eksistensial 
menatap Buddha Rupang  reversed inference (Empati kosmik < Direct Insight?)
Dibalik Sita Hasitupada Rupang Buddha : Apa arti senyumMu, Tathagata ? Dilemma Acinteya Simsapa Buddha Gautama :
Aku (sesungguhnya) tidak pernah menyusahkan dunia namun dunia ini (sewajarnya?) akan selalu menyusahkan aku.
Apakah yang seharusnya dilakukan ? secara transendental (sebagai zenka swadika ) JMB 10 
Apakah yang sebetulnya dilakukan ? secara universal ( sebagai media semesta ) JMB 8
Apakah yang sepatutnya dilakukan ? secara eksistensial (sebagai figur persona ) JMB 5 
Dalam shunyata permainan keabadiaan dualitas ini bhava samsara terdelusi keakuan & kemauan faktisitas/vitalitas keberadaan diri dan cenderung “kegeden anggep & kakehan karep’ (membesarkan kebanggaan eksistensialitas diri & mengejar kebahagiaan eksternalitas) biarlah kusadarkan mereka dengan dengan sisi lain dualitas permainan ini dengan idea simsapa kenyataan dukkha derita pelekatan tanha akan anicca segala proses perubahan kemenjadian yang ada di segala sesuatu atas delusi samsarik pemeranan diri yang anatta ....untuk KEBIJAKAN ADDUKHA DEMI KEBENARAN ANICCA BAGI KEBAJIKAN ANATTA. So, Just be Impersonal

SITA HASITUPADA 

Tersenyum seperti Buddha
(Smile like a Buddha ... not as a Buddha ? ) 
Be Realistics to Realize the Real 

Tersenyumlah seperti Buddha walau itu memang masih 'fake' (semu) dan tidak 'real'(nyata).
Ini bukan dimaksudkan untuk 'memotivasi' diri bagi kesombongan pencitraan diri dengan melagakkan seakan pencapaian keniscayaan telah terjadi hanya dengan cara itu.
Ini dimaksudkan untuk mengarahkan diri untuk kebijaksanaan penyadaran diri dengan melayakkan peniscayaan keniscayaan yang secara murni dan alami seharusnya terjadi.
Senyum kearifan Ariya yang melampaui sikap positif apalagi negatif.

Bagi Dia yang sudah terjaga itu ekspresi authentik 
Bagi kita yang belum terjaga itu exercise holistik

Tersenyum seperti Buddha JMB 5
karena terfahami secara intelektual simsapa kebenaran spiritual
Kecakapan Pandangan benar akan mengarahkan fikiran benar (kesadaran notion batin)
Kecakapan fikiran benar akan mengarahkan tindakan bajik (ketulusan dana sila etc)
Kecakapan tindakan bajik akan mengarahkan asset mulia (kemurnian punna kusala )
Dhamma indah pada awalnya dengan terlampauinya tataran eksistensial diri
(harmoni dunia - terhindar apaya - terlayakkan surga = Dibba Vihara )

Tersenyum mengarah Buddha JMB 8
karena tercapai secara meditatif acinteya hakekat kenyataan spiritual
Paska asset mulia terus lanjutkan Adhi-Sila (alobha -adosa - amoha : tihetuka)
Paska Adhi-Sila terus lanjutkan Adhi-Citta (Samma Samadhi : Jhana Brahma )
Paska Adhi-Citta terus lanjutkan Adhi-Panna (Samma Vipasana: Gotrabu Nana?) 
Dhamma indah pada pertengahannya dengan terlampauinya tataran universal diri
(harmoni batin - terlampaui moksa - terlayakkan magga  = Dhamma Vihara )

Tersenyum sebagaimana Buddha JMB 10
karena terbukti secara insight advaita desain labirin permainan spiritual
Dengan masaknya Adhi-Panna layaklah Realisasi Keterjagaan (nibbana: pemurnian magga/phala  )
Dalam Realisasi Keterjagaan layaklah Realisasi Kebijaksanaan (panna: sabbanutta/ patisambhida?)
Dalam Realisasi Kebijaksanaan layaklah Realisasi Ketercerahan (kiriya: kusala  non karmik?)
Dhamma indah pada akhirnya dengan terlampauinya tataran transendental diri 
(harmoni - terbuka nibbana - terlampaui samsara  = Ariya Vihara )

Dhamma akan melindungi siapapun yang menempuhnya dengan benar, tepat dan sehat.
Teruslah memperjalankan 'diri' demi semakin terjaganya orientasi, kualifikasi & realisasi
Jalani saja proses penempuhannya secara murni tanpa perlu ambisi/obsesi yang menghalangi.
Layakkan diri sebagaimana kaidah Niyama Dhamma meniscayakan pelayakannya secara alami.
Terima, kasihi dan lampaui segala episode penempaan diri sebagaimana ariya nantinya.
Layakkan diri sebagai Ariya ... maka jikapun nibbana pembebasan belum (mampu/perlu?) tercapai , maka keterjagaan, kebijaksanaan dan ketercerahan akan membawa keswadikaan, keberdayaan, dan kebahagiaan dimanapun wilayah, bagaimanapun suasana dan apapun peran zenka keabadian yang dijalani .... Pada hakekatnya, Samsara hanyalah ilusi mimpi dari Nibbana bagi semuanya.

PARADIGMA SEDERHANA  KEMBALI MEMBUMI 
Finally , 
Well, ini akan jadi menarik juga untuk kembali membumi sebagaimana sebelumnya menghadapi kompleksitas kenyataan hidup bersama lainnya dalam wisdom kewajaran eksternal dengan gnosis kesadaran internal tersebut.
Setelah mendaki bersama Buddha ini saatnya bagaimana menari bersama Shiva
Pesan Kesucian Buddha : Demi Evolusi Pribadi ... jauhi kejahatan namun dengan tanpa membencinyaJalani kebajikan namun dengan tanpa melekatinya dan Sucikan fikiran namun dengan tanpa mengidentifikasikan apalagi mengeksploitasikan diri padanya .
Pesan Kearifan Shiva : Bagi Harmoni Dimensi...dengan tanpa membencinya Jauhi kejahatan, dengan tanpa melekatinya jalani kebajikan dan dengan tanpa mengidentifikasikan apalagi mengeksploitasikan diri padanya  sucikan fikiran. 

Tiga Pesan Abadi keheningan kosmik yang diungkapkan para Buddha : Jauhi kejahatan, jalani kebajikan, sucikan fikira
https://www.youtube.com/watch?v=tig-9g5RYrc&list=PLZZa2J4-qv-bpW9lgcl0XfLNL7tfMzZZD&index=63&t=34m55s
Link Data: www.tiny.cc/dhammapada-183Bro Billy Tan (p. 12 - 20)
Jauhi kejahatan namun dengan tanpa membencinya, Jalani kebajikan namun dengan tanpa melekatinya dan Sucikan fikiran namun dengan tanpa mengidentifikasikan apalagi mengeksploitasikan diri padanya (Dhammapada : 183). Itulah paradigma (yang walau tampak terdengar "sederhana" namun sesungguhnya sangat sempurna / bijaksana ) wejangan para Buddha untuk bukan hanya melalui namun juga melampaui samsara menuju Nibbana yang direalisasikan dalam keterarahan /keselarasan simultan triade pemurnian Sila - Samadhi - Panna.
Keselarasan dalam Saddhamma .... Inilah cara untuk menjalani kebenaran itu dengan tanpa syarat apapun   Well, bukan hanya "sekedar' demi membawa level evolusi pribadi yang lebih baik (eksistensial), menjaga harmoni dimensi  yang semakin kondusif (universal) namun karena memang demikianlah amanah keselerasan yang ditetapkan untuk dijalani (transendental).... sinkronisasi peniscayaan berkah yang memang seharusnya dilakukan atas keniscayaan berkah yang sudah digariskan pada keberadaan, dalam kesemestaan oleh kesunyataan Impersonal Transenden ini.
Jadilah media kebaikan yang murni x media keburukan yang kacau bagi diri sendiri, makhluk lain dan living cosmic ini baik transendental, universal, eksistensial . senantiasa terjaga sebagai media impersonal akan figur personal samsariknya sehingga memungkinkannya untuk bukan hanya berjaga dari keterpedayaaan bahkan semakin memberdaya diri namun juga mampu menjaga untuk tidak hanya memperdaya lainnya namun justru memberdaya lainnya..... tetap orientasi berpandangan, berpribadi, berprilaku ariya apapun peran, dimanapun dimensi dan kapanpun situasi kondisinya. Menerima tanpa perlu kebencian, mengasihi tanpa perlu pelekatan , melampaui tanpa perlu merendahkan. So, jika keniscayaan pembebasan/ pencerahan/ pemberdayaan belum mampu tercapai, keselarasan tertib kosmik yang holistik, harmonis dan sinergik akan kebenaran, kebajikan dan kebijakan masih terjaga .... bagi diri sendiri, makhluk lain dan living cosmic ini.

Kutipan :

Be Realistcs to Realize the Real  .....Untuk kesekian kalinya, apapun yang terjadi, mencintai kebenaran adalah kemutlakan (bukan pilihan …  karena jikapun tiada keselarasan dalam menyesuaikannya sebagaimana harusnya maka dengan keterpaksaan  toh kita akan tetap menerima keniscayaan akan dampak karmic & effek kosmik nya juga .... jadi 'sami mawon' / sama saja ).  
Hidup dalam kebenaran seharusnyalah hidup dengan kebenaran juga. Tidak perduli apakah nanti akan ada kemanunggalan dalam pencerahan ataupun kemusnahan untuk keseluruhan, tetaplah konsisten dalam transformasi spiritualitas yang harmonis autentik & sinergis atas kesemestaan baik eksistensial (diri pribadi), universal (alam kehidupan bersama) dan transcendental (sentra keberadaan segalanya).
Disamping kemantapan eksistensial dalam peran duniawi saat ini (citra persona biasa saja, smart skill bisa juga, asset hidup cukup) ; jangan lupa (ini justru yang utama)  siagakan untuk kelanjutan perjalanan kehidupan nantinya (level swadika keariyaan , bakat talenta kecakapan & hisab visekha kelayakan ). Sedangkan,  untuk kenyamanan keseluruhannya : berempati (pada dasarnya semuanya sama saja ... laten deitas dari Sentra sejati yang sama hanya beda label & level pada dimensi mandala pada saat ini . Well, orang lain / makhluk lain adalah sebagaimana diri kita sendiri namun saat ini berada dalam peran yang berbeda .... walau respek dalam metta atas casing 'dagelan' nama rupa masing-masing memang tetap perlu diperhatikan sesuai skenario kehidupan yang berlangsung ... tidak anggep 'arogan" & norak tranyakan ), menjaga harmoni dan bersinergi dalam kebersamaan & kesemestaan ini.

Kita adalah media impersonal dengan berbagai peran eksistensial dalam arena universal di segala wilayah immanen Hyang Transenden. 
sadari & jalani permainan peran / amanah tugas ini dengan selaras pada kaidah keniscayaan kebenaran saddhamaNya 
dengan senantiasa terjaga  , menjaga & berjaga 
Be realistics to realize the Real 
Be True, Humble & Responsible  as one (existensial figure) in One (Universal immanent ) of  ONE  (Esensial Transendent )
Just as it is  

Just Simple Words to Begin and Fade Away
(Hanya Kata-kata Sederhana untuk memulai dan kemudian Berlalu) 
https://www.youtube.com/watch?v=3CnCSHVAT_k&list=PLZZa2J4-qv-bpW9lgcl0XfLNL7tfMzZZD&index=50&t=5m8s
Silence is the language of God. All else is poor translation. ~ Rumi
Keheningan adalah Bahasa Ilahiah. Segala lainnya hanyalah terjemahan semu adanya.


Pada hakekatnya kita adalah makhluk spiritual yang menjalani peran sbg manusia ketimbang sbg manusia yang menjalani tugas spiritual..Kita hanyalah ketiadaan yang diadakan dalam keberadaan untuk sekedar sederhana mengada tanpa perlu mengada-ada dihadapanNya...betapa indahnya kehidupan jika kita tiada ragu untuk mampu hadir dalam kesederhanaan yang murni, tulus apa adanya tanpa perlu membalutnya dengan kemasan kesempurnaan yang walaupun mungkin tampak indah dan megah namun semu dalam kesejatiannya..... Belajarlah meng-"esa"-kan diri dalam keseluruhan, kebersamaan dan kesemestaan....Kebahagiaan kita berbanding lurus dg kebijaksanaan kita namun berbanding terbalik dengan kemelekatan kita. Tdk semua yang kita inginkan akan menjadi kenyataan,  tdk semua yang tdk kita inginkan tdk akan menjadi kenyataan. So, perlu kebijaksanaan untuk menerima kenyataan sebagaimana adanya dan tidak terlalu mengharuskan keinginan kita menjadi kenyataan.....  Dunia mungkin hanya memandang dari produk pencapaian kita di permukaan,  namun Tuhan sesungguhnya di kedalaman menilai kita dari proses penempuhan kita. So, jangan terkelabui oleh permainan duniawi karena dihadapanNya tidaklah penting harta kekayaan, nilai perolehan, kemuliaan diri dsb yang pada dasarnya hanyalah by product dampak samping dari perjalanan kehidupan ini. Dia lebih mengutamakan bagaimana cara kita mensikapi, menjalani dan mengatasi amanah kehidupan ini sebagai atsar amalan diri kita kelak. Bukan kaya miskin harta kekayaan, baik buruk nilai perolehan, mulia nista duniawi yang menjadi indikator bagiNya dalam menilai kualitas diri hambaNya tetapi seberapa ikhlas kita mensikapi , seberapa istiqomah kita berikhtiar menjalani dan seberapa tawakal kita menerima garisNya...Bagaikan biasan warna -warni pelangi yang berasal dari Sumber Cahaya Putih Cemerlang yang sama walau dalam dunia segalanya tampak berbeda di permukaannya,  namun dalam Dharma segalanya menyatu dalam kesejatianNya.

Silence is the language of God.
All else is poor translation. 
~ Rumi
Keheningan adalah Bahasa Ilahiah. 
Segala lainnya ungkapan terjemahan semu belaka

Tiada kata yang seharusnya dipercaya (termasuk / terutama dari kami ) selain fakta (yang memang terjadi )
(No Fact -  No Truth - No Faith)
tanpa dusta akan kebenaran sejati, tiada perlu duka untuk disesalkan nanti 

BE RESPONSIBLE  
bertanggung jawablah 

BE HUMBLE 
(dalam) kerendah-hatian 
 
BE TRUE 
(untuk menjadi) sejati
TAMPAKNYA MEMANG SUDAH CUKUP 
 (memang cuma itu bisanya ... maklum cuma padaparama dihetuka)

Nothing Else Matters | Metallica
I
So close, no matter how far
Begitu dekat, tak peduli betapapun jauhnya
Couldn't be much more from the heart
Tak mungkin bisa jauh dari hati
Forever trust in who we are
Selamanya percaya pada diri kita
Dan yang lain tidaklah penting

II 
Never opened myself this way
Tak pernah membuka diriku seperti ini
Life is ours, we live it our way
Hidup ini milik kita, kita jalani dengan cara kita
All these words I don't just say
Kata-kata ini tak hanya kuucap
And nothing else matters
Dan yang lain tidaklah penting

III
Trust I seek and I find in you
Kucari rasa percaya dan kutemukan di dirimu
Every day for us something new
Tiap hari kita temukan hal baru
Open mind for a different view
Buka pikiran untuk pemandangan baru
And nothing else matters
Dan yang lain tidaklah penting

IV
Never cared for what they do
Tak pernah peduli dengan apa yang mereka lakukan
Never cared for what they know
Tak pernah peduli dengan apa yang mereka tahu
But I know
Namun aku tahu

Back to I, IV, II, III, IV, I


MUSICS

 QUOTES








 

 

 

Finally , 

Be True, Humble & Responsible
(x fake, identificative & manipulative )
Jadilah Sejati (sebagaimana nyatanya), 
Rendah hati (sebagaimana harusnya) & 
Bertanggung jawab (sebagaimana pastinya)

dengan kebijaksanaan akan penicsayaan keniscayaan 
dalam keseimbangan harmonisasi kewajaran membumi 
untuk keberimbangan transendensi kesadaran mendaki
bagi kecakapan, kelayakan & kewajaran  
untuk direalisasi 

Video Music : Two Steps From Hell - Victory (Battle Cry)
ts=4s Music makes you braver ? Musik membuat anda berani ?

Hiduplah secara perwira sebagai Pemberdaya kehidupan
dan matilah sebagai ksatria tanpa terpedaya kematian
 
Itulah persembahan kesejatian terbesar spesies manusia
dalam keberadaan, kesemestaan dan kesunyataan
sebagai pecinta kebenaran 

bukan hanya demi kemegahan duniawi untuk kekuasaan semu ingin dipuja
bukan sekedar demi pengharapan surgawi untuk balasan kebaikan semata
bukan juga demi kebebasan tertinggi untuk kelayakan pemurnian belaka

karena memang demikianlah 
equilibirium homeostatis interconnected 
dalam Keselarasan Saddhamma  
memang niscaya selalu terjadi  dan akan terus terjadi
dari keazalian, hingga keabadian Kebenaran Sang Esa
Hyang Nyata, Hidup, Murni (triade : wujud-kuasa-kasih)
dalam mungkinnya keberadaan maupun ketiadaan diri

Semoga segalanya cukup bijaksana untuk memahami samsara permainan abadi kehidupan ini
Semoga segalanya mampu berbahagia untuk mengasihi konsekuensi interconnected logis yang terjadi
Semoga segalanya makin berdaya untuk melampaui dilemmatika amanah tanggung jawab pemeranan yang diterima


Amor Dei, Amor Fati
(Jika cinta Tuhan cintailah juga GarisNya.)  
Dhammo have rakkhati dhammacarim 
(Dharma kebenaran akan melindungi para penempuhNya ) 
Gate Gate Paragate Parasamgate .... Bodhi Svaha 
(lampaui delusi apaya, sensasi surga, fantasi brahma ... murni terjaga, berjaga dan menjaga)
Appamadena Sampadetha 
(berjuanglah untuk tidak lengah sebagai/selayak/selaras ariya) 
Wei Wu Wei 
(Just flow .... being totally conscious process ... action without actor & acting)
Que Sera Sera ... Pantha Rei 
(Apapun yang terjadi terjadilah .... Biarlah semua mengalir apa adanya)
So, 
inilah waktu kami untuk berhenti & melepas Que sera sera. Pantha Rei.  
Apapun yang terjadi terjadilah. Biarkan semua mengalir apa adanya. 
Gitu aja koq repot ... 
nggak usah "meng-ada-ada" ("meng-ada" saja sudah susah)
dianggap selesai ya .... posting & sharing 
silakan lengkapi sendiri (buang - revisi atau ...   terserah  )

MAAF JIKA ADA CONTENT BLOG / VLOG KAMI YANG MEMBUAT ANDA TIDAK BERKENAN
TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN , PERHATIAN & KUNJUNGANNYA
SALAM 

Terakhir, 
Semoga segalanya cukup bijaksana untuk memahami samsara permainan abadi kehidupan ini
Semoga segalanya mampu berbahagia untuk mengasihi konsekuensi interconnected logis yang terjadi 
Semoga segalanya makin berdaya untuk melampaui dilemmatika amanah tanggung jawab pemeranan yang diterima 

Well, apa yang sudah ditetapkan sudah cukup maksimal dijalankan, apa yang memang mampu dilakukan sudah cukup optimal dikerjakan, apa yang memang kebelum-fahaman/ ketidak-cakapan kami nyatanya  toh juga sudah sejujurnya diungkapkan .... So, What's next ? Que Sera Sera ... Pantha Rei.  

Penutup :
Semoga wabah corona setelah menjalankan tugasnya merehat sejenak kehebohan duniawi kita akan berlalu dan membuat kita lebih bijak dan bajik lagi dalam memandang perspektif kehidupan dan keabadian ini secara lebih meluas dan mendalam sehingga pribadi lebih terarah dan prilaku tidak lagi tranyakan karena mulai memandang dengan  tidak picik /dangkal lagi. 
Semoga semua makhluk berbahagia menerima segalanya, cukup bijaksana untuk tetap seimbang dan berimbang memberdayakan spiritualitas individualitas/ universalitas diri & lainnya dalam penempuhannya.  
Kehidupan adalah episode Drama kosmik keabadian yang perlu kebijaksanaan agar  senantiasa sadar terjaga dengan segala kemungkinan yang ada, mengembangkan keberdayaan kecakapan dan meningkatkan kebijaksanaan untuk setiap situasi dan kondisi yang terjadi ....segala kebajikan murni dijalani dan kelayakan wajar diterima sebagaimana adanya …. Menerima, mengasihi  dan melampaui segalanya tanpa perlu lobha dan dosa (karena memang tiada yang perlu terlalu  dilekati apalagi harus dibenci dalam 'dagelan' internal universal ini), tanpa perlu kesombongan dan kedengkian (karena walau berbeda dalam labeling /leveling keberadaannya segalanya berpadu setara bersama untuk melengkapi keragaman posisi pada mandala keabadian living kosmik yang sama), tanpa perlu avijja pembodohan diri dan asava pembodohan lainnya (karena akan senantiasa ada dampak impersonal transenden dari segala kecerobohan individual /pelanggaran universal yang personal imanen ) dalam kelanjutan permainan keabadian ini....bahkan jikapun akhirnya nanti ada kemungkinan mahapralaya total (seluruh mandala ini sirna karena sunyata keterjagaan atau bahkan niskala kebinasaan sentra yang meliputi segalanya). Setiap keakuan/kesombongan akan menjatuhkan, ketagihan/ ketamakan akan menjerat dan kekesalan/ kezaliman akan menghancurkan (walau mungkin bisa berakibat pada lainnya namun pastilah mengenai dirinya sendiri saat itu dan dampak karmik selanjutnya ) demikian pula sebaliknya.     

Baiklah, segenap idea tampaknya sudah tersingkap – seluruh kata tampaknya juga cukup terungkap. Sementara perjalanan kehidupan belum selesai , penjelajahan keabadianpun belum juga usai. Masih banyak pekerjaan yang tertunda, begitu banyak kegiatan yang belum dikerjakan. Saya kira tidak ada lagi yang perlu dikatakan walau masih banyak yang ingin dibicarakan. Adalah Haq untuk menyatakan seperlunya saja sesuai kehendakNya dari kemungkinan hak untuk mengatakan semua yang diinginkan belaka.
Jika ada kebaikan itu dari Tuhan karena Dialah sumber dari segala keberadaan, kebenaran dan keindahan yang Haq dimana setiap makhluknya hanya dapat memantulkan kemuliaanNya hanya sebatas keterbatasannya (Dimuliakan Tuhan Hyang Maha Sempurna di atas segalanya – sehingga tiada haq bagi kita untuk sedikitpun berbangga di hadapanNya). Jika ada kesalahan dalam artikel ini maka ini sepenuhnya kekhilafan saya dalam menafsirkan dan memantulkan pengertian dari pembelajaran keabadian yang diberikanNya dalam pemberdayaan kehidupan ini (Dan untuk itu izinkan saya istighfar dan mohon maaf atas kekurangan ini.)
Ya, Tuhan. Begitu luas dan dalamnya hikmah kebenaran ilmu-Mu (yang sangat transcendental, transrasional dan translingual – melampaui fananya keberadaan, terbatasnya penalaran dan jangkauan kebahasaan). Setiap saat keterbatasan intelek dan intuisi menjelajahi cahaya ilmu-Mu, Kau bukakan gerbang ilmu lainnya yang lebih luas untuk kembali dijangkau sebagai fakta, direngkuh dalam idea, dan diungkap dengkap kata. Dan demikian selalu berlanjut (walau memang harus diakui ada kegairahan jiwa yang ingin dewasa untuk berusaha menyibaknya dalam kegelisahan hati untuk merengkuhnya dalam mandala global idea pada keterbatasan akal untuk mengungkapkannya dalam rangkaian linear kata agar bisa dilaksanakan melalui tindakan nyata.)
(Well, tampaknya sebagaimana karya yang lain, artikel ini mungkin memang tidak akan pernah tuntas selesai walau deadline sudah habis dan diperpanjang terus – menerus ….. Jadi, yah, diterima, dimaklumi dan dianggap selesai saja. Gitu aja koq repot).
Wasalam. 

KUTIPAN KOMENTAR 
antara lain :

Munafik arahat palsu Bahiya 1 43:32 kukuh teguh dalam kemunafikan. 1:02:01 arahat palsu
Anumodana Bhante Ashin Kheminda dan DBS atas tayangan public Dhamma Desana Bahiya Sutta ini setelah Asivisopama sutta lalu..
PROLOG  
Untuk kesekian kalinya saya harus jujur mengagumi kebijaksanaan taktis demi transendensi pencerahan yang bukan hanya translingual namun transrasional Buddha Gautama sebagaimana pembabaran alur dukkha asivisopama sutta sebelumnya untuk menyadarkan faktisitas keberadaan problem dilematik samsara diri (analisis 16 nana vipassana paska samatha : via ‘stepping stone’ nibbida untuk melonggarkan cengkeraman upadana kemelekatan papanca samsarik agar sankhar-upekkha keberimbangan formasi termantapkan - anuloma peniscayaan tersesuaikan dan transformasi gotrabu terlayakkan bagi realisasi magga-phala nibbana pencerahan sehingga keniscayaan aktualisasi kiriya non-karmik sebagai Ariya secara autentik murni terrefleksikan ).
STATISTIK ?  
Ke-Buddha-an adalah potensi nirvanik dari esensi murni segala level spiritualitas keberadaan samsarik yang harus menempuh faktisitas penempuhannya masing-masing . Nibbana adalah keterjagaan dan samsara adalah keterlelapan. Buddha sesungguhnya adalah Dia (semoga juga kita semua akan demikian) yang sudah bangun terjaga dari mimpi tidur samsariknya. Semua bhava samsara sesungguhnya (disadari atau tidak) adalah pengarung Dharma keBuddhaan di samudera samsara walaupun dalam label eksistensial bukan penganut ‘agama’ Buddha. So, (maaf) jangan terdelusi statistic kuantitas populasi Buddhist di permukaan.
Buddhisme yang dibabarkan Buddha Gotama adalah segenggam permata kebijaksanaan simsapa yang karena jangkauan pemberdayaannya sangat luas (tidak hanya untuk pendewasaan pribadi, keharmonisan duniawi, perolehan surgawi, pencapaian brahma, kemampuan abhinna namun bahkan terutama pemurnian bagi keterbebasan dari samsara ini) relative bukan hanya tidak lebih mudah difahami namun juga akan cukup susah untuk dijalani bagi semua bhava samsara yang masih terlelap dalam mimpi keakuan, terseret dalam banjir kemauan, tersekap dalam kesemuan , terjebak dalam kenaifan, dsb… sedangkan demi kelayakan penempuhan (terutama untuk ‘uncommon wisdom’ pembebasan) sejumlah kode etik kosmik kemurnian yang tidak selalu ‘popular’ dengan kecenderungan pembenaran samsarik kepentingan ego mutlak memang perlu dijalankan pelayakannya, antara lain kedewasaan menerima, mensikapi dan melayakkan diri atas kaidah karma ( > pembenaran manipulatif kepercayaan harapan/anggapan akidah pengampunan/ pelimpahan) , kemurnian aktualisasi holistik (> defisiensi kepamrihan/ pencitraan) , refleksi kasih murni tiada batas tanpa eksploitasi standar ganda, menjaga harmoni keseluruhan sebagaimana yang Beliau niscayakan tanpa noda (identifikasi pembanggaan kesombongan diri), tiada cela (eksploitasi pembenaran kepentingan diri) tetap bermain ‘cantik’ (harmonisasi transenden pada wilayah immanent … walau memiliki Dasabala keunggulan adiduniawi tetap bijak dan murni terjaga tidak memanipulasi tataran samsara duniawi dibawahNya …. karena walau samsara 'hanyalah' fenomena bayangan kenyataan semu dari Realitas kebenaran Nibbana namun adalah tetap tidak etis bagi yang telah terjaga melanggar ‘aturan main’ wilayah mimpinya . Samsara dalam advaita mandala ini tampaknya memang perlu ‘ada’ bukan hanya sekedar menampung aneka kehebohan pagelaran chaotik drama delusive bagi keterlayakan level episode berikutnya namun juga demi tetap berlangsungnya keberagaman pada kasunyatan abadi ini?) dalam masa pembabaran Dhamma paska pencerahan hingga parinibbana kewafatanNya (laporan ‘pandangan mata batin Ariya’ proses adiduniawi non-empiris paranibbana Beliau oleh Arahata Anurudha kepada Sekha Ananda atas validitas konsistensi keniscayaan Magga Phala Samma-SambuddhaNya).
BAHIYA SUTTA ?  
Dari prolog dan komentar awal tampaknya karakteristik alur tema Anatta akan dibabarkan pada sessi Bahiya Sutta ini. Sangat menarik untuk disimak karena pra asumsi awal kami … dari tilakhana, anatta adalah factor krusial pembeda yang membuat Ariya Dhamma ini bukan hanya melingkupi (bisa mencapai) namun juga mengungguli (bisa melampaui) lainnya (lokiya : asura dewata/ anenja brahma ?). Faktor Anicca dalam batas tertentu memang bisa difahami dan dilalui lokiya dhamma (norma duniawi – etika surgawi .. awas /ditthi + tanha/ dan sangat liarnya sensasi kemauan yang bisa menjerumuskan ke Lokantarika paska pralaya 2 ?) , factor dukkha pada level tertentu juga masih bisa disadari dan dicapai anenja dhamma ( unio mystica – pantheistics … awas /mana + avijja/ plus masih naifnya fantasi keakuan dimensi Abhassara untuk menyeret kembali dalam perangkap samsara paska pralaya 4 ? ) namun annata adalah factor penentu yang memungkinkan lokuttara dhamma ini mampu mengaktualisasi kemurnian penempuhan (> defisiensi kepamrihan & pencitraan) secara konsisten meniscayakan ‘peniscayaan/ keniscayaan’ dalam kelayakan realisasi pencerahan transeden (keterjagaan dari keterlelapan mimpi/ delusi samsara ini – keterbebasan ‘esensi murni’ ke-Buddha-an dari cangkang delusi ‘pancupadana khanda’ tanpa kebodohan identifikasi dan eksploitasi pembodohan dari keterpedayaan/ ketersesatan/ keterperangkapan intra-drama pengembaraan semu samsara ini kembali (singgah/pulang) ke ‘rumah sejati’ Nibbana ).
EPILOG
Dalam mandala advaita kasunyatan abadi ini sebagaimana samma-panna nibbana yang perlu disadari dan ditembus daya sentrifugal kebijaksanaanNya demikian pula tanha-avijja samsara tampaknya juga perlu difahami dan dilampaui daya sentripetal kecenderungannya. So, sebagaimana harmoni musik peregangan senar kecapi walau viriya memang diperlukan untuk mensegerakan dan konsisten dalam penempuhan namun tampaknya perlu juga panna kebijaksanaan untuk menjaga keberimbangannya dalam kewajaran harmonisasi eksistensial maupun kesadaran transendensi spiritualnya.
Semoga refleksi epilog ini tidak menjadi anti klimaks yang dianggap mementahkan samvega kegairahan yang tengah dibangun para Neyya Buddhist (karena ini juga akan berdampak merugikan bagi para truth seeker dalam menyerap referensi yang diperlukan bagi wawasan pengetahuan dan tataran penempuhannya juga).
Salam Namo Buddhaya dari padaparama di 'luar' sasana.2

Anumodana Bhante Ashin Kheminda & Happy Anniversary DBS. Terima kasih sangat mengapresiasi & bermudita kembali atas aktualisasi kusala parami dhammadesana via media youtube ini. Banyak referensi dan refleksi atas kajian hingga saat ini. Semoga jika tidak memampukan kesegeraan realisasi (plan A) masih memungkinkan peningkatan kualifikasi (plan B) setidaknya pemantapan orientasi (plan C) bagi para penempuh Saddhamma ini untuk waktu selanjutnya.
"1:00:01" kalimat penutup ini sangat mengesankan dan cukup melegakan saya. Semula saya memperkirakan pembabaran Dhamma dengan gaya agama walau akan memperkuat kemantapan eksistensialnya namun cenderung akan memperlemah keterarahan transendentalnya. Papanca kecenderungan defisiensi pembenaran kepentingan via identifikasi untuk eksploitasi lokadhamma bisa menyimpangkan kemurnian pergerakannya. Tetap realistis tidak opurtunis (karena walau samsara ini delusif namun tidak terlalu chaotik ... Niyama Dhamma yang Impersonal Transenden cukup kokoh menyangga permainan "abadi" nama rupa di samsara ini ... perlu keselarasan, keberimbangan dan kebijaksanaan untuk tidak perlu melakukan penyimpangan, pelanggaran bahkan penyesatan yang akan menjadi bumerang kelak ... kemurnian diutamakan tidak sekedar "kelihaian" ). Buddhisme adalah Dhamma penempuhan yang mengutamakan keberdayaan autentik bukan agama penganutan yang mendoktrin kepercayaan fanatik. Saddha adalah awal keterbukaan untuk penempuhan bagi pembuktian kebenarannya (bukan hanya karena memang telah tercapainya Ariya magga namun dampak by product kedewasaan dan keberkahan yang didapatkannya dalam perjalanannya). Untuk penempuhan hingga pencerahan sangat diperlukan bukan hanya kebenaran idea pandangan, namun juga cara pensikapan , arah penempuhan dan mode pengarahan yang tepat dan layak hingga tujuannya. Semoga dengan ini kekhawatiran/keprihatinan alm YM Bhante Punnaji tidak (segera?) terjadi.

Terima kasih untuk tayangan video ini, pak Hermanuhadi . Bukan hanya sangat informative namun sangat inspirative bagi kami para seeker. Hanya sedikit yang cukup peka dan jeli memahami tipis /halusnya scenario samsarik permainan kehidupan ini. Lao Tse ada menyatakan jika kita hanya pintar maka kita sesungguhnya  masih bodoh. Pemberdayaan talenta intelgensi seharusnya tidak sekedar melampaui instinctive untuk mencapai intelektualitas (tanpa maksud merendahkan  karena inipun cukup wajar dan sangat perlu untuk harmonisasi keduniawian). Adalah perlu mengembangkan intuisi dan insight bagi pelayakan realisasi transenden yang lebih murni/sejati , pengarahan aktualisasi yang lebih bijak/bajik dan pemantapan orientasi yang lebih handal/mantap baik dalam kehidupan ini maupun berikutnya dalam segala keterbatasan dan pembatasan yang harus diterima, dikasihi dan dilampaui sebagaimana kesedemikianannya keterjagaan yang seharusnya terniscayakan. Terus tertidur dalam mimpi samsarik walau terkadang mengasyikan namun itu adalah permainan kesemuan belaka. Segeralah bangun adalah  suara keheningan Niyama Dhamma yang kemudian diungkapkan oleh beliau yang telah terjaga.  
Saya salut bukan hanya karena kefahaman dan kesadaran ini  namun terlebih lagi karena kepolosan dan ketulusan bapak Hermanuhadi untuk berbagi yang belum bisa (tidak berani?) saya lakukan. Dipersimpangan jalan walau saya berusaha untuk empathy demi harmoni namun kurang holistic untuk autentik (munafik?) sehingga tidak cukup gentle untuk mengungkapkan pandangan kebenaran yang sesungguhnya sangat diperlukan bukan hanya untuk diri saya sendiri namun juga bagi semuanya. Kita memang hanya layak mendapatkan apa yang kita berikan (kebaikan atau keburukan termasuk pembabaran pandangan/ kebenaran ini). Dengan harapan bahwa jika saja saya tidak bisa segera menemukan kebenaran itu sendiri saat nanti maka kebenaran akan kembali menemukan saya dalam ketersesatan perjalanan untuk melanjutkan kembali penempuhan di saat nanti tampaknya saya merasa perlu berbagi pandangan dan referensi paradigma paramatha yang walau secara intuisi sesungguhnya sederhana dalam kemurnian namun secara intelektual rumit untuk difahami, secara instinktif sulit dijalani dan  apalagi secara insight sulit direalisasi.
A LETTER FROM A SEEKER (sepucuk surat dari seorang pencari)
Terima kasih banyak atas komentar bpk yg baik, saya membacanya sampai 3 x utk bisa memahaminya. Terima kasih. Semoga semua mahkluk berbahagia.

Terima kasih dan sangat mengapresiasi sharing tayangan gnosis wisdom ELA. (Filosofi Psikologi Barat/Timur : Mistik Yoga - Buddha Dhamma - Tasauf Islami , Kebatinan Nusantara dst). ki-ageng-soerjomentaram-ilmu-jiwa-kramadangsa https://drive.google.com/file/d/1dk2S7Mc5e5_-rQWT6XV8wOIUsAwQHgyM/view?usp=sharing
BALAS
Senang kalau ada manfaatnya. Terima kasih sudah berbagi literatur.
BALAS
@Eling lan Awas Ya.. maafkan saya hanya mampu berbagi literature tsb. Seandainya anda mengizinkan, saya sarankan anda dan juga semuanya untuk memperdalam/ mempertajam kajian filosofi psikologis Kramadangsa KAS ini dengan wawasan psikologi filosofis Abhidhamma Buddhisme demi bukan hanya peningkatan wawasan referensi pada process pendewasaan kehidupan sekarang namun terutama pencapaian tataran realisasi demi progress pencerahan keabadian selanjutnya. Maaf saya hanya seeker dan bukan Buddhist apalagi misionaris … namun Saddhamma sesungguhnya melampaui Mystics, Agama apalagi Addhama ... kaidah kosmik yang berlaku tanpa keakuan/ pengakuan dan seharusnya secara mandiri direalisasi leveling universal transendensinya tanpa ter-eksploitasi labeling eksistensial immanensinya .
Pandangan CG Jung yang bapak kagumi sesungguhnya secara tersirat mengarah ke sana (pengaruh referensi Psychological Buddhist Ethics -Rhys Davids di Eropa saat itu ?).
Tampaknya memang ada desain permainan keabadian di kedalaman yang di permukaan kita sebut sebagai kehidupan ini. Desain kosmik ini tidak sekedar dalam tataran eksistensial namun juga universal dan bahkan transcendental. Diperlukan tidak sekedar individuasi immanen diri bagi aktualisasi personal namun realisasi transenden sebagai media impersonal. Singkatnya secara sederhana triade Sila – Samadhi – Panna Buddhisme secara simultan perlu dilayakan demi pemurnian kesejatian. Komprehensivitas berpandangan, moralitas berprilaku & integritas berpribadi sesungguhnya bukan hanya demi kepantasan pencitraan eksistensial belaka namun idealnya Sila tersebut dijalani secara cakap, sadar dan wajar (tanpa perlu supresi subconscious & represi unconscious tansadar personal) walau memang akan berdampak harmonis & holistic baik eksternal/ internal serta berpotensi melayakkan diri bukan hanya untuk terjaga dari sekapan apaya namun mampu membawa liburan surga (tanpa perlu alam antara sebelum pralaya?) namun akan berdampak memurnikan batin pada tihetuka kelayakan Samadhi penembusan tansadar kolektif bukan hanya dengan kecakapan meditative samatha namun dengan kemurnian Panna kebijaksanaan Vipassana sehingga bukan hanya mencapai Self jati diri keberadaan samsarik batin energy keilahian namun annata melampauinya (arketipe : persona/ shadow/ anima – mengatasi notion moha ‘keakuan’ sotapanna , lobha kelekatan sakadagami , dosa kekesalan anagami & mana avijja bagi keterjagaan samsarik asekha). Finally, media impersonal secara real telah menyadari secara factual dengan realisasi secara realistis dengan pengetahuan/ penempuhan/ penembusan tidak sekedar konseptual (anggapan/ kepercayaan/ keinginan) … membawa berkah bukan hanya pembebasan bagi dirinya sendiri (‘manusia tanpa cirri ?’) namun juga keberkahan bagi segalanya (memayu hayuning bhawono) dengan kesetaraan tanpa kesombongan perendahan lainnya, mengasihi tanpa tanha harapan pelekatan kekuasaan , menerima tanpa perlu dendam membenci karena semua ini hanyalah desain permainan keabadiaan (dagelan nama/rupa) penempaan keberdayaan dan bukan pengumbaran kemanjaan ….
Sati Sampajjana ( Eling lan Awas ... Sadar & Waspada) Walau mungkin mudah dinyatakan namun sungguh sangat susah diwujudkan.
BALAS
PLUS = 

33. Eps 446 | BATAS PENGETAHUAN MANUSIA MENURUT KITAB KEJADIAN?
Walau senantiasa ada celah kebebasan dalam keterbatasan internal & pembatasan internal eksternal yang ada demi perolehan kebahagiaan ataupun bagi pencapaian keberdayaan.
Bukan keabadian atau keilahian namun kemurnian yang selayaknya ditekankan dalam paradigma berpandangan manusia agar tetap berpondasi pada kebenaran transcendental , berorientasi pada kebijakan eksistensial dan berorientasi  beraktualisasi  untuk kebajikan universal..
Buat apa mengharapkan keabadian diri karena sejak mumkimul wujud (diri) maujud dalam kehendak penciptaan, emanasi pencitraan ataupun katalisasi peniscayaan (etc) pada fase keazalian (ilahiah – alamiah – insaniah) itu bukankah sesungguhnya segalanya sudah berada dalam keabadian yang berproses dinamis dalam keseluruhan ini.
Buat apa mendambakan keilahian diri karena klaim identifikasi justru akan meninggikan keakuan yang menjatuhkan diri & mengesalkan merendahkan lainnya apalagi upaya mendeifikasikan diri justru akan menyesatkan diri & menyusahkan lainnya dalam semesta kebersamaan ini. walau karena faktisitas kompleksitas dalam transendensi eksistensial & universal  perlu juga true lies internal / eksternal ?
Meminjam istilah fisika kuantum, diri kita hanyalah beragam partikel electron imanen yang beredar terpancar bak gradasi pelangi pada aneka layer dimensi dari sentra inti atom kosmik transenden yang sama … selaraskan saja eksistensialitas diri kitasetara bersama dengan lainnya secara transcendental murni dalam kaidah universalNya. Dengan cara demikian evolusi pribadi tetap bisa dilakukan, harmoni dimensi juga bisa terjaga dan sinergi valensi juga tetap dalam kedewasaan/ pencerahan tanpa perlu konflik internal/eksternal dengan ketepatan pemeranan dari label eksistensial yang perlu dilakukan (true – humble – responsible)
Atau pandangan panentheistik Ibn Araby : Tauhid sufism Ibn Araby : tanzih -tasbih (transenden/imanen) Jika kau memandangnya tanzih semata kau membatasi Tuhan. Jika kau memandangnya tasbih belaka kau menetapkan Dia Namun jika kau menyatakanNya tanzih dan tasybih; kau berada di jalan Tauhid yang benar
Sufi Ibn Arabi memandang KeIlahian Tuhan secara Esa - utuh dalam keseluruhan. Tuhan dipandang sekaligus sebagai Dzat Mutlak yang kekudusanNya tak tercapai oleh apapun/siapapun juga (transenden/tanzih) namun keluhuranNya meliputi segala sesuatu (immanen/ tasybih) sehingga walaupun pada dasarnya Kekudusan dan kesempurnaan Tuhan secara intelektual tak terfahami (agnosis)dengan keberadaan yang mungkin terlalu agung untuk kemudian tak diPribadikan(impersonal) dan mandiri (independent) namun kemulian IlahiahNya sering disikapi sebagai figur yang berpribadi(personal) dan Dharma kehendakNya dapat difahami(gnosis) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara makhluk dengan Tuhan sesuai dengan ketentuanNya (dependent).
Tanpa Tuhan, tidak ada segalanya. Karena Tuhan, bisa ada segalanya. (wajibul & mumkimul Wujud )
Tao adalah Tao – jika kau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao Laisa kamitsilihi syai'un . Tan kinoyo ngopo
Masihkah kita (diri yang hanya personal immanen) ingin (tepatnya: layak) bersaing untuk menyamai, menjadi bahkan melampaui Tuhan (Hyang juga Impersonal Transenden) ? hantu abadi atau tuhan abadi, Taoist ?

34.  10 KEKUATAN SUPRANATURAL YANG BIASA DIDAPAT SAAT KEBANGKITAN SPIRITUAL
Waspadalah para penempuh kemurnian karena by product kemuliaan (godaan atau cobaan?) bisa menjebak anda. Sesungguhnya bukan hanya dengan penempaan meditasi intensif ataupun transaksi perolehan eksternal bahkan kemurniaan sila tampaknya memungkinkan untuk itu. 
Well, godaan & cobaan Ego dalam pemurnian kesejatian sadhaka (penempuh kebenaran/ Mistik keilahian atau Dharma kemurnian ?)  adalah dalam kemelekatan (apalagi keserakahan) dengan perolehan kesejahteraan (duniawi/surgawi) & keperkasaan (kesaktian / keilahian?) walau niatan yang tidak/ kurang benar, bijak & bajik dalam kemurnian itu memang memungkinkan untuk terjadi bagi para yogi meditator handal sekalipun (kelihaian memanfaatkan mekanisme kaidah sistem kosmik demi kepentingan pribadi) .Setiap level memiliki prasyarat & labirin jebakannya sendiri ... semakin dalam, semakin berat. Inilah seninya kembali murni dalam kesejatian yang anatta .... kawan & lawan setiap diri adalah dirinya sendiri (asava internal bukan dunia eksternal ... sebagaimana di kedalaman bukankah demikian juga di permukaan ?). 
Singkat kata, kemurnian haruslah ditempuh dengan, dalam & untuk kemurnian juga ... walaupun kesaktian & perolehan kecakapan/ kemapanan/ kekuasaan lainnya  memang bisa didapatkan karena memang ada korelasi antara kemurnian sila, samadhi & panna dalam mandala kesunyataan ini. Dalam asivisopama sutta Buddha men-simile-kan kecenderungan kita ini sebagai pencuri (bagi pemegahan semu) bukanlah kebijaksanaan penempuh (demi kebenaran sejati) ?
Disamping triade sadhaka evolusi pribadi yang tetap perlu dijalankan, harmoni dimensi juga harus dijaga demi sinergi valensi demi pemberlanjutan keberdayaan tanpa keterpedayaan demi meniscayakan kelayakan penempuhan (terutama untuk ‘uncommon wisdom’ pembebasan ?) sejumlah kode etik kosmik kemurnian yang tidak selalu ‘popular’ dengan kecenderungan pembenaran samsarik kepentingan ego mutlak memang perlu dijalankan pelayakannya, antara lain kedewasaan menerima, mensikapi dan melayakkan diri atas kaidah karma ( > pembenaran manipulatif kepercayaan harapan/anggapan akidah pengampunan/ pelimpahan), kemurnian aktualisasi holistik (> defisiensi kepamrihan/ pencitraan) , refleksi kasih murni tiada batas tanpa eksploitasi standar ganda, menjaga harmoni keseluruhan tanpa noda (identifikasi pembanggaan kesombongan diri), tiada cela (eksploitasi pembenaran kepentingan diri) tetap bermain ‘cantik’ (harmonisasi transenden pada wilayah immanent … walau memiliki keunggulan adiduniawi tetap bijak dan murni terjaga tidak memanipulasi tataran samsara duniawi dibawahNya …. karena walau samsara 'hanyalah' fenomena bayangan kenyataan semu dari Realitas kebenaran Nibbana namun adalah tetap tidak etis bagi yang telah terjaga melanggar ‘aturan main’ wilayah mimpinya . Samsara dalam advaita mandala ini tampaknya memang perlu ‘ada’ bukan hanya sekedar menampung aneka kehebohan pagelaran chaotik drama delusive bagi keterlayakan level episode berikutnya namun juga demi tetap berlangsungnya keberagaman pada kasunyatan abadi ini?)

LANJUT  BAHASAN  ........
apa tadi idea baru penjelasan, perangkai & pelengkapnya ... wah, lupa lagi ( payah& parah, deh ... sudah uzur & pikun tampaknya)
... tidak ada yang salah dengan yang di luar karena fenomena kesedemikianan memang bisa jadi akan seperti itu akumulasi peniscayaannya ....  kebodohan, kesalahan dan keburukan (walau tanpa menafikan trigger eksternal namun hendaknya dipandang dalam keperwiraan demi proses pemberdayaan tumbuh berkembangnya kebijaksanaan holistik berikutnya adalah mutlak ketidak-tepatan atau kebelum-manpuan sikap batin internal dengan tanpa mmbuat celah mencari cela apalagi celaka lainnya untuk seharusnya senantiasa menerima, mengasihi dan melampauinya ... menerima apapun juga kenyataan eksternal ? walau sulit bersikap realistis adalah eksistensialitas sikap batin yang memang harus dilakukan baik dengan keswadikaan atau dengan keterpaksaan ? -  mengasihi keberadaan siapapun saja ? susah tetapi kaidah kasih universal juga harus dikembangkan untuk universalisasi diri  - melampaui apa ? melampaui diri sendiri bukan figur lain ... cangkang keterbatasan avijja diri (?) akan impersonal reality dari keseluruhan / kesedemikianan ini sebagai esensi kemurnian transendental tidak hanya medan energi keilahian universal apalagi sekedar figure massive pemeran keberadaan eksistensial ).
Well, daripada bengong kelamaan menghabiskan waktu mengingat-ingat atau bahkan tranyakan menjatuhkan diri & semuanya dengan meng-ada-ada seperti biasa lirik lagu lama ini didendangkan lagi : NEXT ....... REHAT  & REKAP .... CAPEK & MACET ... RIBET & REPOT .... SUNGKAN & RISKAN .... LEMAS & MALES  ?

Baru ingat pas melepaskan beralih ke kegiatan lain nggak berusaha memikirkannya (kenapa selalu begini , ya?) .geser link data referensi dulu ke sini :
LINK DATA 
dari hidden files ?: REHAT DULU ( 22052022) by BLOG https://archive.org/details/rehat-dulu-22052022
dari hidden files ?: REKAPAN 28052022 by BLOG   https://archive.org/details/rekapan-28052022
dan data lain 

PASCAL WAGER = Taruhan Pascal pragmatisme spekulatif berkeIlahian?
Pascal's_wager (wikipedia ING).pdf
Pascal's_wager (google translate INA).pdf
pascal-a.pdf

RELIGI ABRAHAMIK = anthropomorphisme keilahian personal ? 
KAMAVACARA ? (Dimensi fisik < eteris, astral surgawi , mental laduni ?) < BRAHMANDA (Dimensi monade kosmik Brahma (abhasara cs, vehapala cs, suddhavasa cs) < LOKUTTARA (Dimensi nibbana, advaita, paramatta ?) < ETC ( Hyang melampaui eksistensialitas diri < universalitas alam< transendentalitas inti  )

ISLAM :
KRISTEN :
Katolik : + Deutero kanonika ?
Referensi Agama lain ..... referensinya googling sendiri, ya? (capek, repot & ribet ... untuk agama sendiri saja sudah habis-habisan tetapi belum habis juga, bro )
KRITIK INTERNAL 
KRITIK EXTERNAL 
KRITIK ATHEIS =
KRITIK SAINS =
KRITIK FILSUF =
KRITIK HINDU =
KRITIK MYSTICS =
KRITIK BUDDHISM =

SOLUSI TAUHID =
SOLUSI RELIGI =
SOLUSI MYSTICS =
Religi Hindu 
Mystik  Yogi Sufi Radha Soami : 
Dharma ?
SOLUSI GLOBAL =

Oh, ya ... hampir lupa tadi (mudah sekali monkey mind ini teralihkan ... payah & parah )

intinya : Spiritualitas adalah masalah aktualisasi .autentik meniscayakan kesedemikianan dalam keseluruhan.

beragama ? beragamalah namun tidak tereksploitasi apalagi mengeksploitasi. Ingat ada kaidah kebajikan universal untuk harmoni.
bermistik ? bermistiklah namun tidak teridentifikasi apalagi mengidentifikasi. Ingat ada kaidah kebijakan transendental untuk evolusi.
berdharma? berdharmalah namun tidak teralienasi apalagi mengalienasi. Ingat ada kaidah kebenaran eksistensial untuk sinergi.

Atheisme, Agnostisme , dst ? jika alergi dengan terma dogmatis varnatmak "Tuhan" dan sejenisnya ganti saja dengan istilah filosofis 'Dhunyatmak' Causa Prima (sebab awal keazalian) , Sentra segalanya (Inti utama keberadaan) atau Orientasi destinasi (asymptot tujuan akhir kesejatian abadi) atau lainnya. Ini bukan masalah kepercayaan namun keberdayaan, tidak sekedar pengharapan atau penganggapan belaka namun murni masalah pemberdayaan peniscayaan kesedemikianan ... just idea (etika bukan dogma). Ini bukan agama dan seharusnya tidak dipandang sebagai dogma dan sebaiknya selanjutnya juga tetap disikapi / difahami demikian sebagai idea saja adanya. Tidak ada figur sesembahan yang baru, kredo keimanan yang beda ... hanya share idea pengetahuan (imaginasi inferential filosofis ?) & etika penempuhan (realisasi experiential ? sebatas referensi belum realisasi ... jujur saja masih padaparama dihetuka, hehehe )  .
Sesungguhnya kami tidak nyaman untuk jujur mengakui ini ... kami sebetulnya faham dan cukup tanggap bukan hanya akan silogisme tersirat namun juga fakta kenyataan di lapangan ....ini tidak sekedar tuduhan pembangkangan mereka bagi pengumbaran vitalisme neurotik saja namun terkadang autentik memang dikarenakan pandangan kebijaksanaan demi altruisme holistik yang diidealkan . Singkatnya, kehidupan berkeagamaan ,berketuhanan (dsb) kita memang sering tidak sesuai dengan evolusi, harmoni & sinergi yang seharusnya (ber-etika, bermartabat dan memberkahi  dunia ini ) bahkan seringkali justru sebaliknya (menyesatkan, menyusahkan & mengacaukan bukan hanya sekedar diri sendiri namun juga orang lain, komunitas kebersamaan bahkan ke segala dimensi keberadaan hidup ini) apalagi jika memang ada celah hujjah untuk melegitimasi pembenaran kepentingan pelaziman kezaliman tersebut.  
Bukan maksud kami mengacaukan permainan peran (dagelan nama rupa) yang tengah berlangsung (sudah, sedang dan akan demikian juga nantinya) dengan mengungkapkan realitas kebenaran & fenomena kenyataan (pembabaran Dharma ... sungkan, bro? ... introspeksi level spiritualitas diri :padaparma dihetuka) apalagi kebodohan internal & pembodohan eksternal (pembeberan Avidya  ... riskan, lho ... harmonisasi label eksistensialitas diri : umat beragama  & berTuhan) untuk share idea yang relatif agak berat, luas & mendalam ini  bagi orang kebanyakan.  Kami cukup faham dan juga sadar akan keniscayaan konsekueensi penempuhan yang memang tidak selalu selaras bahkan terkadang sering kali justru tidak sejalan dengan kebijaksanaan pengetahuan kami sendiri tersebut. 
Semula kami menujukan share ini bagi kita insan beragama untuk minimal membawa kebaikan & perbaikan bagi semua (diri, alam & sesama lainnya) karena di alam dimensi manapun kita (dunia saat ini atau alam nanti) sebagai apapun kita (manusia, hewan, petta, yakha, asura , niraya etc... dewa, mara, brahma, ariya dsb) kebaikan & perbaikan kualitas diri dan alam tsb harus tetap terjaga & dijaga keberkahanNya untuk evolusi pribadi, harmoni dimensi & sinergi valensi keberadaanNya. Namun tampaknya mungkin justru mereka yang akan lebih bebas leluasa tanpa jeratan/ sekapan harmonisasi paradigmatik eksistensial  dalam memetik manfaatnya karena akan lebih autentik, harmonis & holistik  dalam memahami & mengembangkan bukan hanya kemendalaman / kebijaksanaan  pengetahuan namun juga capaian penempuhan dan layaknya keniscayaan selanjutnya. Well, sesungguhnya diperlukan tidak sekedar hanya kebaikan (kamavacara), kearifan (brahmanda) ataupun kesucian (lokuttara) namun juga keutuhan (apa istilah term baru ini ...self term kami : Adhyatama saja, ya ? Maha Diri Azali Hyang Abadi ) sedangkan untuk ke'zero'an selanjutnya tidak kami rekomendasikan (dampak annihilisasi diri zenka bagi alam sigma & inti sentra, labirin paradoks tanazul MLD kejatuhan lagi & terutama level spiritualitas diri ...hanya Asekha diri yang telah murni dari jebakan delusi keakuan/ sekapan tanha kemauan samsarik maka  paska nibbana juga advaita & paramatta yang memang layak (tidak asal berlagak  ... jadi kita ? ya nggak mungkinlah. Secara autentik kualitas Keakuan kita masih naif apalagi kemauan kita masih liar ... walau mengharapkan pembebasan Nibbana, mendambakan manunggaling kawulo gusti Brahmanda ataupun dijanjikan layak jannah astral namun ... tampaknya memang harus barzah eteris dulu karena memang kelayakann/kelaparan akan penganggapan & pengharapan itu atau jika akumulatif MLD memang besar/ sangat tebal akan jatuh lebih rendah lagi dari sebelumnya ) Lanjut ke asymptot ke'zero'an .... namun demikian kalaupun mungkin memang layak dan juga  mampu (?) Dia mungkin akan tetap benar, bijak dan bajik untuk tidak menembus keIlahian Inti Hyang tidak hanya personal immanen namun juga Impersonal transenden ini demi kebijaksanaan keseluruhan kesedemikianan ini ... Dalam keswadikaan diri menjadi selaras dalam keseluruhan mungkin memang lebih tepat (tanpa harus hebat ? jumbuhing karso kawulo gusti x manunggaling wujud kawulo gusti ! ) ketimbang sempurna dalam kesemestaan alam & kesendirian inti pada mandala kesedemikianan ini ? (Imaginasi inferential filosofis gila atau gila-gilaan, nih .... hehehe, asal kesadaran tidak gila beneran dan kewajaran masih tampak waras ndagel patut x mbacut mbadut bersama figure peraga lainnya  )

Kutipan tentang Agnostisme :File Just File Seeker awal (link posting hilang ... sudah ditimpa data lain untuk effisiensi atau didraft karena kurang etis, ya ?)

Keraguan Ehipasiko? 
Well, meminjam dialektika fragmenta apologetika Verkuyl  untuk rasionalisasi pembenaran ide & irasionalisasi  pembenaran ego Agnostisme ? 
- Dubois :   Ignoramus et ignorabimus : kita tidak mengenalNya dan kita tidak akan mengenalNya  
Namun kita tetap harus mengenalNya minimal menerimaNya sebagai Sentra SegalaNya karena bagaimana mungkin mengacuhkanNya jika kita berada dalam mandala permainan keabadianNya (triade lama : Wujud, Kuasa, Kasih ?).   
- Lessing : .Bapa, berilah aku hal mencari kebenaran karena atas kebenaran itu hanya Kau saja yang berwenang (Duplik, 1778)  
So ... Why not ? jadi tempuhlah pencarian kebenaran tersebut demi pembuktian & pengertian untuk memahaminya bukan untuk memilikinya.  Memang, perlu kerendahan-hati untuk kembali menuju/ mengarah ke  Hyang Maha Tinggi dalam pembatasan ketidak sempurnaan agar tidak stagnan untuk terus berkembang dalam kebermaknaan pengertian untuk mencapai  kebijaksanaan.
Well, just ... Sapere aude (Horace / Kant?) Be wise .. dare to know ... Bijaksanalah untuk berani (menjelajah meng-eksplorasi) untuk mengetahui / menerima (kebenaran pastinya). Tentu saja ini dilakukan tidak dengan asal-asalan apalagi hanya akal-akalan demi tujuan identifikatif (membanggakan keakuan) saja apalagi manipulatif (membenarkan kemauan) belaka... well, sebagaimana konsistensi kaidah kosmik di awal  mutlak diperlukan pemberdayaan internal akal sehat, hati nurani dan jiwa suci untuk mencari, menempuh dan menembus  kebenaran.  Perlu integritas kesungguhan autentik individual yang personal immanen untuk memahami totalitas keseluruhan holistik universal yang Impersonal Transenden ... sebagai zenka laten deitas putera keabadian untuk menyadari kembali Sentra sejati KeIlahian dengan sigma mandala Kaidah alamiah Saddhamma yang sesungguhnya berlaku nyata walau tanpa perlu pengakuan namun mutlak perlu penempuhan yang selaras denganNya.  Ketuklah maka pintu akan dibukakan - demikian kutipan kata Alkitab Kristiani yang pernah kami baca. Itu adalah pintu kebenaran yang sama bagi semua ... pintu tanazul yang menjatuhkan kebodohan/ kepalsuan kita dalam kesemuan, kenaifan dan keliaran permainan samsarik dan sekaligus gerbang taraqi yang mengarahkan kesadaran/ kemurnian kita kembali ke rumah sejati (minimal senantiasa mengingatkan kita akan hakekat segalanya yang murni dalam kesejatianNya dan karenanya dengan kemurnian yang relatif identik sebagai makhluk spiritual apapun label keberadaan & level keberdayaan pada saat lampau, kini & mendatang kita menyelaraskan cara pandang, laku penempuhan dan pelayakan keberdayaannya dengan segala keterbatasan dan pembatasan yang ada.).  Jika zarah /wadah ? memang telah masak & layak segalanya tentunya akan terjadi sebagaimana yang seharusnya terjadi dalam kesedemikianan yang multi dimensional ini ... bukan hanya pada keberadaan eksistensial namun juga kesemestaan universal bahkan hingga  kesunyataan transendental.
 

SKETSA 
apa ini? coretan tidak karuan..?.. ya ... itulah sketsa sederhana suchness philosophy .... paradigma  kesedemikianan , hehehe

TENTANG SKETSA 
Diagram Venn Himpunan aljabar ? Bujur Sangkar Universun hokistics (harusnya matra 3 bidang ruang > 2 bidang datar = bola > lingkatan Taoism ?)
~ = ketidak-terhinggaan (Realitas Kebenaran) ; E = sigma keberadaan ( Fenomena Kenyataan)
A B C D = orientasi ke atas, ke dalam vs ke bawah ke luar  = Parama Dharma keselarasan vs Maha Avijja ketersesatan   
Lingkaran  = layer eksistensial - Universal - Transendental  (disikapi secara holistik sebagai level gradasi > label hirarki ? )
Juring AD = ideal keselarasan lokuttara (kedewasaan /pencerahan ) beri tanda centang ( V =victory ) vs Juring BC =  idiot ketersesatan lokantarika (tanda X wrong? )
evolusi pribadi -  harmoni dimensi - sinergi valensi ; (swadika talenta visekha ) (persona regista persada) ; (menerima mengasihi melampaui)  (kesadaran di kedalaman - kewajaran di permukaan - kecakapan di keluasan)  (being true - humble - responsible )etc 
TENTANG IDEA 
kami tidak membuatkan belenggu pandangan lain, sesembahan baru maupun kelompok beda ( hanya ... just share idea pengertian keseluruhan ) 
pandangan universal panentheistic (bagi para filsuf ), pandeistic (bagi para agamawan) bahkan panatheistik  (bagi para agnostik)
rintisan paradigma holistik untuk dikembangkan sesuai kematangan keberadaan diri (puthujana, sekha, bahkan asekha)
INFERENSI DIMENSI = 
urut dari bawah gradasi vs MLD avijja diri (dampak karmik & effek kosmik)

NO

WILAYAH

LAYER

ORIENTASI

MODE

SIFAT

TERM

TYPE

 DIRI ?

 TATARAN 

1

Kamavacara

Eksistensial

Kebahagiaan

Eksploitasi

Transaksi

Lillah

Persona

Mengaku (sebagai aku)

Personal

2

Brahmanda

Universal

Kesemestaan

Interkoneksi

Harmoni

Billah

Monade

Mengesa (sebagai kita)

Transpersonal

3

Lokuttara

Transendental

Keadvaitaan

Aktualisasi

Sinergi

Fillah

Sakshin

Meniada (sebagai dia)

Impersonal

Selesai ? masih belum .... orientasi kebijaksananaan kesedemikianan kita adalah keselarasan bukan kesempurnaan, bro (ingat : kode etika 10 Ali Shariati di atas )

PANENTHEISTIC ? 
SegalaNya (Laten DeitasNya) bermula, berada dan kembali kepadaNya (triade : diri – alam – inti )
Bermula karena katalisasi peniscayaan keberadaan > emanasi keilahian brahman > prokreasi penciptaan ketuhanan
Berada dalam kaidah kosmik (Parama Dhamma akan advaita niyama dharma : keutamaan > kebenaran > kenyataan )
Kembali kepada mandala advaita ( segalanya berada dalam sigma kewilayahan yang sama dari ketidak-terhinggaan yang bukan hanya mungkin memang sudah ada namun juga belum ada , akan ada bahkan susah ada karena konfigurasi peniscayaan yang sudah/belum/akan/tidak terpenuhi.) 
Gradasi tidak hirarki ? karena walau beda level , layer & label keberadaannya berada dalam kealamian, keilahian & kemurnian advaita mandala yang sama
Ah ... Susah juga memadukan apalagi mengungkapkan (terlebih lagi merealisasikan) paradigma kebijaksanaan kesedemikianan demi keselarasan bagi keseluruhan. Maaf, Socrates ... terpaksa untuk mempermudah & memperjelas paradigma kesedemikianan ini kami ajukan framework deduktif  tidak lagi induktif majeutike terus ... walau bukan hanya sungkan, riskan & kompleks rintisan pandangan ini.

APA LAGI ... what's next ? ngabur dulu .... hehehe. 
Lanjut lagi, ah  ... tentang : Taruhan Pascal (wah, sama-sama mantan gambler, bro ... guyon) . 
PASCAL WAGER = Taruhan Pascal pragmatisme spekulatif berkeIlahian?
link data sebelumnya dinetralkan dulu ... supaya kalau download all link IDM tidak dobel. Sudah.. sip.
Nama (Blaise) Pascal ilmuwan yang juga filsuf religius ini pernah kami sebut  kalau tidak salah 3 x (masalah pragmatisme berkeilahian pada posting awal galau corona 2020, logika hati curhat drakor & hipokrisi kebersamaan.) .... OMG (Oh My God),  ternyata  2 x benarnya dan 1 x salahnya 

Kutipan 1 : Blaise Pascal ? : hati memiliki logika sendiri
Drakor MMH 
(mungkin ) kata Blaise Pascal ? : hati memiliki logika sendiri .... yang walau naif namun lebih luas menjangkau dalam keesaan ketimbang rasio ... mencuri hikmah via keharuan empati kosmik akan esensi kemurnian kedalaman seperti reversed inference logika rasio, seeker ? sayang .. macet./ buntu./ balik (kesal?)
hehehe ... inilah payah & parahnya kepekaan tanpa keahlian (perlu keberimbangan kesedemikianan bukan pengharapan kesempurnaan). Kami memang agak jarang menggunakan tantien hati hadaya vathu (mental blocking arogansi intelektual?) karena membawa bom waktu emosi yang bisa meledak mendadak memang sangat meresahkan walau faham itu memang harus dilampaui bukan hanya untuk kedewasaan psikologis namun juga pencerahan spiritual. Kebenaran impersonal yang meng-Esa ini walau sulit dikatakan namun memang bisa 'dirasakan' (terhayati > terfahami .... susah, ya?) jika kejujuran nurani kosmik impersonal dibiasakan dan peleburan empati deitas personal dilakukan. (tetap menjaga kesadaran tetap holistik attentif reseptif asertif  & proaktif  tidak terbawa neurotik untuk sensitif / reaktif / kompulsif / agressif ?). Kemarahan (walau tulus sekalipun & mungkin berguna bagi kebaikan lainnya) tetaplah kebodohan (yang merugikan antahkarana diri sendiri secara impersonal).

Kutipan 2 : Pascal  : society is hypocricy ?
Drakor Bulgasal Sub Indo 
Sekilas kami melihat walau unik dan menarik agak absurd juga plot ceritanya (transmigrasi beban karmik antahkarana arus kesadaran jiwa pribadi lain ?) link .05022022/ETC/TEORI BULGASAL SD 12.pdf 
Namun demikian sebagaimana biasa selalu ada hikmah yang bisa kita ambil dari limbah apapun juga di mana saja selain ketersentuhan hati untuk menyerap idea yang lebih dalam (absorpsi intuitif untuk reversed inferensi disamping referensi intelek minus realisasi insight.... maklum padaparama, nih) ataupun sekedar penghiburan romantisme identifikatif semata (hehehe ... sati untuk indria samvara kami akui memang payah ... sila visuddhata & dana paramitta ? masih parah juga. citta & panna bhavana apalagi ...  zero,bro. Ritual formal puja & etika saja masih kacau balau ... HOPELESS & HELPLESS ? ) 
Samsara ini memang menyusahkan dan sering menyesatkan .... tetapi mengasyikan juga, ya ... hehehe. (Guyon ... semoga bersama figur lainnya tetap ndagel secara patut tidak mbacut mbadut )
BAHASAN = Drama & Darma ?
Kami tidak tahu kenapa kami memulai dengan drama ini pada mulanya (Drakor lagi ... payah & parah, deh ?) Namun kemudian kami menyadari ini adalah cara kami mencari celah untuk masuk tanpa harus vulgar menggurui lainnya (prinsip majeutike, Socrates ?) ... Sial, bukan hanya membingungkan lainnya namun juga mengacaukan plotting pembahasan yang seharusnya langsung mengarah saja ke pokok permasalahan ... directly & deductive ? (aksiomatis & dogmatis ... wah, nggak asyik, nih ) ... Niat & cara tidak sinkron (walau lebih cepat & mudah ... hehehe, jadi inget jurus lempar handuk kasih kunci LKS, cegat kisi-kisi sebelum PTS/ PAS ... kalau masih gagal KKM ? jurus statistik Excel untuk  menyesuaikan target minimal yang didapat di Vlook-up dan nilai ideal yang optimal terkemas dalam riasan indah , megah & ilmiah sesuai yang ditetapkan ... walau diakui kelihaian bukan kemurnian ini memang agak curang , kepakaran gaya /nguntul, ngentul, ngentel / dan kecakapan daya akademisi ternyata cukup "berguna" juga dalam kebersamaan ini, Pascal  : society is hypocricy 
KOSMOLOGI THEOSOFIS PANENTHEISTIK 
BAHASAN =  TENTANG IDEA 
kami tidak membuatkan belenggu, sesembahan maupun kelompok baru & beda 
pandangan universal panentheistic (bagi para filsuf ), pandeistic (bagi para agamawan) bahkan panatheistik  (bagi para agnostik)
rintisan paradigma holistik untuk dikembangkan sesuai kematangan keberadaan diri (puthujana, sekha, bahkan asekha )
BAHASAN =  TENTANG DRAMA DHARMA 
kehidupan ini drama kita semua (sesungguhnya walau lebih nyata namun tidak hanya pekok tetapi juga sangat heboh melebihi K-drama ... jika mulai baper , saran kami lihat shooting behind scene nya ... pemeran yang berkonflik ternyata malah akrab dan cengengesan satu sama lain ... genius berinteraksi akrab dalam kebersamaannya walau memang serius berkolaborasi dalam pemeranannya sesuai script writing skenario yang ditetapkan ... seperti politisi ? nggak /mau/ tahu ! ). 
Walau mungkin dalam ketidak-mengertian, ketidak-perdulian dan ketidak-berdayaan tetaplah meniscayakan kita saat ini menuju kelayakan kita saat nanti (akumulasi karmik peniscayaan dhatu atas  selama proses  kehidupan abadi jiwa ini dsb).
Ovada patimokha di bulan Magha + apamadena sampadetha ? Apa ini ... ? Oh, ini tips terakhir di Epilog setelah Prolog teaser & monolog bahasan harusnya.
kutipannya kepanjanganan lagi ? 
Human life is thus only an endless illusion. Men deceive and flatter each other. No one speaks of us in our presence as he does when we are gone. Society is based on mutual hypocrisy.
Kehidupan manusia dengan demikian hanyalah ilusi tanpa akhir. Orang menipu dan menyanjung satu sama lain. Tidak ada yang berbicara tentang kita di hadapan kita seperti yang dia lakukan ketika kita pergi. Masyarakat didasarkan pada kemunafikan bersama.
Man is nothing but insincerity, falsehood, and hypocrisy, both in regard to himself and in regard to others. He does not wish that he should be told the truth, he shuns saying it to others; and all these moods, so inconsistent with justice and reason, have their roots in his heart.
Manusia tidak lain adalah ketidaktulusan, kepalsuan, dan kemunafikan, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Dia tidak ingin dia diberitahu kebenarannya, dia menghindari mengatakannya kepada orang lain; dan semua suasana hati ini, yang begitu tidak sejalan dengan keadilan dan akal, berakar di dalam hatinya.
We do not content ourselves with the life we have in ourselves and in our being; we desire to live an imaginary life in the mind of others, and for this purpose we endeavor to shine. We labor unceasingly to adorn and preserve this imaginary existence and neglect the real.
Kita tidak puas dengan kehidupan yang kita miliki dalam diri kita sendiri dan dalam keberadaan kita; kita ingin menjalani kehidupan imajiner dalam pikiran orang lain, dan untuk tujuan ini kita berusaha untuk bersinar. Kita bekerja tanpa henti untuk menghiasi dan melestarikan keberadaan imajiner ini dan mengabaikan yang nyata.
wah ... konotasinya ternyata agak cynical negative (seperti JP Sartre saja .. The other is hell ?  dicoret ). Padahal cuma asal omong bercanda maksudnya.
Quote JP Sartre kami coret Hell is other people  ... salah kutip lagi nanti (trauma ... nggak pede, ya ? Kacian deh lu ).

Kutipan 3 : Pascal  keliru Newton ... 
Sanatana Dhamma dalam kompleksitas Realitas Fenomena 

a. Transendensi Keabadian Universal
Terjagalah ! Transendensi kehadiran demi keabadian : vs niyama dhamma via media
senantiasa ada dampak dari pandangan, tindakan dan capaian
tataran pencapaian > progress penempuhan > kefahaman pengetahuan
b:Harmonisasi Keberadaan Eksistensial
Menjagalah ! Harmonisasi dalam kehidupan : vs peran eksistensial
sedaka sutta : menjaga diri & orang lain
anjali/namaste : menghormati esensi murni didalam > segalanya interconnected (orang lain adalah diri kita sendiri dalam peran yang berbeda) demikian juga alam dsb. 
Untuk layak mekarnya bunga transendental ,kemantapan akar eksistensial sila dan batang kasih universal harus tumbuh berkembang baik menunjang dahan bhavana penembusan dan pencerahan di internal dan juga ke eksternal.
c. Eskatologi Kelanjutan Spiritual
Berjagalah ! Eskatologi untuk kematian : vs bardo (1 chikhai - 2 conyid - 3 sidpa bardo)
Kehidupan tidak pasti, kematian pasti
pencerahan masih mungkin diusahakan kala kematian (pandangan Mahavira jainisme bukan Guru Padmasambhava Tibetan Buddhism... maaf ~ AK).
Inilah pentingnya kemurnian brahma vihara yang bukan hanya memurnikan dana sila Dhamma Vihara sepanjang kehidupan dan (plus desana) menumbuh kembangkan potensi  tihetuka (alobha adosa amoha) yang akan juga menunjang kecakapan penembusan  meditatif  pemurnian batin Ariya Vihara dalam menyambut kematian. 
Naza : awas nimitta bhavanga 3 (
Bardo proses umum non meditator : 
Sial, umumnya tidak bisa melintasi jhana brahma bardo 1 ; (bardo 2 liburan kesurga ? belum cukup murni berlimpah akumulasi  deposito karma baik +  banyak tanggungan kredit karma buruk /miccha ditti ?) ; bardo 3 beruntung lahir kembali sebagai manusia atau harus terlempar  keapaya (dampak MLD) atau terdampar di alam penantian  hingga rebirth baru/ pralaya dunia ?
proses khusus meditator (mystics, Buddhist, etc) :
selamat berjuang  hingga tujuan yang mungkin lebih baik untuk bisa dicapai ; (salam dari padaparama dihetuka bagi neyya tihetuka / yogi meditator ) 
Next
jika terdampar di apaya  hidup sbg peta maka dengan upekkha kembangkan mudita (sikap apresiatif/positif atas niatan tindakan kebaikan lainnya) brahma vihara walau sulit. jika terlempar di apaya lainnya maka dengan upekkha kembangkan metta brahma vihara ( kewajaran kosmik untuk aktualisasi kesadaran kasih universal sebagaimana kesedemikiannya kaidah impersonal transenden niyama dhamma  atas personal imanen terus berlaku walau tak butuh diakui dan tak sekedar bisa diyakini ) walau jelas sangat sulit.
jika hidup di surga hidup sbg dewa maka dengan upekha kembangkan karuna (welas asih berbagi bahagia) & potensi tihetuka (alobha adosa amoha prasyarat meditator Jalan Kesucian); tidak  mengumbar nafsu , dusta & sengketa (issa machariya-serakah mendengki apalagi membenci tidak juga menghalangi/ menyesatkan) (termasuk tridewa Mara- yama - asura atas triloka tusita ,tavatimsa,dunia ?) walau juga sulit. Wilayah kamavacara memang corrupted, Saka... bukan hanya pemenuhan kebutuhan, sekedar keinginan diri namun juga kekuasaan atas lainnya. Walau potentially segalanya akan berdampak jika telah masak/layak, Samsara memberikan kebebasan bukan hanya bagi Dhamma namun juga addhamma, tidak hanya agar terbebas dari jeratnya namun juga  tetap tersekap didalamnya…. Itulah kenyataan sesungguhnya  dari semuanya tanpa perlu menyalahkan atau membenarkan siapapun/apapun saja. 
Jika hidup di brahma jangan terlelap dalam kebahagiaan yang lebih dalam dari kenikmatan indrawi/ kehikmatan laduni tetap terjaga,menjaga dan berjaga untuk pengembangan kelanjutannya. walau juga sulit.
Jika bisa tiba di wilayah kesadaran non samsarik alam antara suddhavasa selesaikan perjalanan pulang kerumah sejati atasi delusi mimpi citta 'aku' di halte ini.walau juga sulit.
Jika telah tiba di wilayah kesadaran non alam samsarik nibbana... congrats. Selamat atas keterjagaan dari perjalanan tidur panjang penuh mimpi. selamat datang di rumah sejati esensi murni.
Sikapi "Kebebasan" ini sebagai kebenaran pencerahan berkelanjutan bukan perayaan ke"aku'an untuk lengah terlelap lagi. Walaupun karena magga phala meniscayakan keberadaan & tindakan kiriya yang suci (selama belum parinibbana khanda Ariya Buddha tetap tidak terbebas dari 12 dampak karmik buruk kehidupan lampauNya juga Bhante Moggalana. Bhikkhu arahata sekalipun tetap bisa melakukan kesalahan (terinjaknya serangga oleh arahata karena buta, peraturan vinaya sanghadisesa merukunkan duniawi ?) walau tanpa sengaja/ tak diketahui. Namun totally, inilah realisasi dambaan neyya buddhist untuk terbebas dari dukkha .... terjaga dari mimpi samsarik. Pulang kembali ke rumah sejati. Hanya yang telah melampaui (ariya nibbana) bisa menghadapi kembali (samsara) dengan lebih baik lagi (kiriya x karma) dan karenanya wilayah samsara ini tidak lagi tepat bagi yang telah lulus/ lolos darinya. Keswadikaan nyata yang bukan hanya melampaui penderitaan namun juga kebahagiaan. (magandiya sutta)

By the way, just kidding ... ada  versi/type samsara baru di wilayah ini ? samsara ini saja yang walau hanya delusif tidak chaotik sudah cukup menyusahkan kita dalam memahaminya  apalagi layak menembus dan melampauinya. Niyama Dhamma memang cukup mantap menjaga kaidah kosmik secara impersonal transenden... namun ketidak-segeraan dampak karmik, keterlupaan memory pra rebirth terlebih lagi tampak begitu 'rea'l-nya delusif fantasi keberadaan attha pada nama figur mimpi & sensasi kebahagiaan akan rupa (sulit untuk parichedanana?) benar-benar melengahkan dan menyesatkan (dan bahkan  karena ketidak mengertiannya tidak sengaja apalagi terencana  bukan hanya tidak mencerahkan namun bahkan saling menyesatkan lainnya walaupun dengan kepolosan, ketulusan dan kesadaran ).
Dalam senyum holistik di rupang keBuddhaanMu intuisi saya mengatakan masih ada. Namun mungkin biarkan dia tersirat sebagai rahasia. Kebijaksanaan (bukan kesempurnaan) adalah mahkota akhir bagi kita semua. Setidaknya Realitas Nibbana sebagai rumah sejati bagi esensi murni dari drama kosmik Fenomena Samsara telah kembali ditemukan dan bisa direalisasikan lagi  (walau sulit ... terutama bagi saya tentunya. padaparama diluar sasana yang masih naif dan liar. perokok berat pecandu kopi lagi ... avijja & tanha masih kuat ).
Panna Phasa Kedukkhaan bukan tanha vedana kebahagiaan Realistics  thesisnya, keaniccaan proses perubahan bukan kekekalan masif Real antithesisnya, keAnnataan Panca khanda bukan keberadaan" figure delusif" Realize synthesisnya. Intinya kita hanya dan harus melampaui internal individualitas diri sendiri ... asava kilesha diri bukan yang lain. Itulah (mungkin... saya harus tahu malu , tahu diri dan tahu sila pada autoritas wilayah acinteya yang belum saya capai)  puncak kebijaksanaan nirvanik yang melampaui drama kosmik mimpi delusif samsara.
Sedangkan .... maaf ini agak nekat ('gila'-istilah Khalil Gibran) tentang kesempurnaan walau saya seharusnya lebih tahu malu, tahu diri dan tahu sila pada Realitas wilayah advaita yang mustahil dicapai. Advaita Taoisme lebih menyukai istilah keberimbangan holistik untuk dinamis berkembang ketimbang kesempurnaan absolut yang sangat stagnan. Advaita vedanta dalam Brahma Vidya menterminologinya dalam istilah saguna -niskala (? saya lupa istilahnya ... sudah sarat memory otak  tua ini). Atau simple-nya (istilah pakar komputer) sistem keamanan jika berjalan 100 % sempurna maka dia (malah) tidak akan bisa jalan. Newton (semoga saya tidak salah mengingat referensi buku lama) seorang scientist namun saat itu dia mengatakan agak filosofis tentang keteraturan kosmik yang perlu "Tuhan" yang direferensikan sebagai pengaturnya (walau jika ternyata Diapun .. maaf ...tidak ada) . Buddha-pun mengistilahkan ini sebagai "ajatang, abuthang, dst " (udana ) yang memungkinkan terjadinya pencerahan diriNya sehingga terbebas dari samsara ini.(Pakar Buddhism menyatakan Nibbana adalah Realitas transendent yang Impersonal ...bukan atta pribadi atau yang bisa dianggap/ mengklaim sebagai "diri" karena magga phala pencapaian "wilayah" kesadaran diri ini harus dicapai melalui kesadaran "tanpa diri " (sakayadithi pancakhanda - diri samsarik dst) ... Susah, ya? saya sendiri bingung mau mengatakan apa. Mudahnya demikian ... anggaplah sesorang ( katakanlah A) lelah terjaga kemudian tertidur, pulas hingga bermimpi. Dalam mimpi tersebut dia memerankan figur berbeda bisa jadi multi peran dan aneka peristiwa (walau yang bermimpi A namun bukan A yang terjaga ... jadi katakanlah A' A aksen .... A yang bermimpi ). Ketika bangun terjaga dia mendapatkan  keberadaan yang berbeda lagi dengan mimpinya. Samsara bisa dipandang sebagai mimpi tersebut. Figur A' - A aksen dengan segala atribut peran mimpinya itu disebut 'diri" untuk Figur A yang real dan sudah terjaga (tidak lagi A aksen tadi). Bingung, ya .... cobalah anda ganti A dan A aksennya. (Itu hanyalah cara pandang hal yang sama namun dengan sudut yang berbeda dari tanazul - taraqqi : kejatuhan dalam keterlelapan  dan keterjagaan dari keterlelapan dst )
Intinya demikian pandangan kami tentang kesempurnaan yang tidak hanya acinteya namun advaita untuk dibahas. kebijaksanaan Nibbana mungkin adalah batas akhir yang bisa secara bijak dicapai (Buddha dan juga lainnya) dalam melampaui samsara yang tidak diketahui awalnya (secara individual ) dan kapan berakhirnya  (secara universal) ...pengakuan autentik Buddha. (mengapa ?). Ini dicapai dalam progress simultan dan berkaitan melampaui individualitas diri (eksistensial,universal hingga transendental)
Lantas ... bagaimanakah kesempurnaan advaita tersebut ? secara hipotetis ini baru bisa dicapai jika terlampaui tidak hanya universalitas diri (bukan individual tetapi universal ..... bayangkan wilayah nama tanpa rupa "batin tanpa materi" hanya ada Anenja Brahma, suddhavasa dan Nibbana tidak ada lagi alam dunia, apaya, surga , rupa brahma) namun juga trandentalitas diri (bayangkan wilayah dvaita nibbana  dan advaita itu sendiri tiada samsara  imanen lagi). Demikian analogi gambaran saguna -niskala mandala ini. Ini gambaran Dia yang belum terjaga dari dvaita samsara nibbanaNya. Bagaimana jika Dia terjaga dalam advaita dan melampaui nibbana (samsaraNya) ? dst.
(Pusing ya .... karena jelas kita yang masih "ndagel" dalam peran samsarik di dunia ini tidak mungkin ada disana maka kita cukupkan disini saja)

Payah juga otak tua ini sudah 3 x (mungkin lebih) salah menyebutkan nama dalam posting blog selama ini: Newton untuk Pascal dan Mahavira untuk Padmasambhava pada posting di atas, Deepak Chopra untuk Piere Chardin . Maaf, ya ?

Selasa, 24 Maret 2020
Quo Vadis ?
QUO VADIS ? (baru mulai sketsa konsep - belum jadi )
PROLOG
Hikmah Corona ? Positif ~ Negatif
Prakata :
We are not human beings having a spiritual experience. We are spiritual beings having a human experience.” ― Pierre Teilhard de Chardin
Demikian quotes terkenal Piere Chardin (bukan Deepak Chopra .. maaf)
Ulasan 
kita sesungguhnya bukanlah sekedar manusia yang menjalankan tugas spiritual namun sesungguhnya kita adalah makhluk spiritual yang menjalani peran sebagai manusia.
Bahasan : Seeker 
I say that madness is the first step towards unselfishness. 
Be mad, Meesha. Be mad and tell us what is behind the veil of ”sanity,” 
The purpose of life is to bring us closer to those secrets, and madness is the only means. 
Be rnad, and remain a mad brother to your mad brother. 
"Aku berkata bahwa kegilaan adalah langkah pertama menuju sikap tidak mementingkan diri sendiri.
Jadilah gila, Misha. Jadi gilalah kau dan katakan padaku apa yang ada di balik selubung "kesehatan jiwa".
Tujuan hidup ini ialah membawa kita lebih dekat kepada segala rahasia itu,dan kegilaan itu adalah satu-satunya jalan.
 Jadilah gila, dan tetaplah menjadi seorang saudara yang gila bagi saudaramu yang gila
 penggalan sepucuk surat dari Pujangga Libanon Khalil Gibran kepada sahabatnya, Mikhail Naimy.
Ulasan   (sadar terjaga namun wajar bersama )
Penutup : Sekha   
The unexamined life is not worth living" Hidup yang tak teruji tak layak dijalani  - Socrates
Ini adalah sebuah diktum terkenal yang tampaknya diucapkan oleh Socrates pada pengadilannya atas tuduhan menentang dewa dan merusak generasi muda, yang kemudian membuatnya dijatuhi hukuman mati, seperti yang dijelaskan dalam Apologi Plato .
Ulasan
Monolog :
Dialektika Triade Hegel : Thesis – Antithesis – Synthesis (ada - tiada - menjadi;  apersepsi + referensi = refleksi 

Tetapi sudah diralat juga, lho ...
Sekedar mengingatkan kesejatian diri & menghargai  keberadaan saat ini kita semua 
“We are not human beings having a spiritual experience. We are spiritual beings having a human experience.”― Pierre Teilhard de Chardin
literal : Kita bukan manusia yang memiliki pengalaman spiritual. Kita makhluk spiritual yang memiliki pengalaman manusia 

"Maaf, ya ?" kami ungkapkan untuk pemakluman saja bukan untuk kemudahan pembenaran /penghapusan kesalahan apalagi pencitraan keautentikan.
Kaidah Kosmik Dharma = pengungkapan noda karmik (untuk tidak lagi menyesatkan diri sendiri & orang lain ke depannya) hanya pengurangan dampak negatif karma yang sudah lompat pagar eksternal tidak lagi internal (tindakan aktual > ungkapan verbal > kilasan mental ... asava, samyojana, nivarana , kilesha , etc ). seperti air tawar kebaikan untuk menetralisir air asin keburukan ... mengurangi walau tidak mungkin menghilangkan keasinan ? (sekedar selaras menjaga keterjagaan/ kewaspadaan  walau bisa saja keberuntungan ahosi karma negatif atau obralan karbit karmik positif  mungkin memang terjadi) Link VIDEO : 
 > Dogma Agama : pengampunan Tuhan ( Tuhan pasti mengampuni demi menjaga kesucianNya ... jika lewat permohonan / kepercayaan dosa secara naif begitu mudah diampuni , tertib kosmik akan kacau ... surga yang penuh sesak karena neraka tanpa penghuni bisa segera menjadi liar menjadi neraka  ?)  
> Etika Humaniora : pemakluman lainnya ( Orang lain memaafkan demi menjaga kearifannya ... jika kesalahan hilang hanya karena dimaafkan, tertib dunia bisa kacau juga .. dunia tidak hanya naif tetapi akan menjadi semakin liar ? )
see : mustarih & muflis ( Halal Bihalal 1443 H)
Mungkin memang susah melakukan kebenaran tetapi lebih susah lagi tidak pernah melakukan kesalahan dan paling susah lagi dalam melakukannya selalu dengan kemurnian.

kutipan : Corona 5 
https://share4seeker.blogspot.com/2022/04/seeker-project-forever-gnosis-wisdom.html
SEEKER PROJECT FOREVER (gnosis wisdom exodus) 
masih ribet & repot .... banyak beban tugas dari peran eksistensial diri yang perlu pemantasan & ketuntasan. Rehat . 
CORONA  5 
Tampaknya saat ini situasi kondisi sudah mulai cukup kondusif ... virus sudah adaptif & imun vaksinasi - iman resistensi sudah kembali effektif ? 
Dunia sudah tidak lagi galau dan mulai normal lagi berputar .... antara sakau mengumbar keakuan/kemauan dan mulai kacau menebar kebencian/ kerusakan seperti biasanya ? (konflik luar /dalam negeri sudah mulai lagi ... jika tidak pekok & heboh (kasar ? ganti saja : sakau dan kacau ... terserahlah) hidup memang tampak terasa tidak 'hidup',ya... ?  Hehehe. 
Tetaplah waspada untuk tetap terjaga, ah ... agar bisa menjaga & berjaga .... intinya jangan lengah terpedaya senantiasa memberdaya ... bersamaan dengan proses berjalannya waktu tanpa dapat dicegah kita semakin tua melapuk (walau tidak berarti mencapai kedewasaan psikologis apalagi pencerahan spiritual) ... tanpa covid kita masih tetap bisa sakit. bahkan tanpa sakit kita bisa saja mati (konsekuensi dualitas kehidupan) plus kelanjutannya juga, lho ... karena sebagaimana kita saat ini yang secara akumulatif terniscayakan faktor karmik/kosmik lampau diri kita dulunya demikian juga nanti ... well, setiap diri pada hakekatnya sedang melayakkan dampak effek akumulatif dirinya secara karmik/kosmik demi saat nanti melalui tindakan batiniah/zahiriah dirinya sendiri sebelumnya. So, perhatikan sikap batin & tindakan (mental, verbal & aktual) kita di setiap kekinian dimanapun dalam sikon & peran apapun juga. 
Jadi inget Sang Ariya Buddha Gautama & Bhante Moggalana yang walau telah mencapai Nibbana sekalipun tetap harus menanggung beban karmik dosa/ kesalahan dari kehidupan samsarik lampaunya (apalagi kita yang nota bene belum mencapai layer evolusi pribadi lokuttara masih di bawah level brahmanda bahkan tersekap dalam peran label kamavacara). Bagaikan bayang-bayang yang mengikuti keberadaan diri demikianlah dampak karmik/ effek kosmik kebodohan, kesalahan & keburukan berpandangan, berpribadi dan berprilaku akan menyertai perjalanan kehidupan keabadian kita ... cepat atau lambat (dalam peran dagelan nama rupa saat ini atau setelah ini ataupun pada saatnya nanti ) apa yang dituai  niscaya akan kita petik juga buahnya. Well,demi keutamaan untuk menjaga keperwiraan, keterjagaan dan kewaspadaan yang lebih dewasa (utama, benar & nyata) tetaplah reseptif & antisipatif untuk menjadi autentik & holistik dalam kesedemikianan tertib kosmik keseluruhan ini ... nafikan sementara walaupun mungkin memang senantiasa tetap ada kemungkinan ahosi karma , fasilitasi pengampunan / pelimpahan lainnya yang bisa saja terjadi (aktualitatif > identifikatif > eksploitatif). Dengan demikian Evolusi pribadi , Harmoni dimensi & Sinergi Valensi tetap berjalan selaras dan terniscayakan kelayakannya secara murni sebagaimana harusnya secara eksistensial, universal & transendental. Keutamaan > Kebenaran > Kenyataan ... ada bonus nilai plus untuk meningkatkan/melampaui kualitas kelayakan yang lebih baik yang juga mencegah keterpedayaan yang menjatuhkan (optimis kepercayaan diri  atau opurtunis pengharapan lainnya ?) dan faktisitas pembatasan (dinamika konfiguratif keberuntungan eksistensial atau kemalangan universal ) yang mungkin juga akan terjadi.
https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/dua-belas-hutang-kamma-sang-buddha/
https://samaggi-phala.or.id/tipitaka/kisah-maha-moggallana-thera/

Kelamaan curhat ... langsung ke laptop, bro.
Kutipan : http://teguhqi.blogspot.com/2020/03/dhamma-cloud-di-tengah-wabah-corona.html ( Kutipan : Galau Corona di bawah ) = 22 Maret 2020 sd ... ?)
Sudah hampir lebih dari 2 tahun pandemi corona ... karya galau makalah (atau masalah ?) ini belum selesai juga. Tetapi sudah terlanjur janji .... nekat ?
PUSING JUGA (Repot External & Ribet Internal .... ah, jalani saja semampunya & sepatutnya juga, lho ... tidak usah nggege mongso .... segala sesuatu ada waktunya, tempatnya , orangnya ... tidak harus saat ini, di sini dan diri ini  ?... 
NGABUR LAGI ? No.. cari waktu luang susah. So, luangkan waktu libur yang tersedia untuk menuntaskan tanggungan (janji itu juga hutang, bro .... ingat waktu bayar hutang kalah main judi lampau selama 7 bulan penuh, lho).
Lanjutkan semampu mungkin ... jika perlu limbah mental dahulu keluarkan lagi sebagai pijakan untuk ditata lagi .. revisi (demi kelengkapan & kepantasannya)

Wah ... hilang. Macet lagi aliran idea. Rehat lagi, ya ?

Ditrigger musik dulu ... Agama Cinta - Puisi Ibnu Arabi (Terjemah Indonesia)

WAHDAT AL-ADYAN (Unity of Religion = Kesatuan Agama ?)

Laqad shara qalbi kulla shuratin,
fa mar'a li ghazlaanin wa dairun li ruhbanin,
wa baitun li autsaanin wa ka'abu thaifin
wa alwahu tauratin wa mushhafu Qur`anin,
adinu bi diinil hubbi anni tawajjahtu 
rakaibahu fad dinu dini wa imani
My heart became open to all forms:/
A pasture for gazelles and a cloister for monks,/
 A house of idols and circling the Ka'ba*,/
The tablets of Torah and the Book of Qur'an./
 I profess the religion of love, wherever its caravans lead.../
In love is my religion and my faith.
Sungguh hatiku telah terbuka menerima segala realitas
Padang rumput bagi rusa juga kuil para pendeta
Rumah aneka berhala dan kabah bagi orang yang tawaf
Juga lembaran- lembaran Torah dan mushaf Qur’an
Aku menganut agama cinta kemanapun Dia mengarah
Cinta adalah agamaku dan dia adalah imanku

adinu bi diinil hubbi anni tawajjahtu 
rakaibahu fad dinu dini wa imani
My heart became open to all forms:/
A pasture for gazelles and a cloister for monks,/
Sungguh hatiku telah terbuka menerima segala realitas
Padang rumput bagi rusa juga kuil para pendeta

Upaya konversi, syncretisasi atau hybridisasi ajaran ? NO. Panentheisme memandang segala fenomena di permukaan hanyalah adalah cerminan gradasi layer dimensi dari realitas di kedalaman yang menjangkau progress interconnected dari desain homeostatis kesedemikianan ini dalam equilibirium keseluruhan sebagaimana mentari merengkuh putra putri pelanginya. Inferensi intuitif menuju kedalaman (bukan sekedar analogi intelek di permukaan)  kita gunakan bukan hanya agar kebijaksanaan pengetahuan kita tidak menyimpang dari kaidah kosmik peniscayaanNya  (awas ! labirin paradoks pandangan / penganggapan/ pengharapan!) namun juga agar kita tidak stagnan untuk progress capaian maqom penempuhan tetap dinamis tumbuh berkembang tanpa batas dalam asymptot keTidak-TerhinggaanNya.
SEE: Inferensi Dimensi di atas 

Bantu tugas, bro
Rekap Idea Dulu COPAS REKAP IDEA SD 09042022
Rekap Idea Kini COPAS ALL
Rekap Idea Nanti SKETSA GLOBAL


okay ... tetapi juga lainnya (sudah penuh, boss) ... lihat rekap blog/ vlog akun

Link Utama
FROM  ACCOUNT 5
Akun : teguh.qi@gmail.com  
Akun : maxwellseeker@gmail.com  
Akun : dhammaseeker79@gmail.com 
Akun : englishindonesian11@gmail.com  
Akun :  dhammasikkha1@gmail.com
 open link in new tab 
FROM ARCHIVES 5  https://archive.org/
https://archive.org/details/@teguh_qi?tab=uploads
https://archive.org/details/@maxwellseeker_gmail_com?tab=uploads
https://archive.org/details/@dhammaseeker79_gmail_com?tab=uploads
https://archive.org/details/@english_for_indonesian?tab=uploads
https://archive.org/details/@dhamma_sikkha?tab=uploads

25 BLOG :  https://www.blogger.com/ 

8 Akun : teguh.qi@gmail.com  
01 Teguh.Qi - Sharing Forever atau http://teguhqi.blogspot.com/ 
Sabtu, 28 Mei 2022
SKETSA 28052022
Kamis, 31 Desember 2020
01012021
Minggu, 20 Desember 2020
REKAP DATA (SD 28052022)
04 DHARMA_SEKHA atau : http://kalamadharma.blogspot.com/  
Minggu, 17 April 2022
REHAT _ RELAX _ RESET : Dhamma Mantra ( Chant, Musics, etc )
06 JUST SHARE atau https://justshare2021.blogspot.com/ 
Rabu, 26 Januari 2022
JUST IDEA 2022 : QUE SERA SERA PANTHA REI .... SUCHNESS PHILOSOPHY
08 SADHAR(Sanatana_Dharma) atau https://teguhkiyatno.blogspot.com/
Rabu, 11 Mei 2022
JUST FOR SEEKERS : Bacalah - Bungkam - Biarkan (confidential)
PLUS : 
14 NEW_SHARE atau https://justshareagain.blogspot.com/
Selasa, 22 Maret 2022
JUST REKAP
15 SHARE2SEEKER atau https://share2seeker.blogspot.com/
Sabtu, 28 Mei 2022
JUST IDEA , SEEKER
16 2SHARE4SEEKER atau https://2share4seeker.blogspot.com/
Rabu, 06 April 2022
REKAP IDEA SD 22052022 (base)
17 SHARE4SEEKER atau http://share4seekers.blogspot.com/
Sabtu, 07 Mei 2022
HALAL BI HALAL 05052022 (REVISED BAHASAN)

7 Akun :  maxwellseeker@gmail.com  
02 MaxwellSeeker atau https://maxwellseeker.blogspot.com 
Minggu, 15 Mei 2022
KOMENTAR VLOG SD 11052022 (15052022)
07 Share Again atau https://sanatanadhamma.blogspot.com/ 
Minggu, 15 Mei 2022
COPAS REHAT _ RELAX _ RESET : Dhamma Mantra
13 Sharing Seeker atau  https://sharingseeker.blogspot.com/
Sunday, May 15, 2022
COPAS HALAL BI HALAL 1443 H (2022) LENGKAP final
PLUS : 
18 JUST4SEEKERS atau https://just4seekers.blogspot.com/
Monday, May 30, 2022
COPAS ALL
19 JUST2SHARE4SEEKE... atau https://2share4seekers.blogspot.com/
Monday, May 30, 2022
SKETSA GLOBAL
20 JUST4SEEKERS atau https://justforseekers.blogspot.com/
Saturday, March 26, 2022
COPAS REKAP IDEA SD 09042022
21 JUST4SEEKERS atau https://justseekers.blogspot.com/
Friday, April 8, 2022
POSTING AWAL ... Nostalgia 2014, ah

4 Akun : dhammaseeker79@gmail.com 
03 DHAMMA SEEKER atau https://dhammaseeker.blogspot.com/ 
Sabtu, 21 Mei 2022
JUST IDEA
12 TOTAL SHARE atau https://justforseeker.blogspot.com/ 
Jumat, 06 Mei 2022
HALAL BI HALAL 05052022 (BAHAS) KONSEP & REVISED
PLUS : 
22 SHARE2SEEKER atau  https://share2seekers.blogspot.com/
Sabtu, 21 Mei 2022
ALL IDEA
25 JUST2SHARE4SEEKERS atau https://just2share4seekers.blogspot.com/
Kamis, 07 April 2022
COPAS REKAP DATA SD 11052022 (SD 28052022)

3 Akun : englishindonesian11@gmail.com  
05 English forIndonesian atau https://englishindonesian11.blogspot.com/ 
Kamis, 30 Juli 2020
ENGLISH
11 HANYA SHARE atau https://isharedata.blogspot.com/ 
Sabtu, 28 Mei 2022
REKAPAN 28052022
PLUS : 
23 SHARE4SEEKERS atau https://sharing2seekers.blogspot.com/
Senin, 23 Mei 2022
REKAP ALL IDEA 22052022 (28052022)

3 Akun :  dhammasikkha1@gmail.com  dhammasikkha1@gmail.com 
09 ANEKA SHARE  atau  https://retnoyogi.blogspot.com/  
Kamis, 21 April 2022
REKAP QUR'AN
10 SHARE AGAIN atau  https://trinanik.blogspot.com/ 
Jumat, 29 April 2022
HADITS ARBAIN 42 (Imam Nawawi)
PLUS :  
24 SHARE2SEEKERS atau https://share4seeker.blogspot.com/
Senin, 23 Mei 2022
NEXT ... QUO VADIS ?
Jumat, 13 Mei 2022
COPAS REKAP DATA SD 11052022 (SD 28052022)

REKAP DATA =
25 JUST2SHARE4SEEKERS atau https://just2share4seekers.blogspot.com/=COPAS REKAP DATA SD 11052022
dari : 18 JUST4SEEKERS atau https://just4seekers.blogspot.com/ = REKAP DATA UTAMA (SD 11052022)
REKAP DATA SD 09042022 = https://just4seekers.blogspot.com/2022/03/rekap-data-sd-19022022.html 
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS SHARE2SEEKERS 13052022 COPAS REKAP DATA SD 11052022.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS SHARE2SEEKERS 13052022 COPAS REKAP DATA SD 11052022.pdf
dan REHAT 17052022 = https://just4seekers.blogspot.com/2022/05/rehat-17052022.html
make : COPAS REKAP DATA SD 11052022 (17052022)  
https://just2share4seekers.blogspot.com/2022/04/copas-rekap-data-sd-07042022.html
OKE
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS JUST2SHARE4SEEKERS 07042022 COPAS REKAP DATA SD 17052022.docx
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS JUST2SHARE4SEEKERS 07042022 COPAS REKAP DATA SD 17052022.pdf
lanjut : HANYA SHARE : REKAP DATA SD 22042022
REKAPAN 28052022/IDEA/BLOG/POSTING/04 EFI HANYA SHARE 23052022 REKAP DATA SD 22042022.docx
REKAPAN 28052022/IDEA/BLOG/POSTING/04 EFI HANYA SHARE 23052022 REKAP DATA SD 22042022.pdf

REKAP IDEA  =
IDEA 1
03 DHAMMA SEEKER atau https://dhammaseeker.blogspot.com/ =REKAP DATA
19 JUST2SHARE4SEEKE... atau https://2share4seekers.blogspot.com/ = BACALAH - BUNGKAM - BIARKAN
dari : https://teguhkiyatno.blogspot.com/2022/05/just-for-seekers-bacalah-bungkam.html
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST2SHARE4SEEKERS 14052022 COPAS NEXT POST.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST2SHARE4SEEKERS 14052022 COPAS NEXT POST.pdf
make : JUST IDEA 
http://dhammaseeker.blogspot.com/2022/05/just-idea.html
OKE 
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS DHAMMA SEEKER 21052022 JUST IDEA.docx
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS DHAMMA SEEKER 21052022 JUST IDEA.pdf
IDEA 2
12 TOTAL SHARE atau https://justforseeker.blogspot.com/ =HALAL BI HALAL 05052022 (BAHAS) KONSEP
dari : 13 Sharing Seeker atau  https://sharingseeker.blogspot.com/ = COPAS HALAL BI HALAL 1443 H (2022) PLUS
https://sharingseeker.blogspot.com/2022/05/copas-halal-bi-halal-1443-h-2022.html
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS Sharing Seeker 15052022 COPAS HALAL BI HALAL 1443 H (2022) LENGKAP.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS Sharing Seeker 15052022 COPAS HALAL BI HALAL 1443 H (2022) LENGKAP.pdf
dari https://sharingseeker.blogspot.com/2022/05/copas-halal-bi-halal-1443-h-2022.html
make : HALAL BI HALAL 05052022 (BAHAS) KONSEP & REVISED 
https://justforseeker.blogspot.com/2022/05/halal-bi-halal-05052022-bahas.html
OKE
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS TOTAL SHARE 05052022 HALAL BI HALAL REV.docx
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS TOTAL SHARE 05052022 HALAL BI HALAL REV.pdf
DAN
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/REV/REVISI LINK MEDIA HALAL BI HALAL 1443 H (2022).docx
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/REV/REVISI LINK MEDIA HALAL BI HALAL 1443 H (2022).pdf
IDEA 3
22 SHARE2SEEKER atau  https://share2seekers.blogspot.com/=JUST SAY, SEEKER
= REKAP IDEA UTAMA (SD 11052022) = REKAP IDEA UTAMA (SD 17052022)
dari : 20 JUST4SEEKERS atau https://justforseekers.blogspot.com/ = REKAP IDEA UTAMA (SD 11052022)
COPAS REKAP IDEA SD 09042022 https://justforseekers.blogspot.com/2022/03/check-recheck-idea.html
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST4SEEKERS 26032022 COPAS REKAP IDEA SD 09042022.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST4SEEKERS 26032022 COPAS REKAP IDEA SD 09042022.pdf
dari : 21 JUST4SEEKERS atau https://justseekers.blogspot.com/ = POSTING AWAL TQ 2014
POSTING AWAL ... Nostalgia 2014, ah = https://justseekers.blogspot.com/2022/04/posting-lama-3-pribadi-inspirative.html
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST4SEEKERS 08042022 POSTING AWAL ... Nostalgia 2014, ah.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST4SEEKERS 08042022 POSTING AWAL ... Nostalgia 2014, ah.pdf
dari : 02 MaxwellSeeker atau https://maxwellseeker.blogspot.com  = KOMENTAR VLOG SD 11052022 (15052022)
https://maxwellseeker.blogspot.com/2022/05/komentar-vlog-sd-11052022.html
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS MaxwellSeeker 15052022 KOMENTAR VLOG SD 11052022 (15052022).docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS MaxwellSeeker 15052022 KOMENTAR VLOG SD 11052022 (15052022).pdf
dari : 07 Share Again atau https://sanatanadhamma.blogspot.com/  = COPAS REHAT _ RELAX _ RESET : Dhamma Mantra
https://sanatanadhamma.blogspot.com/2022/05/copas-rehat-relax-reset-dhamma-mantra.html
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS Share Again 15052022 COPAS REHAT _ RELAX _ RESET Dhamma Mantra.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS Share Again 15052022 COPAS REHAT _ RELAX _ RESET Dhamma Mantra.pdf
make :  ALL IDEA 
https://share2seekers.blogspot.com/2022/05/all-idea-rekap.html
OKE
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS SHARE2SEEKER 21052022 ALL IDEA OKE.docx
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS SHARE2SEEKER 21052022 ALL IDEA OKE.pdf
lanjut : SHARE4SEEKERS : REKAP ALL IDEA 22052022
REKAPAN 28052022/IDEA/BLOG/POSTING/04 EFI SHARE4SEEKERS 23052022 REKAP ALL IDEA 22052022.docx
REKAPAN 28052022/IDEA/BLOG/POSTING/04 EFI SHARE4SEEKERS 23052022 REKAP ALL IDEA 22052022.pdf

PLUS INPUT IDEA
files dari posting blog / playlist vlog  
lanjut :  SHARE2SEEKERS :  NEXT ... QUO VADIS ?
REKAPAN 28052022/IDEA/BLOG/POSTING/05 DSI SHARE2SEEKERS 23052022 NEXT ... QUO VADIS.docx
REKAPAN 28052022/IDEA/BLOG/POSTING/05 DSI SHARE2SEEKERS 23052022 NEXT ... QUO VADIS.pdf

PLUS LINK DATA 
Quotes Community  : https://www.youtube.com/c/SadhguruBahasaIndonesia/community
REKAPAN 28052022/DATA/LANJUT/SY/37 SADHGURU YASUDEV QUOTES 22052022 sd 28052022 OKE.docx
REKAPAN 28052022/DATA/LANJUT/SY/37 SADHGURU YASUDEV QUOTES 22052022 sd 28052022 OKE.pdf
PURE DHAMMA : https://puredhamma.net/new-revised-posts/puredhamma-essays-in-a-book-format/
REKAPAN 28052022/DATA/LANJUT/PD/Pure-Dhamma-23May2022.pdf

5 VLOG :  https://www.youtube.com/ 
1 Akun :  teguh.qi@gmail.com
TeguhKiyatno atau https://www.youtube.com/channel/UCBKaBMTaTL_Jl94XsYRTOVQ 
Upload
1.        Bhante Pannavaro _ Dhammadhipateyya 
299 x ditonton2 tahun yang lalu
2.        Bhante Pannavaro_Vimutti Pencerahan Magandiya
159 x ditonton2 tahun yang lalu
3.        Awaken Samadhi Trailer
33 x ditonton2 tahun yang lalu
4.        Gaiea Sanskrit _ Madalasa Upadesha
550 x ditonton2 tahun yang lalu
5.        coba coba
47 x ditonton1 tahun yang lalu
6.        AWAKEN - SAMADHI TRAILER (Eng-Ina sub) ReUpload
28 x ditonton1 tahun yang lalu
7.        hello
1 x ditonton4 bulan yang lalu
Playlist

1 Akun :   maxwellseeker@gmail.com 
maxwell seeker atau https://www.youtube.com/channel/UC-rkgGCcpqG-R-AWRA4OBOQ 
Upload
1.        AWAKEN SAMADHI TRAILER Eng Ina sub
5 views1 year ago
2.        SKETSA
7 views2 months ago
Playlist

1 Akun :  englishindonesian11@gmail.com
EnglishIndonesian atau https://www.youtube.com/channel/UCoyZ6llUIUekhkNZInq7npg 
Upload
1.        AWAKEN - SAMADHI TRAILER (Eng-Ina sub)
62 views1 year ago
2.        coba
35 views1 year ago
3.        Learning English Lesson One Introduction YouTube
182 views1 year ago
Playlist

1 Akun : dhammaseeker79@gmail.com
DhammaSeeker atau https://www.youtube.com/channel/UCbvmNk761y4BIkqocr-V7_A 
Upload
1.        AWAKEN SAMADHI TRAILER Eng Ina sub ReUpload Again
15 views1 year ago
Playlist

1 Akun :  dhammasikkha1@gmail.com
Dhamma Sikkha atau https://www.youtube.com/channel/UCOvUi8WXDetP3E0OL2rdCRg
Upload
1.        AWAKEN SAMADHI TRAILER Eng Ina sub
1 view1 year ago
Playlist

SUDAH PENUH , KAN ?
okay, PLUS  blog lain juga 

 


INFO OUR BLOG
 
Susah juga buat style blog ... kacau format, style .... maklum gaptek juga, nih.

FROM  ACCOUNT 5
   
Akun : teguh.qi@gmail.com  
Akun : maxwellseeker@gmail.com  
Akun : dhammaseeker79@gmail.com 
Akun : englishindonesian11@gmail.com  
Akun :  dhammasikkha1@gmail.com    

FROM ARCHIVES 5  https://archive.org/
   

25 BLOG :  https://www.blogger.com/ 
8 Akun : teguh.qi@gmail.com  
PLUS : 
7 Akun :  maxwellseeker@gmail.com  
PLUS : 
4 Akun : dhammaseeker79@gmail.com 
PLUS : 
3 Akun : englishindonesian11@gmail.com  
PLUS : 
3 Akun :  dhammasikkha1@gmail.com  dhammasikkha1@gmail.com 
PLUS :  

1 Akun :  teguh.qi@gmail.com
1 Akun :   maxwellseeker@gmail.com 
1 Akun :  englishindonesian11@gmail.com
1 Akun : dhammaseeker79@gmail.com
1 Akun :  dhammasikkha1@gmail.com



REKAP DATA OKE
Walau memang belum sempurna seperti blogger pro namun dengan segala keterbatasan dan pembatasan yang ada tampaknya inipun sudah cukup memadai sesuai rencana ... mempermudah para seeker lainnya mengakses & download data secara bebas tidak ribet. Fikiran dan tindakan seperti gema yang akan kembali lagi ke sumbernya. Tak perlu mempersulit lainnya untuk tidak mempersulit diri sendiri nantinya.
Tinggal Klik link IDM pada webpage : Download IDM  Integration Module ( Download all link with IDM – html ). Pilih atau ambil semuanya (untuk dipilah nantinya : hikmah ilmiah digunakan - limbah sampah diabaikan ..tanpa perlu harapan / keharusan untuk pujian,  tidak juga kekesalan / kecemasan untuk makian ). Que sera sera pantha rei ... Apapun yang terjadi terjadilah . Biarkan semuanya mengalir apa adanya. 
REKAP DATA UPDATE = 

REKAP DATA UPDATE = 
REKAP 07072022 by BLOG Uploaded byteguh.qion July 7, 2022
https://archive.org/details/rekap-07072022
https://archive.org/download/rekap-07072022/REKAP%2007072022.zip 72.9 MB

REKAP ARCHIVES

REKAP 07072022/FILE/TOTAL UPLOAD ARCHIVE 291 SD 27062022.docx

2759033

REKAP 07072022/FILE/TOTAL UPLOAD ARCHIVE 291 SD 27062022.pdf

35258142

REKAP 07072022/FILE/UPLOAD TEGUH.QI ARCHIVE 185 SD 27062022.docx

1893262

REKAP 07072022/FILE/UPLOAD TEGUH.QI ARCHIVE 185 SD 27062022.pdf

25628558


REKAP 07072022/FILE/UPLOAD TEGUH.QI ARCHIVE 185 SD 27062022.docx
REKAP 07072022/FILE/UPLOAD TEGUH.QI ARCHIVE 185 SD 27062022.pdf
REKAP 07072022/FILE/TOTAL UPLOAD ARCHIVE 291 SD 27062022.docx
REKAP 07072022/FILE/TOTAL UPLOAD ARCHIVE 291 SD 27062022.pdf

INPUT DATA  AKHIR 

REKAP 07072022/DATA/43 SADHGURU YASUDEV QUOTES 26062022 sd 07072022.docx

5293232

REKAP 07072022/DATA/43 SADHGURU YASUDEV QUOTES 26062022 sd 07072022.pdf

968901

REKAP 07072022/DATA/MASTER FILES SADHGURU YASUDEV QUOTES SD 42 26062022.docx

23182

REKAP 07072022/DATA/MASTER FILES SADHGURU YASUDEV QUOTES SD 42 26062022.pdf

112003

REKAP 07072022/DATA/Pure-Dhamma-01July2022.pdf

17636954


SADHGURU YASUDEV QUOTES  Quotes Community  : https://www.youtube.com/c/SadhguruBahasaIndonesia/community
REKAP 07072022/DATA/43 SADHGURU YASUDEV QUOTES 26062022 sd 07072022.docx
REKAP 07072022/DATA/43 SADHGURU YASUDEV QUOTES 26062022 sd 07072022.pdf
REKAP 07072022/DATA/MASTER FILES SADHGURU YASUDEV QUOTES SD 42 26062022.docx
REKAP 07072022/DATA/MASTER FILES SADHGURU YASUDEV QUOTES SD 42 26062022.pdf
PURE DHAMMA : https://puredhamma.net/new-revised-posts/puredhamma-essays-in-a-book-format/
REKAP 07072022/DATA/Pure-Dhamma-01July2022.pdf

REKAP IDEA  AKHIR 

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ DHARMA_SEKHA 24062022 REKAP IDEA (25062022).docx

6842078

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ DHARMA_SEKHA 24062022 REKAP IDEA (25062022).pdf

6229130

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SADHAR 26062022 LANJUT ... SEEKER.docx

1221199

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SADHAR 26062022 LANJUT ... SEEKER.pdf

1328548

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SHARE4SEEKER 24062022 REKAP DATA (27062022).docx

345338

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SHARE4SEEKER 24062022 REKAP DATA (27062022).pdf

1511844

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ Teguh.Qi - Sharing Forever 25062022 REKAP DATA UPDATE 26062022.docx

928552

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ Teguh.Qi - Sharing Forever 25062022 REKAP DATA UPDATE 26062022.pdf

1820187

REKAP DATA   :
REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SHARE4SEEKER 24062022 REKAP DATA (27062022).docx
REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SHARE4SEEKER 24062022 REKAP DATA (27062022).pdf
REKAP  IDEA   :
REKAP 07072022/IDEA/01 TQ DHARMA_SEKHA 24062022 REKAP IDEA (25062022).docx
REKAP 07072022/IDEA/01 TQ DHARMA_SEKHA 24062022 REKAP IDEA (25062022).pdf
PLUS IDEA  :
REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SADHAR 26062022 LANJUT ... SEEKER.docx
REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SADHAR 26062022 LANJUT ... SEEKER.pdf
BLOG INDUK   :
REKAP 07072022/IDEA/01 TQ Teguh.Qi - Sharing Forever 25062022 REKAP DATA UPDATE 26062022.docx
REKAP 07072022/IDEA/01 TQ Teguh.Qi - Sharing Forever 25062022 REKAP DATA UPDATE 26062022.pdf


REKAP 07072022 by BLOG Uploaded byteguh.qion July 7, 2022
https://archive.org/details/rekap-07072022
https://archive.org/download/rekap-07072022/REKAP%2007072022.zip 72.9 MB
listing of REKAP 07072022.zip

file

size

REKAP 07072022/

REKAP 07072022/DATA/

REKAP 07072022/DATA/43 SADHGURU YASUDEV QUOTES 26062022 sd 07072022.docx

5293232

REKAP 07072022/DATA/43 SADHGURU YASUDEV QUOTES 26062022 sd 07072022.pdf

968901

REKAP 07072022/DATA/MASTER FILES SADHGURU YASUDEV QUOTES SD 42 26062022.docx

23182

REKAP 07072022/DATA/MASTER FILES SADHGURU YASUDEV QUOTES SD 42 26062022.pdf

112003

REKAP 07072022/DATA/Pure-Dhamma-01July2022.pdf

17636954

REKAP 07072022/FILE/

REKAP 07072022/FILE/TOTAL UPLOAD ARCHIVE 291 SD 27062022.docx

2759033

REKAP 07072022/FILE/TOTAL UPLOAD ARCHIVE 291 SD 27062022.pdf

35258142

REKAP 07072022/FILE/UPLOAD TEGUH.QI ARCHIVE 185 SD 27062022.docx

1893262

REKAP 07072022/FILE/UPLOAD TEGUH.QI ARCHIVE 185 SD 27062022.pdf

25628558

REKAP 07072022/IDEA/

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ DHARMA_SEKHA 24062022 REKAP IDEA (25062022).docx

6842078

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ DHARMA_SEKHA 24062022 REKAP IDEA (25062022).pdf

6229130

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SADHAR 26062022 LANJUT ... SEEKER.docx

1221199

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SADHAR 26062022 LANJUT ... SEEKER.pdf

1328548

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SHARE4SEEKER 24062022 REKAP DATA (27062022).docx

345338

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ SHARE4SEEKER 24062022 REKAP DATA (27062022).pdf

1511844

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ Teguh.Qi - Sharing Forever 25062022 REKAP DATA UPDATE 26062022.docx

928552

REKAP 07072022/IDEA/01 TQ Teguh.Qi - Sharing Forever 25062022 REKAP DATA UPDATE 26062022.pdf

1820187

MAAF, RIBET & REPOT ... REKAP & REHAT  SAJA ...  RESET & RELAX DULU

REKAP DATA & LANJUT IDEA ? 
NEXT .....Cari Blog dengan viewer sedikit ? (ngapain ... ini amatiran x profesional NO ADSENSE/ PROFIT) , dengan posting sedikit ? (nggak jaminan tidak lola ... loading lambat ) atau dengan akses akun mudah (Akun induk ? Wah... bahasan mulai agak bikin sungkan & riskan, nih). Ya ... sementara rehat dan relax dulu saja.
REKAP 05062022/IDEA/REKAP/BLOG VLOG VIEW 04062022.xlsx
REKAP 05062022/IDEA/REKAP/BLOG VIEW 04062022.pdf
REKAP 05062022/IDEA/REKAP/VLOG VIEW 04062022.pdf

SEBELUMNYA 



dari 7 Akun :  maxwellseeker@gmail.com  ke 4 Akun : dhammaseeker79@gmail.com 


dari : 18 JUST4SEEKERS atau https://just4seekers.blogspot.com/ REKAP DATA UTAMA (SD 11052022)
make : COPAS REKAP DATA SD 11052022 (17052022)  
OKE
19 JUST2SHARE4SEEKE... atau https://2share4seekers.blogspot.com/ = BACALAH - BUNGKAM - BIARKAN
DAN

REKAP IDEA UTAMA (SD 11052022) REKAP IDEA UTAMA (SD 17052022)
dari : 20 JUST4SEEKERS atau https://justforseekers.blogspot.com/ = REKAP IDEA UTAMA (SD 11052022)
make :  ALL IDEA 
OKE
PLUS INPUT IDEA
files dari posting blog / playlist vlog  


REKAP IDEA
01 POSTING AWAL
dari Blog Akun maxwellseeker@gmail.com 
21 JUST4SEEKERS atau https://justseekers.blogspot.com/ 
Friday, April 8, 2022 POSTING AWAL ... Nostalgia 2014, ah
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST4SEEKERS 08042022 POSTING AWAL ... Nostalgia 2014, ah.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST4SEEKERS 08042022 POSTING AWAL ... Nostalgia 2014, ah.pdf
02 KOMENTAR VLOG 
dari Blog Akun maxwellseeker@gmail.com 
02 MaxwellSeeker atau https://maxwellseeker.blogspot.com 
Minggu, 15 Mei 2022 KOMENTAR VLOG SD 11052022 (15052022)
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS MaxwellSeeker 15052022 KOMENTAR VLOG SD 11052022 (15052022).docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS MaxwellSeeker 15052022 KOMENTAR VLOG SD 11052022 (15052022).pdf
03 JUST FOR SEEKER
dari Blog Akun maxwellseeker@gmail.com
20 JUST4SEEKERS atau https://justforseekers.blogspot.com/
Saturday, March 26, 2022 COPAS REKAP IDEA SD 09042022
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST4SEEKERS 26032022 COPAS REKAP IDEA SD 09042022.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS JUST4SEEKERS 26032022 COPAS REKAP IDEA SD 09042022.pdf
04 DHAMMA MANTRA
dari Blog Akun maxwellseeker@gmail.com
07 Share Again atau https://sanatanadhamma.blogspot.com/ 
Minggu, 15 Mei 2022 COPAS REHAT _ RELAX _ RESET : Dhamma Mantra
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS Share Again 15052022 COPAS REHAT _ RELAX _ RESET Dhamma Mantra.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS Share Again 15052022 COPAS REHAT _ RELAX _ RESET Dhamma Mantra.pdf
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS Share Again 15052022 COPAS REHAT _ RELAX _ RESET Dhamma Mantra.docx
REHAT 17052022/IDEA/NEWEST/02 TS Share Again 15052022 COPAS REHAT _ RELAX _ RESET Dhamma Mantra.pdf
05 HALAL BI HALAL 
dari Blog Akun dhammaseeker79@gmail.com 
12 TOTAL SHARE atau https://justforseeker.blogspot.com/ 
Jumat, 06 Mei 2022 HALAL BI HALAL 05052022 (BAHAS) KONSEP & REVISED
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS TOTAL SHARE 05052022 HALAL BI HALAL REV.docx
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/NEW/03 DS TOTAL SHARE 05052022 HALAL BI HALAL REV.pdf
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/REV/REVISI LINK MEDIA HALAL BI HALAL 1443 H (2022).docx
REHAT DULU (22052022)/REKAP IDEA/REV/REVISI LINK MEDIA HALAL BI HALAL 1443 H (2022).pdf
REKAPAN 28052022/DATA/RISKAN/CS/ISLAMI/HALAL BI HALAL 1443 H 2022 M.docx
REKAPAN 28052022/DATA/RISKAN/CS/ISLAMI/HALAL BI HALAL 1443 H 2022 M.pdf


PLUS DATA  AKHIR 
REHAT 26062022/DATA/EXTRA/RISKY/Jonathan Black_The_Secret History of the World ENG.pdf
REHAT 26062022/DATA/EXTRA/RISKY/Jonathan Black_The_Secret History of the World INA Sejarah-Dunia-yang-Disembunyikan.pdf
ETC

PLUS IDEA 

REHAT 26062022/IDEA/EXTRA/01 TQ SHARE2SEEKER 22062022 LINK BROWSING.docx
REHAT 26062022/IDEA/EXTRA/01 TQ SHARE2SEEKER 22062022 LINK BROWSING.pdf

VLOG 

5 VLOG :  https://www.youtube.com/ 
1 Akun :  teguh.qi@gmail.com TeguhKiyatno atau https://www.youtube.com/channel/UCBKaBMTaTL_Jl94XsYRTOVQ 
1.        Bhante Pannavaro _ Dhammadhipateyya  299 x ditonton2 tahun yang lalu
2.        Bhante Pannavaro_Vimutti Pencerahan Magandiya 159 x ditonton2 tahun yang lalu
3.        Awaken Samadhi Trailer 33 x ditonton2 tahun yang lalu
4.        Gaiea Sanskrit _ Madalasa Upadesha 550 x ditonton2 tahun yang lalu
5.        coba coba 47 x ditonton1 tahun yang lalu
6.        AWAKEN - SAMADHI TRAILER (Eng-Ina sub) ReUpload 28 x ditonton1 tahun yang lalu
7.        hello 1 x ditonton4 bulan yang lalu
REKAPAN 28052022/IDEA/VLOG/CHANNEL/VLOG 1 TEGUH KIYATNO 16032020 SD 22052022.docx
REKAPAN 28052022/IDEA/VLOG/CHANNEL/VLOG 1 TEGUH KIYATNO 16032020 SD 22052022.pdf
1 Akun :   maxwellseeker@gmail.com  maxwell seeker atau https://www.youtube.com/channel/UC-rkgGCcpqG-R-AWRA4OBOQ 
1.        AWAKEN SAMADHI TRAILER Eng Ina sub 5 views1 year ago
2.        SKETSA 7 views2 months ago
1 Akun :  englishindonesian11@gmail.com EnglishIndonesian atau https://www.youtube.com/channel/UCoyZ6llUIUekhkNZInq7npg 
1.        AWAKEN - SAMADHI TRAILER (Eng-Ina sub) 62 views1 year ago
2.        coba 35 views1 year ago
3.        Learning English Lesson One Introduction YouTube 182 views1 year ago
1 Akun : dhammaseeker79@gmail.com DhammaSeeker atau https://www.youtube.com/channel/UCbvmNk761y4BIkqocr-V7_A 
1.        AWAKEN SAMADHI TRAILER Eng Ina sub ReUpload Again 15 views1 year ago
1 Akun :  dhammasikkha1@gmail.com Dhamma Sikkha atau https://www.youtube.com/channel/UCOvUi8WXDetP3E0OL2rdCRg
1.        AWAKEN SAMADHI TRAILER Eng Ina sub 1 view1 year ago


PLUS IDEA 


FAVORIT WEBSITE ?
INTERNAL 
FROM ARCHIVES 5  https://archive.org/ 5 Akun : teguh.qi@gmail.com  
 5 VLOG :  https://www.youtube.com/  5 Akun : teguh.qi@gmail.com 
EXTERNAL 
VLOG YOUTUBE 
BLOG WEBSITE 
OKE 
ETC 

CONVERT
PDF to DOC – Convert PDF to Word Online
HTML to PDF – Convert HTML files to PDF
eBook to PDF – Convert EPUB, MOBI, AZW and FB2 eBooks to PDF
JPG ke PDF – Ubah Gambar JPG ke PDF Online
SOURCE EBOOK
Here is a list of all free ebooks on Holybooks.com
Free eBooks Download - ebook3000.com
Buddha Books ( Free )
Internet Archive Search: BUDHA
VLOG
BUDDHISM
ENG
Bhante Punnaji - YouTube
MindfulVideo StreetwisdomBilly - YouTube
INA
Buddhist Channel Indonesia - YouTube
GITASWARA TISARANA - YouTube
Dhamma Oasis - YouTube
BODHIGIRI BALEREJO - YouTube
Sg DhammaTalk - YouTube
Medan Charity Group - YouTube
Vihara Padumuttara - YouTube
Sanubari Teduh - YouTube
Vihara Mahasampatti - YouTube
Vihara Maggadhamma - YouTube
TheResidentofdhamma - YouTube
Indonesian Buddhist Community - YouTube
sikkhapadam samadiyami - YouTube
BUDDHIS SEMARANG TV - YouTube
U Sikkhānanda - YouTube
Dhamma IT - YouTube
Pariyattidhamma Saṅgha Theravāda Indonesia - YouTube
PATVDH BEJI - YouTube
Wejangan TV - YouTube
Dhammavihari Buddhist Studies - YouTube
Pannadika Channel - YouTube
Cetiya Pannasikkha Official - YouTube
Dhamma Universal - YouTube
Cetiya Pannasikkha Official - YouTube
Jaya Dhamma - YouTube
Pannadika Channel - YouTube
BUDDHA DHAMMA INDONESIA - YouTube
Sukhesikarama TV - YouTube
MYSTICS
INA
Anand Krishna - YouTube
Hindu Times - YouTube
ENG
AwakenTheWorldFilm - YouTube
Brahmacharya - YouTube
QUOTES
INA
Kuliah Semesta - YouTube
Sadhguru - Bahasa Indonesia - YouTube
Urban Favor - YouTube
hermanuhadi - YouTube
Enwe 19 - YouTube
Urban Favor - YouTube
Maknakala - YouTube
ENG
fridaykiss - YouTube
Supreme Yogi - YouTube
Abhinav Kumar - YouTube
Path To Peace - Way of the Buddha - YouTube
OnePath - YouTube
The Spiritual Bee - YouTube
Hans Wilhelm - YouTube
Dare to do. Motivation - YouTube
YOUTUBE
Free Online YouTube Downloader: Download YouTube Videos, Facebook and many others!
LilSubs.com: Download Subtitles from: Youtube, Viki and More!
BLOG
BUDDHIST
ENG
BuddhaNet - Worldwide Buddhist Information and Education Network
SuttaCentral
Folder C:\My Documents\For Website\Buddhism\B - Theravada\Teachers
Book — Integrated Daniel
buddhismforbeginnersgroup
Pure Dhamma Essays in PDF and eBook (Mobi,Epub) Formats
promienie - Dharma Collection
The Dharmafarers | Suttas with commentaries (Early Buddhism)
Proto Buddhism - The Original Teachings of the Buddha :
H O M E | Dharma Door
Books of Ajahn Maha Bua
English Archives » Page 2 of 14 » Amaravati Buddhist Monastery
ABHIDHAMMATTHA - SANGAHA
'Abhidhamma.com Charts'
Dhamma Denna - A Collection of Buddhist Literature Authored by Radhika Abeysekera
E-Book – Buddhist Maha Vihara
Home - Buddhist eLibrary
Dhamma Talks (((((0))))) Attaining PEACE with KNOWING & SEEING a Handful of Leaves
free e-Book download website about Theravada Dhammapada Vipassana by various monks
'Abhidhamma.com'
free e-Book download website about Theravada Dhammapada Vipassana by various monks
INA
Buku Dhamma
Blog Suka2 (Bebas, Merdeka)
DhammaCitta Perpustakaan | Perpustakaan Digital Buddhisme
Samaggi Phala Indonesia - Buddhist Information Network
Pattidana: Dhamma Talk , Penjelasan Tentang Tehnik Meditasi vipasana
Artikel Buddhis: 10 Belenggu(Samyojana) kehidupan
Pojokan Wirajhana
Dhammapada Atthakatha | Indonesian Buddhist Society's Blog
Beranda - Dhammavihārī Buddhist Studies
View & Download E-Book
RATNA KUMARA
PUSTAKA DHAMMA
Unduh Gratis | Ehipassiko Foundation
Chan Yan
Yasati | Yayasan Satipatthana Indonesia
Sukhesikarama: Meditasi Vipassana | Ajaran Buddha
MYSTICS
INA
Gita Kehidupan Sepasang Pejalan
mata ketiga | misteri supranatural dan mengupas ilmu spiritual
Kriya Yoga Nusantara
Renungan Bhagavatam: Daksha Putra Brahma, Keangkuhan Seorang Prajapati | Renungan Triwidodo......................................................... satu bumi, satu langit, satu umat manusia
Jayarava's Raves: The Fivefold Niyāma
superhalaman | Kritis, Plural dan Sekuler
OSHO
Home - Osho Indonesia
Index of /download/osho-books
OZEN books | download | ozenrajneesh
ENG
The Spiritual Bee | Life’s Deepest Questions Answered!
ONLINE
NET
GOOGLE
Getting Started
Google
SOFTWARE
kuyhAa | Download Software Terbaru & Game Gratis
BAGAS31 | Download Software Gratis
GigaPurbalingga.Net | Download Software Gratis Full Version
Download ghost Windows 10 64bit Office 2016 fix 100% full disks link Google Drive ~ Download Software For Free Personal Computer
ANDROID
APK Downloader [Latest] Download Directly | Chrome Extension v2.1.2 (Evozi Official)
Gratisan Teratas di Apl Android - Apl Android di Google Play
Apl Android di Google Play
WINDOWS
Downloads - Microsoft Windows
Microsoft – Halaman Beranda Resmi
DRIVER
https://driverscollection.com/
Download Drivers and Manuals | Acer Official Site
Your Account
WhatsApp

posting terakhir 

Sadhguru Yasudev Quotes : 
Every human being should know the highest possibilities in life are, Whether they will walk the path all the way or not is up to them.

Setiap manusia seharusnya mengetahui apa kemungkinan tertinggi dalam hidup. Apakah mereka akan menempuh jalan itu sepenuhnya atau tidak adalah terserah mereka.

REKAP INPUT



LINK REKAP IDEA = POSTING 

REKAP IDEA AKHIR ? 


SUDAH FINALE

POSTING AWAL TQ 2014
KOMENTAR VLOG SD 11052022 (15052022)
REHAT _ RELAX _ RESET : DHAMMA MANTRA 
HALAL BI HALAL 05052022 (BAHAS) KONSEP & REVISED 

BELUM EDITING

LIMBAH HIKMAH : DRAKOR, ETC.
SKETSA IDEA
ANEKA IDEA 

LINK NEXT IDEA  = JUST FOR SEEKER

PRAKATA

PRAKATA  1 : GALAU CORONA
PRAKATA  2 : KONSIDERAN PANDANGAN
PRAKATA  3 : SKETSA PARADIGMA

PROLOG : Be Realistics (Paradigma Berpandangan)

JUST FOR SEEKER 1 : DESAIN KOSMIK 
JUST FOR SEEKER 2 : ANALISA METODE
JUST FOR SEEKER 3 : KAIDAH ETIKA 

MONOLOG : To Realize (Tindakan Peniscayaan)

JUST FOR SEEKER 1 : MENGHADAPI KEABADIAN  
JUST FOR SEEKER 2 : MENGHADAPI KEHIDUPAN
JUST FOR SEEKER 3 : MENGHADAPI KEMATIAN 

EPILOG : The Real (Progress Capaian)

JUST FOR SEEKER 1 : EKSISTENSIALITAS  
JUST FOR SEEKER 2 : UNIVERSALITY  
JUST FOR SEEKER 2 : TRANSCENDENCE 

PENUTUP 

PENUTUP  1 : REFRESH
PENUTUP  2 : MOTTO
PENUTUP  3 : PENUTUP 

LINK REKAP DATA = ARCHIVES

ARSIP 

GNOSIS WISDOM 
SOFTWARE ICT
ANEKA  INPUT 

FILES

TUGAS DINAS BERPROFESI  
BERSOSIAL KEMASYARAKATAN 
ANEKA KECAKAPAN HIDUP

LINK NEXT DATA  = ARCHIVES

INPUT 

INPUT  1 : PURE DHAMMA 
INPUT  2 : QUOTES BOOK
INPUT  3 : DATA BLOG 

REKAP 

REKAP  1 : ARCHIEVE ZIPS
REKAP  2 : POSTING BLOG 
REKAP  3 : PLAYLIST VLOG

PLUS = INPUT DATA FOR IDEA  ?

 SPIRITUALITY FOR SECULAR PERSON OR JUST FOR RELIGIOUS PEOPLE ?

SPIRITUAL AND RELIGIOUS VS SPIRITUAL NON RELIGIOUS  

Just For Seekers : SBNR ?
https://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_but_not_religious
 
LINK VIDEO LAIN 

TRUTH OR FAITH ... REALITY OR AUTHORITY ?


Every human being should know the highest possibilities in life are, Whether they will walk the path all the way or not is up to them.

Direct Speech 
SUCHNESS PHILOSOPHY ... Paradigma Kesedemikianan (Desain , Kaidah & Metode Kosmik )
Kutipan Avijja ... kebodohan dipandang sebagai 'kewajaran" ?

PARAMA DHARMA : Just Idea ...
Avijja ... kebodohan ini keburukan atau kebutuhan ?
Yang perlu kita fahami, sadari dan hadapi tampaknya bukan sekedar kegilaan insani atau kematian alami namun terutama kelupaan abadi akan kesejatian diri dalam setiap episode permainan keabadian samsarik yang disebut (siklus) kehidupan (dan kematian) ini. 
Well, The Greatest evil is Ignorance  Kejahatan terbesar adalah (karena?) Avidya ketidak-tahuan
Walau dalam pengetahuan ketidak-tahuan akan realitas (kaidah panentheistik?) ini istilah evil (kejahatan/ keburukan) yang digunakan mistisi Sadhguru Yasudev tersebut tidak terlalu salah sebagaimana juga terma avijja kebodohan yang digunakan Samma Sambuddha Gautama namun demikian dalam realisasi penempuhan holistik demi penembusan, pencapaian & pencerahan yang bukan hanya murni dan benar tetapi juga bijak dan tepat untuk mensikapi itu sebagai 'kewajaran' yang harus diterima untuk dihadapi dan difahami agar secara bijaksana dapat dilampaui dengan kesadaran (terhindar dari jebakan konseptual, jeratan identifikatif & sekapan dualisme inference paradoks spiritual MLD yang sangat mungkin terjadi. Well, untuk keniscayaan dalam kesedemikianan yang terjadi perlu keselarasan akan kelayakan dalam keberadaaan dan keberdayaan yang memadai. (transendensi kebijaksanaan pemberdayaan berkembang & berimbang melampaui pemakluman faktitas eksternal untuk diterima keterbatasan & pembatasannya ). bagaikan menumbuh-kembangkan bunga teratai di kolam lumpur yang keruh.
KEDEWASAAN PENCERAHAN 
The disaster in this planet is not an earthquake, not volcano, not a tsunami.
The true disaster is human ignorance. This is the only disaster. Ignorance is the only disaster.
Enlightenment is the only solution, there is really no other solution, please see -You need a subjective perception of life.
so spiritual process if it has become alive … this is not about renunciation. This is just about living sensibily.
Bencana di planet ini bukanlah gempa bumi, bukan (letusan) gunung berapi, bukan tsunami.
Bencana sebenarnya adalah ketidaktahuan manusia. Ini satu-satunya bencana. Ketidaktahuan adalah satu-satunya bencana. 
Pencerahan adalah satu-satunya solusi, benar-benar tidak ada solusi lain, silakan lihat -Anda membutuhkan persepsi subjektif tentang kehidupan.
Jadi proses spiritual jika telah menjadi hidup… ini bukan (hanya?) tentang pelepasan keduniawian. Ini (tepatnya?) hanya tentang hidup dengan bijaksana
BAHASAN =  TENTANG AVIJJA 
Walau avijja secara etika kosmik adalah penyimpangan keselarasan namun ini membuat keberagaman (seperti biasan pelangi dari cahaya mentari yang sama)
Mungkin sangat sensitif dan agak provokatif jika kami menyatakan ... ADA SESUATU YANG MUNGKIN BELUM DIKETAHUI KITA SEMUANYA TERMASUK JUGA YANG BELUM DISADARI PARA TUHAN, DIHAYATI PARA BRAHMA BAHKAN DIFAHAMI PARA BUDDHA SEKALIPUN ..... DALAM PERMAINAN DRAMA DALAM DARMA DARI KEAZALIAN HINGGA KEABADIAN YANG SUDAH, SEDANG DAN AKAN BERLANGSUNG SELAMA INI ....  Triade labirin paradoks diri - alam - inti dalam drama abadi dari fase azali hingga nanti ini (label eksistensial - layer universal - level transendental) dengan 'maha avijja' sebagai skenario samsariknya dan 'parama dhamma' sebagai desain holistiknya memang sangat complicated (jangankan untuk dilampaui dalam penembusan , untuk dijalani dalam penempuhan bahkan difahami dalam pengetahuan saja sulit & rumit ) 
Sial .. kenapa terasa/ terkesan sombong dan lancang ... padahal ini hanya asumsi filosofis yang berdasarkan inferensi belaka ( bisa jadi hanya imaginasi bahkan halusinasi bukan realisasi empiris sebagaimana harusnya ? ...   Tampaknya memang wadah batin ini memang kacau ... sesungguhnya bukan hanya kesungkanan (keresahan karena rendah hati atau mungkin tepatnya rendah diri ... minder akan kualifikasi ideal untuk membabarkan dhamma ) apalagi keriskanan (kecemasan tersudutkan sebagai public enemy bahkan cosmic enemy karena  membeberkan avijja) namun disamping ruwet & rumitnya permasalahan banyak kekesalan di dalam (pantas ... baru bicara jika marah rasionalisasi pembenaran karena dibodohi, dijahili & dizalimi ? ... Spiritualitas walau dalam perspektif holistik sesungguhnya memang sederhana namun dalam kerinduan beraktualisasi selaras denganNya tidaklah gampang ... Well, susah juga untuk mukhlish murni , begitu mudah untuk muflis bangkrut  nantinya)

Pascal's Wager (taruhan Pascal) : link
1) TOTALITAS = mencakup keseluruhan (W) → Hanya ada satu kebenaran yang sama : keseimbangan pandangan (ekstrem) & keberimbangan penempuhan (dualisme?)2) PRAGMATISME = membawa kemanfaatan (Ks) → Transformasi pemberdayaan simultan (input realisasi keabadian 3 ; asset refleksi kehidupan 3)3) KONSISTENSI = bersifat mantap (K) → Berkelanjutan : ketuntasan transformatif & kelanjutan aktualisasi
sinkronisasi niat , cara & idea harus tepat (benar, bijak & bajik) dalam pembabaran Dhamma (!) & pembeberan Avijja (?)  , seeker ..
Ah ... Susah juga memadukan apalagi mengungkapkan (terlebih lagi merealisasikan) paradigma kebijaksanaan kesedemikianan demi keselarasan bagi keseluruhan. Maaf, Socrates ... terpaksa untuk mempermudah & memperjelas paradigma kesedemikianan ini kami ajukan framework deduktif  tidak lagi induktif majeutike terus ... walau bukan hanya sungkan, riskan & kompleks rintisan pandangan ini.


 
spirituality is simple but not easy 
spiritualitas sebenarnya sederhana namun tidak mudah (difahami & dijalani )
sederhana (merendahkah ego atau merendahkan ide ?) tidak  berarti dangkal, lho 

Kutipan : 

Well, Spiritualitas walau tampak sederhana memang sangat complicated (satu gerbang ilmu hanya bisa dibuka jika wilayah ilmu-laku-teku sebelumnya bukan hanya telah difahami dan dijalani namun telah dicapai / dikuasai dan tanpa dilekati perlu dilampaui untuk memasuki gerbang berikutnya). Lagipula kita juga perlu realistis dengan segala keterbatasan dan pembatasan yang ada termasuk dan terutama keberadaan diri .... sudah layak atau belum. (Nibbana baru bisa tercapai dalam Panna keterjagaan  sempurna magga phala tidak sekedar sanna persepsi sebenar apapun pandangannya tidak juga tanha obsesi sehebat apapun pengharapannya).
Namun demikian karena ketidak-mengertian seseorang cenderung menganggap sedangkal apapun sesungguhnya level pencapaian dirinya (baik itu karena realisasi, referensi bahkan sekedar identifikasi ataupun imaginasi sekalipun) melabelkan dirinya sendiri sebagai yang tertinggi mengungguli lainnya untuk diakui segala keberadaannya & dituruti setiap keinginannya ..... sehingga tidak hanya stagnan untuk berkembang dalam keberdayaan namun bahkan jatuh terjebak &  tersekap dalam keterpedayaan  yang berkelanjutan (apalagi jika bukan hanya kebodohan internal namun juga pembodohan eksternal dilakukan .... payah & parah). 
So, sebagaimana wadah yang kosong, resik dan terbuka yang memungkinkan terisi lebih penuh, murni dan terjaga bukan hanya perendahan keakuan untuk melayakkan peningkatan reseptivitas diri namun tampaknya perlu penghampaan keakuan untuk lebih melayakkan penyelaman/ pencerahan yang lebih dalam lagi. Spiritualitas yang dewasa mutlak memerlukan kelayakan dengan pemastian kehandalan bukan sekedar pelagakan meyakinkan kecitraan belaka. Pencapaian keberdayaan untuk menghadapi segala kemungkinan tidak sekedar menggantungkan pengharapan kepercayaan yang bisa saja semu adanya... kemelekatan fanatis atas dogma justru akan bisa kontraproduktif sebagaimana pelekatan naif lainnya. 
Fokuskan saja realisasi pada pelayakan Ariya .... Nibbana atau Samsara terserah Niyama Dhamma. Di wilayah manapun dalam peran apapun pada situasi dan kondisi apapun juga seorang Ariya tetap akan mampu bermain apik tidak hanya secara cerdas tetap swadika dalam keterarahan namun juga tetap dengan cantik tanpa mengacaukan segalanya. (Ibaratnya CR7 atau Lionel Messi yang walau sesungguhnya bisa mengatasi bermain bola di klas liga dunia namun jika hanya tampil di turnamen kampung .... pasti akan lebih menguasai tentunya). Pencerahan adalah utama ... pembebasan 'hanyalah' bonusnya saja. Obsesi internal sebagaimana ambisi eksternal adalah tanha yang tersamar sebagaimana juga avijja lainnya (Ashin Tejaniya : jangan remehkan asava defilement karena ketika peremehan dilakukan anda sesungguhnya terlecehkan sendiri karena dijatuhkan dengan kesombongan anda ... awas spiritual materialism Chogyam Trungpa)
Inilah sebabnya kami lebih suka istilah sederhana kedewasaan pencerahan ketimbang perayaan kebebasan (karena lebih : true, humble & responsible untuk tetap terjaga , menjaga & berjaga dari segala kemungkinan ... Kebenaran adalah Jalan Kita semua tetapi bukan Milik kita, Diri Kita dan Label Kita ... Anatta ? .. Well, hanya Sang Kebenaran (baca: Hyang Esa ... Tuhan Transenden dalam triade Wujud, Kuasa & KasihNya atas laten deitas keIlahianNya di segala mandala immanenNya yang nyata, mulia dan benar dalam kesempurnaanNya) yang benar. Sedangkan kita dalam keterbatasan & pembatasan yang ada memang sering bodoh, bisa saja salah, dan bahkan mungkin jatuh  namun tetap perlu segera bangkit kembali menempuh jalan benar itu dengan benar dalam niat, cara,& arah tujuannya ...  terjaga untuk evolusi eksistensial , menjaga bagi harmoni universal & berjaga demi sinergi transendental.
KUTIPAN  : See :  apa itu kebenaran  Bhante Pannavarro.
Lim, kalau kamu bertanya dan mencari kebenaran, kebenaran itu persis seperti panasnya lampu minyak yang barusan kamu rasakan. Ada namun tidak terlihat, terasa namun tak dapat digenggam, mengelilingimu dengan cahayanya namun tak dapat kamu miliki, semua orang merasakan hal yang sama, melihat pancaran lampu tersebut, namun saat ingin dimiliki atau disentuh dia tak tersentuh, namun dapat dilihat dan dirasakan, itulah kebenaran. 
Kebenaran itu universal Lim, milik penciptanya dan segenap dunia ini, namun saat kebenaran ingin dimiliki oleh satu orang saja atau satu kelompok saja, dia akan langsung menghilang tak berbekas, karena kebenaran itu untuk disadari, dijalani bukan untuk dimiliki oleh makhluk yang Annica ( Tidak kekal) ini, makhluk yang Lobha ( Serakah) ini, makhluk yang penuh Irsia ( Iri hati) ini, makhluk yang penuh dengan Moha ( Kebodohan) ini dan bukan pula punya makhluk yang penuh dengan Dosa (Kebencian) ini. Disaat sebuah kebenaran sudah di klaim oleh orang lain atau hanya milik sebagian kelompok saja, maka kebenaran tersebut akan berubah menjadi pembenaran, menurut dirinya sendiri, menurut maunya sendiri, menurut nafsunya sendiri. 
Jadi Lim anakku, berjalanlah diatas kebenaran, lakukanlah yang benar benar, namun jangan sekali kali muncul keinginan untuk memiliki kebenaran yang universal tersebut, karena kebenaran itu universal tidak dapat dimiliki oleh siapapun kecuali Sang Pencipta kebenaran itu sendiri. 
semoga dapat dipahami dan semoga semua makhluk berbahagia lepas dari penderitaan selamanya, Sadhu sadhu sadhu..

intinya : Spiritualitas adalah masalah aktualisasi .autentik meniscayakan kesedemikianan dalam keseluruhan.

beragama ? beragamalah namun tidak tereksploitasi apalagi mengeksploitasi. Ingat ada kaidah kebajikan universal untuk harmoni.
bermistik ? bermistiklah namun tidak teridentifikasi apalagi mengidentifikasi. Ingat ada kaidah kebijakan transendental untuk evolusi.
berdharma? berdharmalah namun tidak teralienasi apalagi mengalienasi. Ingat ada kaidah kebenaran eksistensial untuk sinergi.

Atheisme, Agnostisme , dst ? jika alergi dengan terma dogmatis varnatmak "Tuhan" dan sejenisnya ganti saja dengan istilah filosofis 'Dhunyatmak' Causa Prima (sebab awal keazalian) , Sentra segalanya (Inti utama keberadaan) atau Orientasi destinasi (asymptot tujuan akhir kesejatian abadi) atau lainnya. Ini bukan masalah kepercayaan namun keberdayaan, tidak sekedar pengharapan atau penganggapan belaka namun murni masalah pemberdayaan peniscayaan kesedemikianan ... just idea (etika bukan dogma). Ini bukan agama dan seharusnya tidak dipandang sebagai dogma dan sebaiknya selanjutnya juga tetap disikapi / difahami demikian sebagai idea saja adanya. Tidak ada figur sesembahan yang baru, kredo keimanan yang beda ... hanya share idea pengetahuan (imaginasi inferential filosofis ?) & etika penempuhan (realisasi experiential ? sebatas referensi belum realisasi ... jujur saja masih padaparama dihetuka, hehehe )  .

Kutipan tentang Agnostisme :File Just File Seeker awal (link posting hilang ... sudah ditimpa data lain untuk effisiensi atau didraft karena kurang etis, ya ?)

Keraguan Ehipasiko? 
Well, meminjam dialektika fragmenta apologetika Verkuyl  untuk rasionalisasi pembenaran ide & irasionalisasi  pembenaran ego Agnostisme ? 
- Dubois :   Ignoramus et ignorabimus : kita tidak mengenalNya dan kita tidak akan mengenalNya  
Namun kita tetap harus mengenalNya minimal menerimaNya sebagai Sentra SegalaNya karena bagaimana mungkin mengacuhkanNya jika kita berada dalam mandala permainan keabadianNya (triade lama : Wujud, Kuasa, Kasih ?).   
- Lessing : .Bapa, berilah aku hal mencari kebenaran karena atas kebenaran itu hanya Kau saja yang berwenang (Duplik, 1778)  
So ... Why not ? jadi tempuhlah pencarian kebenaran tersebut demi pembuktian & pengertian untuk memahaminya bukan untuk memilikinya.  Memang, perlu kerendahan-hati untuk kembali menuju/ mengarah ke  Hyang Maha Tinggi dalam pembatasan ketidak sempurnaan agar tidak stagnan untuk terus berkembang dalam kebermaknaan pengertian untuk mencapai  kebijaksanaan.
Well, just ... Sapere aude (Horace / Kant?) Be wise .. dare to know ... Bijaksanalah untuk berani (menjelajah meng-eksplorasi) untuk mengetahui / menerima (kebenaran pastinya). Tentu saja ini dilakukan tidak dengan asal-asalan apalagi hanya akal-akalan demi tujuan identifikatif (membanggakan keakuan) saja apalagi manipulatif (membenarkan kemauan) belaka... well, sebagaimana konsistensi kaidah kosmik di awal  mutlak diperlukan pemberdayaan internal akal sehat, hati nurani dan jiwa suci untuk mencari, menempuh dan menembus  kebenaran.  Perlu integritas kesungguhan autentik individual yang personal immanen untuk memahami totalitas keseluruhan holistik universal yang Impersonal Transenden ... sebagai zenka laten deitas putera keabadian untuk menyadari kembali Sentra sejati KeIlahian dengan sigma mandala Kaidah alamiah Saddhamma yang sesungguhnya berlaku nyata walau tanpa perlu pengakuan namun mutlak perlu penempuhan yang selaras denganNya.  Ketuklah maka pintu akan dibukakan - demikian kutipan kata Alkitab Kristiani yang pernah kami baca. Itu adalah pintu kebenaran yang sama bagi semua ... pintu tanazul yang menjatuhkan kebodohan/ kepalsuan kita dalam kesemuan, kenaifan dan keliaran permainan samsarik dan sekaligus gerbang taraqi yang mengarahkan kesadaran/ kemurnian kita kembali ke rumah sejati (minimal senantiasa mengingatkan kita akan hakekat segalanya yang murni dalam kesejatianNya dan karenanya dengan kemurnian yang relatif identik sebagai makhluk spiritual apapun label keberadaan & level keberdayaan pada saat lampau, kini & mendatang kita menyelaraskan cara pandang, laku penempuhan dan pelayakan keberdayaannya dengan segala keterbatasan dan pembatasan yang ada.).  Jika zarah /wadah ? memang telah masak & layak segalanya tentunya akan terjadi sebagaimana yang seharusnya terjadi dalam kesedemikianan yang multi dimensional ini ... bukan hanya pada keberadaan eksistensial namun juga kesemestaan universal bahkan hingga  kesunyataan transendental.
Sesungguhnya kami tidak nyaman untuk jujur mengakui ini ... kami sebetulnya faham dan cukup tanggap bukan hanya akan silogisme tersirat namun juga fakta kenyataan di lapangan ....ini tidak sekedar tuduhan pembangkangan mereka bagi pengumbaran vitalisme neurotik saja namun terkadang autentik memang dikarenakan pandangan kebijaksanaan demi altruisme holistik yang diidealkan . Singkatnya, kehidupan berkeagamaan ,berketuhanan (dsb) kita memang sering tidak sesuai dengan evolusi, harmoni & sinergi yang seharusnya (ber-etika, bermartabat dan memberkahi  dunia ini ) bahkan seringkali justru sebaliknya (menyesatkan, menyusahkan & mengacaukan bukan hanya sekedar diri sendiri namun juga orang lain, komunitas kebersamaan bahkan ke segala dimensi keberadaan hidup ini) apalagi jika memang ada celah hujjah untuk melegitimasi pembenaran kepentingan pelaziman kezaliman tersebut.  
Bukan maksud kami mengacaukan permainan peran (dagelan nama rupa) yang tengah berlangsung (sudah, sedang dan akan demikian juga nantinya) dengan mengungkapkan realitas kebenaran & fenomena kenyataan (pembabaran Dharma ... sungkan, bro? ... introspeksi level spiritualitas diri :padaparma dihetuka) apalagi kebodohan internal & pembodohan eksternal (pembeberan Avidya  ... riskan, lho ... harmonisasi label eksistensialitas diri : umat beragama  & berTuhan) untuk share idea yang relatif agak berat, luas & mendalam ini  bagi orang kebanyakan.  Kami cukup faham dan juga sadar akan keniscayaan konsekueensi penempuhan yang memang tidak selalu selaras bahkan terkadang sering kali justru tidak sejalan dengan kebijaksanaan pengetahuan kami sendiri tersebut. 
Semula kami menujukan share ini bagi kita insan beragama untuk minimal membawa kebaikan & perbaikan bagi semua (diri, alam & sesama lainnya) karena di alam dimensi manapun kita (dunia saat ini atau alam nanti) sebagai apapun kita (manusia, hewan, petta, yakha, asura , niraya etc... dewa, mara, brahma, ariya dsb) kebaikan & perbaikan kualitas diri dan alam tsb harus tetap terjaga & dijaga keberkahanNya untuk evolusi pribadi, harmoni dimensi & sinergi valensi keberadaanNya. Namun tampaknya mungkin justru mereka yang akan lebih bebas leluasa tanpa jeratan/ sekapan harmonisasi paradigmatik eksistensial  dalam memetik manfaatnya karena akan lebih autentik, harmonis & holistik  dalam memahami & mengembangkan bukan hanya kemendalaman / kebijaksanaan  pengetahuan namun juga capaian penempuhan dan layaknya keniscayaan selanjutnya. Well, sesungguhnya diperlukan tidak sekedar hanya kebaikan (kamavacara), kearifan (brahmanda) ataupun kesucian (lokuttara) namun juga keutuhan (apa istilah term baru ini ...self term kami : Adhyatama saja, ya ? Maha Diri Azali Hyang Abadi ) sedangkan untuk ke'zero'an selanjutnya tidak kami rekomendasikan (dampak annihilisasi diri zenka bagi alam sigma & inti sentra, labirin paradoks tanazul MLD kejatuhan lagi & terutama level spiritualitas diri ...hanya Asekha diri yang telah murni dari jebakan delusi keakuan/ sekapan tanha kemauan samsarik maka  paska nibbana juga advaita & paramatta yang memang layak (tidak asal berlagak  ... jadi kita ? ya nggak mungkinlah. Secara autentik kualitas Keakuan kita masih naif apalagi kemauan kita masih liar ... walau mengharapkan pembebasan Nibbana, mendambakan manunggaling kawulo gusti Brahmanda ataupun dijanjikan layak jannah astral namun ... jika saja tidak didukung dengan akumulasi kelayakan yang memungkinkan keniscayaannya tampaknya memang harus barzah eteris dulu karena memang kelayakann/kelaparan akan penganggapan & pengharapan itu atau jika akumulatif MLD memang besar/ sangat tebal akan jatuh lebih rendah lagi dari sebelumnya ) Lanjut ke asymptot ke'zero'an .... namun demikian kalaupun mungkin memang layak dan juga  mampu (?) Dia mungkin akan tetap benar, bijak dan bajik untuk tidak menembus keIlahian Inti Hyang tidak hanya personal immanen namun juga Impersonal transenden ini demi kebijaksanaan keseluruhan kesedemikianan ini ... Dalam keswadikaan diri menjadi selaras dalam keseluruhan mungkin memang lebih tepat (tanpa harus hebat ? jumbuhing karso kawulo gusti x manunggaling wujud kawulo gusti ! ) ketimbang sempurna dalam kesemestaan alam & kesendirian inti pada mandala kesedemikianan ini ? (Imaginasi inferential filosofis gila atau gila-gilaan, nih .... hehehe, asal kesadaran tidak gila beneran dan kewajaran masih tampak waras ndagel patut x mbacut mbadut bersama figure peraga lainnya ). Secara pribadi kami tidak memandang tinggi / rendah wilayah  karena segalaNya berada dalam mandalaNya  dan  seharusnya juga kepada segala ego  figure/ ide konsep yang memang/ mungkin 'ada' padanya ... terlepas dari preferensi keinginan & hierarki kelayakan yang terjadi.

SKETSA 
apa ini? coretan tidak karuan..?.. ya ... itulah sketsa sederhana suchness philosophy .... paradigma  kesedemikianan , hehehe

TENTANG SKETSA 
Diagram Venn Himpunan aljabar ? Bujur Sangkar Universun hokistics (harusnya matra 3 bidang ruang > 2 bidang datar = bola > lingkatan Taoism ?)
~ = ketidak-terhinggaan (Realitas Kebenaran) ; E = sigma keberadaan ( Fenomena Kenyataan)
A B C D = orientasi ke atas, ke dalam vs ke bawah ke luar  = Parama Dharma keselarasan vs Maha Avijja ketersesatan   
Lingkaran  = layer eksistensial - Universal - Transendental  (disikapi secara holistik sebagai level gradasi > label hirarki ? )
Juring AD = ideal keselarasan lokuttara (kedewasaan /pencerahan ) beri tanda centang ( V =victory ) vs Juring BC =  idiot ketersesatan lokantarika (tanda X wrong? )
evolusi pribadi -  harmoni dimensi - sinergi valensi ; (swadika talenta visekha ) (persona regista persada) ; (menerima mengasihi melampaui)  (kesadaran di kedalaman - kewajaran di permukaan - kecakapan di keluasan)  (being trur - humble - responsible )etc 
TENTANG IDEA 
kami tidak membuatkan belenggu pandangan lain, sesembahan baru maupun kelompok beda ( hanya ... just share idea pengertian keseluruhan ) 
pandangan universal panentheistic (bagi para filsuf ), pandeistic (bagi para agamawan) bahkan panatheistik  (bagi para agnostik)
rintisan paradigma holistik untuk dikembangkan sesuai kematangan keberadaan diri (puthujana, sekha, bahkan asekha)

PANENTHEISTIC ? 
SegalaNya (Laten DeitasNya) bermula, berada dan kembali kepadaNya (triade : diri – alam – inti )
Bermula karena katalisasi peniscayaan keberadaan > emanasi keilahian brahman > prokreasi penciptaan ketuhanan
Berada dalam kaidah kosmik (Parama Dhamma akan advaita niyama dharma : keutamaan > kebenaran > kenyataan )
Kembali kepada mandala advaita ( segalanya berada dalam sigma kewilayahan yang sama dari ketidak-terhinggaan yang bukan hanya mungkin memang sudah ada namun juga belum ada , akan ada bahkan susah ada karena konfigurasi peniscayaan yang sudah/belum/akan/tidak terpenuhi.) 
Gradasi tidak hirarki ? karena walau beda level , layer & label keberadaannya berada dalam kealamian, keilahian & kemurnian advaita mandala yang sama
Segalanya (aneka keberadaan laten deitas dsb) tampaknya memang berawal dari Sentra KeIlahian Satu yang sama (Impersonal Transenden God?) dan berada dalam mandala DeitasNya kemudian secara ideal laten Deitas seharusnya akan kembali kepadaNya … namun dikarenakan orientasi berpandangan, berpribadi & berprilaku serta realisasi penempuhan, pencapaian & pencerahannya akan mencapai level yang berbeda walau dalam area mandala deitas keIlahian yang sama . Kami mengutarakan ini dengan tanpa maksud sama sekali untuk membela yang satu apalagi harus mencela lainnya namun ini agar kita memang harus tetap swadika untuk bijaksana menerima keniscayaan atas kesedemikian konsekuensi logis & ethis yang secara kosmik berlaku.  Well, harmoni dimensi memang perlu dilakukan dalam peran semesta ini demi kebersamaan namun evolusi pribadi tampaknya memang tetap harus dilakukan secara mandiri dalam kesendirian sebagaimana harusnya (aktualisasi impersonal > transaksi personal > defisiensi individual)

INFERENSI DIMENSI = 
urut dari bawah gradasi vs MLD avijja diri (dampak karmik & effek kosmik)

NO

WILAYAH

LAYER

ORIENTASI

MODE

SIFAT

TERM

TYPE

 DIRI ?

 TATARAN 

1

Kamavacara

Eksistensial

Kebahagiaan

Eksploitasi

Transaksi

Lillah

Persona

Mengaku (sebagai aku)

Personal

2

Brahmanda

Universal

Kesemestaan

Interkoneksi

Harmoni

Billah

Monade

Mengesa (sebagai kita)

Transpersonal

3

Lokuttara

Transendental

Keadvaitaan

Aktualisasi

Sinergi

Fillah

Sakshin

Meniada (sebagai dia)

Impersonal

Selesai ? masih belum .... orientasi kebijaksananaan kesedemikianan kita adalah keselarasan bukan kesempurnaan, bro (ingat : kode etika 10 Ali Shariati  )


KUTIPAN SKETSA 

Ditrigger musik dulu ... Agama Cinta - Puisi Ibnu Arabi (Terjemah Indonesia)

Link video :https://www.youtube.com/watch?v=-lSS29FbZNc&list=PLZZa2J4-qv-b6ehpPHIIT57Myzehhv2A5&index=10
Link data :https://lsfcogito.org/kidung-cinta-ibn-arabi/0

WAHDAT AL-ADYAN (Unity of Religion = Kesatuan Agama ?)

Laqad shara qalbi kulla shuratin,
fa mar'a li ghazlaanin wa dairun li ruhbanin,
wa baitun li autsaanin wa ka'abu thaifin
wa alwahu tauratin wa mushhafu Qur`anin,
adinu bi diinil hubbi anni tawajjahtu 
rakaibahu fad dinu dini wa imani
My heart became open to all forms:/
A pasture for gazelles and a cloister for monks,/
 A house of idols and circling the Ka'ba*,/
The tablets of Torah and the Book of Qur'an./
 I profess the religion of love, wherever its caravans lead.../
In love is my religion and my faith.
Sungguh hatiku telah terbuka menerima segala realitas
Padang rumput bagi rusa juga kuil para pendeta
Rumah aneka berhala dan kabah bagi orang yang tawaf
Juga lembaran- lembaran Torah dan mushaf Qur’an
Aku menganut agama cinta kemanapun Dia mengarah
Cinta adalah agamaku dan dia adalah imanku

adinu bi diinil hubbi anni tawajjahtu 
rakaibahu fad dinu dini wa imani
My heart became open to all forms:/
A pasture for gazelles and a cloister for monks,/
Sungguh hatiku telah terbuka menerima segala realitas
Padang rumput bagi rusa juga kuil para pendeta

Upaya konversi, heretisasi, syncretisasi atau hybridisasi ajaran ? NO. Panentheisme memandang segala fenomena di permukaan hanyalah adalah cerminan gradasi layer dimensi dari realitas di kedalaman yang menjangkau progress interconnected dari desain homeostatis kesedemikianan ini dalam equilibirium keseluruhan sebagaimana mentari merengkuh putra putri pelanginya. Inferensi intuitif menuju kedalaman (bukan sekedar analogi intelek di permukaan)  kita gunakan bukan hanya agar kebijaksanaan pengetahuan kita tidak menyimpang dari kaidah kosmik peniscayaanNya  (awas ! labirin paradoks pandangan / penganggapan/ pengharapan!) namun juga agar kita tidak stagnan untuk progress capaian maqom penempuhan tetap dinamis tumbuh berkembang tanpa batas dalam asymptot keTidak-TerhinggaanNya.
SEE: Inferensi Dimensi di atas 


KAIDAH KOSMIK  
Berikut kajian kami terhadap 3 masalah krusial esoteris panentheistic berdasarkan referensi Buddhisme & Mysticisme 

1. Mandala Advaita = Desain Kosmik
2. Niyama Dhamma = Kaidah Kosmik 
3. Kamma Vibhanga = Kaidah Ethika 

MANDALA ADVAITA 
Dimensi Samsarik
Grand Design , Strata Mandala, Episode Samsarik 
Kutipan : 31 Alam Kehidupan Samsarik & Nirvanik 

KEILAHIAN PANENTHEISTICS
Kutipan : Mandala Advaita : tentang KeIlahiahan http://teguhqi.blogspot.com/2020/04/quo-vadis.html 

Tentang KeIlahian  (Tuhan : Tao - Dhamma )
Tuhan bukan bemper kebodohan/kemanjaan diri, media katarsis psikologis /transaksi pencitraan   dan kloset pembenaran pemfasikan/ kezaliman kepada lainnnya).  
Perlu kebijaksanaan universal. keperwiraan eksistensial, dan  keberdayaan transendental dalam spiritualitas
Tauhid sufism Ibn Araby  : tanzih -tasbih (transenden/imanen) Jika kau memandangnya tanzih semata kau membatasi Tuhan. Jika kau memandangnya tasbih belaka kau menetapkan Dia Namun jika kau menyatakanNya tanzih dan tasybih; kau berada di jalan Tauhid yang benar Sufi Ibn Arabi  memandang  KeIlahian Tuhan secara Esa - utuh dalam keseluruhan. Tuhan dipandang sekaligus sebagai Dzat Mutlak yang kekudusanNya tak tercapai oleh apapun/siapapun juga (transenden/tanzih) namun keluhuranNya meliputi segala sesuatu (immanen/ tasybih) sehingga walaupun pada dasarnya Kekudusan dan kesempurnaan Tuhan secara intelektual tak terfahami (agnosis)dengan keberadaan yang mungkin terlalu agung untuk kemudian tak diPribadikan(impersonal) dan mandiri (independent) namun  kemulian IlahiahNya sering  disikapi sebagai figur yang berpribadi(personal) dan Dharma kehendakNya dapat difahami(gnosis)  sehingga  memungkinkan terjadinya hubungan antara makhluk dengan Tuhan sesuai dengan ketentuanNya (dependent).Tanpa Tuhan, tidak ada segalanya. Karena Tuhan, bisa ada segalanya. (wajibul & mumkimul Wujud )
Tao adalah Tao - jikakau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao 
Dalam kitab suci Uddana 8.3 Parinibbana (3) Buddha bersabda : O,bhikkhu ; ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak Jika seandainya saja tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut  maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran penjelmaan ,pembentukan , dan pemunculan  dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak  menjelma, tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu itu. Ini secara tidak langsung mungkin menunjukkan dua hal sekaligus ,yaitu : kesaksian akan adanya keilahian yang diistilahkan sebagai ‘yang tak terbatas” dan yang kedua penjelasan bahwa nibbana   pencerahan sebagai puncak pencapaian spiritualitas Buddhisme hanya mungkin terjadi karena adanya ‘Yang tak terbatas’ tersebut.
plus link : konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama (https://khmand.wordpress.com/2008/08/20/konsep-tuhan-dlm-agama-buddha/)
Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam yang artinya “Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”. Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asankhata) maka manusia yang berkondisi (sankhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
Grand Design , Strata Mandala, Episode Samsarik 

TANAZUL TARAQQI

Plus: hipotesa teoritis  3 (tiga) fase (Mandala Tiada Samsara - Mandala dengan Samsara - Mandala Tanpa Samsara). .... mungkin tepatnya state keberadaan. (apalagi tidak hanya laten deitas personal samsarik) . 
Dari secret data lama kami (maaf ... dulu memang lebai masih naif & liar .... sekarang ? makin parah & payah, hehehe ) Gnosis Publik  p.7

Dhyana Dharma Keberadaan :
Fase 1 :  Fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purwaning Dumadi  ( Dhyana ® Swadika ! )
Fase 2 : fase peng’ada’an. KeEsaan karena Tuhan. sangkaning Dumadi  ( Dharma ® Kehendak Ilahi )
Fase 3 : fase keberadaan  Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi  ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )
Dharma Dhyana Keberadaan :
Fase 3 : fase keberadaan  Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi  ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )
Fase 4 : fase peniadaan. Keesaan kembali ke Tuhan. paraning Dumadi ( Taraqqi ®Mandala Keberadaan )
Fase 5 : fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purnaning Dumadi ( Dhyana ® Pralaya ? )
Well, ini hipotesa teoritis dari 3 (tiga) fase (Mandala Tiada Samsara - Mandala dengan Samsara - Mandala Tanpa Samsara).  
1.Mandala Tiada Samsara, ( Fase hanya Dhyana > Dhamma ) 
Transenden = Transendental - Universal  - Eksistensial  (Esa - yang ada hanya Dia Sentra Yang Esa ) 
2. Mandala Dengan Samsara, (Fase  dalam Dhamma < Dhyana )
Transenden = Transendental , Universal  , Eksistensial  (Segalanya ada  karena Dia  Sentra Yang Esa) 
Tanazul Genesis = emanasi , kreasi , ekspansi ? 
2.1. Awal : Mandala Pra Samsara  
Transendental : keterjagaan esensi / zen ? Nibbana 
Universal  : keterlelapan energi / nama  Brahma : arupa & rupa , 
Eksistensial  : kebermimpian etheric / rupa Kamavacara : dunia - surga & apaya  
2.2.. Kini : Samsara Pra Pralaya  
Dunia :  sd pralaya  Svarga : sd pralaya (paska dunia ) - Apaya :  sd pralaya ( lokantarika ?) -  Brahma : sd pralaya ( abhasara etc  Nibbana : sd advaita ? 
2.3. Nanti : Samsara Paska Pralaya (versi Buddhism ? ) 
Lokantarika : residu rupa paska terkena pralaya : dunia - apaya - svarga - hingga rupa brahma Jhana 1 sd 3 (mengapa ?)
Brahmanda : restan nama tidak terkena pralaya : Sudhavasa + Anenja /& Rupa Brahma : Jhana 4 untuk kemudian 3 - 2 ( abhasara )  
Lokuttrara : bebas dari samsara & pralayanya : Asekha nibbana ( eksistensial ? + universal & transendental-nya)  
What's next ? 
- Siklus fase ke 2 Mandala Dalam Samsara berlanjut lagi (Kisah kasih nama rupa Brahmanda Lokantarika bersemi kembali sebagaimana biasanya ? ... kecuali
lokuttara & suddhavasa harusnya plus vehapala yang masih mantap & anenja yang masih terlelap juga ..... Asaññasatta ?)  
- atau... kembali ke fase 1 (kemanunggalan azali karena pencerahan keseluruhan/& keterjagaan Dia Sentra Yang Esa) 
- atau haruskah ada fase 3 (kemusnahan total karena kekacauan keseluruhan & kebinasaan Dia  Sentra Yang Esa ) 
3. Mandala Tanpa Samsara  (Fase  tanpa Dhamma - tiada Dhyana )  
tiada  Eksistensial - Universal  -  Transendental    (Segalanya tiada  tanpa Dia Sentra Yang Esa )  
Adakah Sentra dengan sigma & zenka lain ? Maha Sentra Utama ? dst dsb dll 
idea tidak lagi dibahas bisa keluar jalur ? : Spekulasi Rimba Pendapat tak perlu karena hanya memboroskan energi, perdebatan tak perlu  & sama sekali bukan upaya
yang perlu untuk bersegera dalam penempuhan keberdayaan aktual ? Samsara pribadi (eksistensial ) saja belum diketahui awalnya dan akhirnya (kejujuran nirvanik
Buddha ), apalagi samsara semesta (universal) terlebih lagi transendental (mengapa ?).

MANDALA SEMESTA 

Mandala Samsarik Buddhisme (31 alam kehidupan) 
Dimensi Samsarik

atau tabel hipotesis yang agak 'gila' dari kami ini 
Skema Wilayah Tanazul Genesis & Taraqi Ekstasis meniscayakan keterrealisasinya transendensi impersonal bagi evolusi pribadi demi harmoni dimensi  

 

Wilayah

1

2

3

Transendental

Nibbana ‘sentra’ ?

Belum diketahui ? 7

Tidak diketahui ? 8

Tanpa diketahui ? 9

 

Nibbana ‘sigma’?

Belum mengakui ? 4

Tidak mengakui ? 5

Tanpa mengakui ? 6

 

Nibbana ‘zenka’ ?

Arahata 1

Pacceka 2

Sambuddha 3

Universal

Brahma Murni  (Suddhavasa)

Anagami 7 (aviha Atappa)

Anagami 8 (Sudassa Sudassi)

Anagami  9(Akanittha)

 

Brahma Stabil (Uppekkha )

jhana 4 (Vehapphala)

Asaññasatta 5 (rupa > nama)

Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 )

 

Brahma mobile (nama & rupa)

Jhana 1 (Maha Brahma)

Jhana 2 (Abhassara)

Jhana 3 (Subhakinha)

Eksistensial

Trimurti LokaDewa

Vishnu 7 (Tusita)

Brahma 8 (Nimmãnarati)

Shiva 9 (Mara?  Paranimmita vasavatti)

 

Astral Surgawi

Yakha  (Cãtummahãrãjika) 4

Saka  (Tãvatimsa) 5

Yama (Yãma)6 

 

Materi Eteris

Dunia fisik(mediocre’ manussa  &‘apaya’ hewan iracchãnayoni) 
+ flora & abiotik ? / 1
Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya)
2
Eteris Astral apaya Asura  (petta & /eks?/  Deva ) 
3

10 ? transendental 3 + universal 3 + eksistensial 3 = 9 ?  9 dimensi mandala di atas + 1 for Indefinitely Infinitum ( Realitas Aktual Transenden > Fenomena Formal Immanen dari personal laten deitas  ) for humbling in progress to mystery. 

Setiap dimensi samsarik memiliki faktor persyaratan karmik & kehandalan kosmik (untuk mengalami & mengatasinya) Walaupun fenomena mandala ini memang beragam level & labelnya (terpilah > terpisah ?) namun secara realitas terpadu adanya (esensi>energi>materi).Bersedia untuk senantiasa terjaga  menjaga  berjaga (apapun juga hasilnya ... jangan susah apalagi menyusahkan lagi di alam ini ) 

Terlepas dari pembenaran kebanggaan keakuan & kepentingan kemauan , dalam perspektif keEsaan apapun alamnya itu memang seharusnya adalah baik (setidaknya adil ... tepat bukan hanya sesuai dengan level batin zenka penghuninya namun juga demi keberlangsungan dimensi mandala alam tersebut). Misalnya begitu menderitanya seorang puthujjana yang masih sakau, galau & kacau dengan kesombongan, keserakahan &  kebencian jika harus berada di level kemurnian nibbana (Well, para Asekha di dimensi ini harus melampaui niraya eksternal baru juga, lho dengan keberadaan penghuni baru ini demikian juga wilayah ini). Ini juga berlaku di level samsarik kamavacara juga, lho. Terkadang sangat memprihatinkan para guardian niraya yang mengurus jasa laundry pemurnian jiwa dari dosa mereka yang mengotori dirinya sendiri (So, sesungguhnya siapa menyiksa siapa, bro?) ketimbang para guardian svarga yang hanya melayani pengumbaran lobha kenikmatan atas pahala kebaikan jiwa hingga batas akhir depositonya. Well, penangguhan mungkin memang bisa diterima jika demikian (too risky for all ...jadi perlu alam antara pra pralaya?).  So, biarkan advaita niyama dhamma melayakan keniscayaan yang tepat bagi semuanya secara transenden impersonal termasuk juga siklus pralaya (demi penyegaran atau pemusnahan ?) .

MANDALA ADVAITA : just area ..
Kamavacara : Personal (kealamiahan sensasi kebahagiaan) : Ego - Anicca 
- bawah  : fisik - eterris 
- tengah  :
- atas      
Brahmanada : Transpersonal (KeIlahiahan fantasi keberadaan) : Self - Dukkha 
- bawah 
- tengah 
- atas 
Lokuttara : Impersonal (Keswadikaan esensi Kesunyataan) : Esa - Anatta 
- bawah : Nibbana  aneka jati Buddha ; tanha ? diri  kiriya 
- tengah  : Advaita  prajna paramitta  karma ? alam kaidah niyama 
- atas : Paramatta ? Udana ? 

Triade ( 3 in 1) =Tuhan ? Impersonal Lokuttara > Transpersonal Brahmanda > Personal Kamavacara (Guardians = cakkavati ?)
Tuhan = tanzih & tasybih ( Kausa Prima , Sentra Segalanya , etc ) 
- Panentheistik > Pantheistik (Dalam keseluruhan) : 
- Non-theistik > Not-theistik  (Tanpa pengagungan diri ) : 
- Post Taoistik > Absolut Statik (Terus selaras dalam dinamika asymptot penyempurnaan keseimbangan)
Dharma Vihara   :Balancing progress (symetry asymetry)

IMPERSONAL GOD (ABSOLUTE INDEFINITE/INFINITUM TRANSENDEN) > PERSONAL GODS  (laten deitas figure kosmik immanen  yang memang mengidentifikasikan dirinya  / diDeifikasi lainnya atau hanya konsep renungan filosofis demi idealisasi kesempurnaan / refleksi imaginatif  bagi manuver strategis pembenaran kepentingan saja ?)

 
https://www.youtube.com/watch?v=3yVLJahhwC8&list=PLZZa2J4-qv-bhq6xJFZjoY4jEP9a4E2e3&index=42
https://www.youtube.com/watch?v=7jNjrsEMbKA&list=PLZZa2J4-qv-bhq6xJFZjoY4jEP9a4E2e3&index=51&t=1s

IMPERSONAL REALITY (KEILAHIAN)
komentar video tidak dijawab ?

PLUS DATA/MYSTICS/ETC/KOMENTAR VLOG TQ SD 09072021.docx

PLUS DATA/MYSTICS/ETC/KOMENTAR VLOG TQ SD 09072021.pdf

 
https://www.youtube.com/watch?v=6cJ9zVwR9Wc&list=PLZZa2J4-qv-bhq6xJFZjoY4jEP9a4E2e3&index=39&t=168s
Anumodana, Bhante Khemadaro ,Samanera Abhisarano & bapak Feby atas tayangan video yang walau temanya memang sangat menarik namun bisa jadi sensitif. KeIlahian memang sentra mendasar & menyasar dalam wawasan/ tataran spiritualitas (ranah agama eksistensial, mistik universal & Dhamma transendental). Pandangan KeIlahian dalam Buddhisme memang unik karena bersifat Impersonal Transenden Nirvanik tidak sekedar Personal Immanen samsarik. Bisakah dijelaskan/ditegaskan ‘konsep’ keIlahian Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam (Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak – dari Uddana 8.3 ) dan juga Sang Hyang Adi Buddha oleh mendiang Bhante Sukong Ashin Jinarakhita ?
komentar video tidak dijawab ?
sungkan & riskan ? masalah sensitif bisa menyinggung 
dianggap prank "kadrun" ? rasionalisasi menguji untuk motive tersirat mencobai/mengerjai untuk menjahili + menzalimi ?
memang tidak harus dijawab ? transrasional untuk dibahas (toh yang utama etika berpribadi & berprilaku dalam kebersamaan > dogma berpandangan ?)
mungkin memang ini pertanyaan dilematis walau tidak dimaksudkan untuk perangkap jebakan badman (bukan hanya external namun juga internal) ... jika tidak bisa dijawab penganut agama langit (?) akan menghujat anda dengan sebutan kafir atheis dsb (ini berdampak bukan hanya tidak mengenakkan eksistensial pribadi namun juga akan menjerumuskan mereka dalam penyimpangan kaidah etika kosmik berikutnya ... niyata miccha ditthi & kammacitta vipakkha karena kebodohan akan kepicikan/kepolosan jahiliah + kelicikan /kekasaran zalimiah mencela ... bukan hanya citta cetana mengharapkan namun sudah mulai akusala kamma mengusahakan orang lain celaka walau baru sebatas lisan belum perbuatan), jika anda bisa menjawab walaupun salah itu akan melegakan selera mereka (merasa sama, setara bahkan lebih unggul?) namun anda menyalahi akidah tepatnya menyimpang dari kaidah ethika Dhamma anda sendiri.

https://www.youtube.com/watch?v=7Eu8asjrPpk&list=PLZZa2J4-qv-b6ehpPHIIT57Myzehhv2A5&index=1

33. Eps 446 | BATAS PENGETAHUAN MANUSIA MENURUT KITAB KEJADIAN?
Walau senantiasa ada celah kebebasan dalam keterbatasan internal & pembatasan internal eksternal yang ada demi perolehan kebahagiaan ataupun bagi pencapaian keberdayaan.
Bukan keabadian atau keilahian namun kemurnian yang selayaknya ditekankan dalam paradigma berpandangan manusia agar tetap berpondasi pada kebenaran transcendental , berorientasi pada kebijakan eksistensial dan berorientasi  beraktualisasi  untuk kebajikan universal..
Buat apa mengharapkan keabadian diri karena sejak mumkimul wujud (diri) maujud dalam kehendak penciptaan, emanasi pencitraan ataupun katalisasi peniscayaan (etc) pada fase keazalian (ilahiah – alamiah – insaniah) itu bukankah sesungguhnya segalanya sudah berada dalam keabadian yang berproses dinamis dalam keseluruhan ini.
Buat apa mendambakan keilahian diri karena klaim identifikasi justru akan meninggikan keakuan yang menjatuhkan diri & mengesalkan merendahkan lainnya apalagi upaya mendeifikasikan diri justru akan menyesatkan diri & menyusahkan lainnya dalam semesta kebersamaan ini. walau karena faktisitas kompleksitas dalam transendensi eksistensial & universal  perlu juga true lies internal / eksternal ?
Meminjam istilah fisika kuantum, diri kita hanyalah beragam partikel electron imanen yang beredar terpancar bak gradasi pelangi pada aneka layer dimensi dari sentra inti atom kosmik transenden yang sama … selaraskan saja eksistensialitas diri kitasetara bersama dengan lainnya secara transcendental murni dalam kaidah universalNya. Dengan cara demikian evolusi pribadi tetap bisa dilakukan, harmoni dimensi juga bisa terjaga dan sinergi valensi juga tetap dalam kedewasaan/ pencerahan tanpa perlu konflik internal/eksternal dengan ketepatan pemeranan dari label eksistensial yang perlu dilakukan (true – humble – responsible)
Atau pandangan panentheistik Ibn Araby : Tauhid sufism Ibn Araby : tanzih -tasbih (transenden/imanen) Jika kau memandangnya tanzih semata kau membatasi Tuhan. Jika kau memandangnya tasbih belaka kau menetapkan Dia Namun jika kau menyatakanNya tanzih dan tasybih; kau berada di jalan Tauhid yang benar
Sufi Ibn Arabi memandang KeIlahian Tuhan secara Esa - utuh dalam keseluruhan. Tuhan dipandang sekaligus sebagai Dzat Mutlak yang kekudusanNya tak tercapai oleh apapun/siapapun juga (transenden/tanzih) namun keluhuranNya meliputi segala sesuatu (immanen/ tasybih) sehingga walaupun pada dasarnya Kekudusan dan kesempurnaan Tuhan secara intelektual tak terfahami (agnosis)dengan keberadaan yang mungkin terlalu agung untuk kemudian tak diPribadikan(impersonal) dan mandiri (independent) namun kemulian IlahiahNya sering disikapi sebagai figur yang berpribadi(personal) dan Dharma kehendakNya dapat difahami(gnosis) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara makhluk dengan Tuhan sesuai dengan ketentuanNya (dependent).
Tanpa Tuhan, tidak ada segalanya. Karena Tuhan, bisa ada segalanya. (wajibul & mumkimul Wujud )
Tao adalah Tao – jika kau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao Laisa kamitsilihi syai'un . Tan kinoyo ngopo
Masihkah kita (diri yang hanya personal immanen) ingin (tepatnya: layak) bersaing untuk menyamai, menjadi bahkan melampaui Tuhan (Hyang juga Impersonal Transenden) ? hantu abadi atau tuhan abadi, Taoist ?

ADHYATMA , ADHI BUDDHA , atau ....

RELIGI ABRAHAMIK = anthropomorphisme keilahian personal ? 
KAMAVACARA ? (Dimensi fisik < eteris, astral surgawi , mental laduni ?) < BRAHMANDA (Dimensi monade kosmik Brahma (abhasara cs, vehapala cs, suddhavasa cs) < LOKUTTARA (Dimensi nibbana, advaita, paramatta ?) < ETC ( Hyang melampaui eksistensialitas diri < universalitas alam< transendentalitas inti  )

Dalam Mystic Radha Soami Tuhan bisa disebutkan(Varnatmak) personal atau tidak mungkin disebutkan(Dhunyatmak)transpersonal / impersonal ?. 
Mystik  Yogi Sufi Radha Soami : 
5 Holy Names.pdf (1 Alakh Niranjan astral surgawi, 1 Omkar Brahm mental kausal, 3 layer Brahmanda Lokuttara ?)

 2) WISDOM = Kemantapan metanoia (K) :
prolog : kearifan ?(kemajemukan pendapat; keberagaman pandangan ; keterbatasan kemampuan)
1) Khilafiyah Theologi : kemustahilan membatasi Tuhan ? → kecerahan paradigma diantara Rimba Pendapat (keIlahian ; keberadaaan; ketentuan)
2) Problema Theodice : kemustahilan membela Tuhan?® kebijakan metanoia diantara faham pandangan (fanatisme/mistisme ; atheisme/vitalisme ; agnostisme /heuretisme)
3) Masalah Theosofi: kemustahilan mencintai Tuhan ?®kebijakan apologia diantara ragam kenyataan (kegaiban Tuhan ; penderitaan/kezaliman ; ananiyah/nafsiyah) epilog : keimanan ?ketentuan awal > kepastian final → aktualisasi penempuhan & realisasi pembuktian

Well, sejujurnya tinggal selangkah lagi Saddhamma ini untuk menjadi Paramattha Sanatana Dhamma yang memuliakan kebenaran & keilahian secara murni & sejati sebagai Theosofi Panentheistik tauhid yang merengkuh seluruh paradigma yang ada ... Idea Buddha Shiva ? But, skenario samsarik  (termasuk sunnakalpa & era Buddha Maeteya, Lokabyuha & siklus pralaya, etc) tampaknya memang tetap perlu berlanjut demi keberlangsungan keseluruhan pelangi biasan keberagaman dari Satu mentari yang samaAcinteya yang telah direalisasi & tetap dijalani Buddha walau tanpa dipublikasi dalam simsapa sutta  ini apa juga difahami & disadari Savaka-Nya ?
Kami tidak memaksakan/mengharuskan self term mystics Adhyatma atau apapun juga untuk final phase Impersonal Reality paska lokuttara ini. Anda bisa menyebutkan dengan apapun saja (Sentra, Causa etc) atau siapapun juga (bahkan ... walau mungkin memang tampak kurang etis agak 'asal klaim' terhadap personal god tataran kamavacara (di level fisik/ eteris/ astral/ mental), brahmanda, lokuttara etc) untuk penyebutan varnatmak yang lebih familiar, menghindari disharmoni label eksistensialitas keberadaan diri dalam kebersamaan dengan lainnya dan kenyamanan / kemantapan bagi progress pemberdayaan melayakkan keniscayaan  (sinergi / evolusi/ harmoni).
Mendiang Ashin Jinarakhita pada saat ditanya jika Buddha adalah guru agung saja maka siapa "Tuhan " dalam agama Buddha ? Untuk sekedar melegitimasi pengakuan formal prasyarat keberagamaan di Indonesia saat itu Beliau tampaknya cukup tanggap untuk beradaptasi dengan 'memperkenalkan' term kepada negeri ini. Sang Hyang Adi Buddha (mungkin istilah ini lebih tepat daripada self term kami jika merujuk dari hierarki evolusi tertinggi Impersonal Reality yang telah tercapai dari rekaman historis sampai saat ini dibandingkan istilah kami yang mungkin dipandang hanya dalam tataran konsep filosofis untuk melampaui idea keberagaman & memperbaiki etika kebersamaan yang masih berlevel transpersonal bahkan bisa jadi hanya berlayer personal saja) untuk term "aneh/asing"  ajatan abhutan tsb 

Lanjutkan dulu  ...
KAIDAH TERTIB KOSMIK =

2. Niyama Dhamma = Kaidah Kosmik 
See :AN 3.136: Uppādā Sutta Sering disebut DhammaNiyama Sutta (?). 
Dhamma tetap ada walau Buddha muncul atau tidak (pada masa Buddhakalpa dan atau Sunnakalpa)
Dalam kitab suci Tipiṭaka pada Uppādāsutta bagian Aṅguttara Nikāya 3.136:
Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṃ anuppādā vā tathāgatānaṃ, ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe saṅkhārā aniccā. Taṃ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe saṅkhārā aniccā’ti.
“Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena terkondisi adalah tidak kekal.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena yang terkondisi adalah tidak kekal.’
Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṃ anuppādā vā tathāgatānaṃ ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe saṅkhārā dukkhā. Taṃ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe saṅkhārā dukkhā’ti.
Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena terkondisi adalah penderitaan.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena yang terkondisi adalah penderitaan.’
Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṃ anuppādā vā tathāgatānaṃ ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe dhammā anattā. Taṃ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe dhammā anattā’”ti.
Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena adalah tanpa-diri.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena adalah tanpa-diri.’”
Dalam agama Buddha, kelima hukum tersebut adalah sebagai berikut.
Utuniyāma, hukum kepastian atau keteraturan musim. ; Bijaniyāma, hukum kepastian atau keteraturan biji.
Kammaniyāma, hukum kepastian atau keteraturan kamma.; Cittaniyāma, hukum kepastian atau keteraturan kesadaran.
Dhammaniyāma, hukum kepastian atau keteraturan dhamma.
Link Media:
Keberagamaan  yang sesuai secara eksistenstial, selaras dengan kaidah universal dan mengarah dalam tataran transendental .
 

3. Kamma Vibhanga = Kaidah Ethika 
3. KAMMA VIBHANGA 
Secara simple bolehlah dikatakan  hukum karma adalah jika perbuatan baik dilakukan maka akan menghasilkan kebaikan juga kepada pelakunya demikian juga keburukan. Namun demikian kaidah nyata berlakunya hukum karma sangat kompleks tidaklah berjalan sederhana instant, direct & identik sebagaimana yang secara naif kita perkirakan. Ada 4 variasi kemungkinan dari kaidah kosmik hukum karma ini secara empiris menurut Buddha paska keterjagaan pencerahan samsarikNya 
Link data utama : Piya Tan untuk bahasan Mahakammavibhanga sutta
atau Link Video  berikut :

 
Ashin Kheminda DBS Playlist  = Hukum Kamma  Cula Kamma Vibhanga - Maha Kamma Vibhanga


Tentang Paska Kematian / Aneka Keberadaan =

Setiap dimensi samsarik memiliki faktor persyaratan karmik & kehandalan kosmik (untuk mengalami & mengatasinya) Walaupun fenomena mandala ini memang beragam level & labelnya (terpilah > terpisah ?) namun secara realitas terpadu adanya (esensi>energi>materi). Bersedia untuk senantiasa terjaga  menjaga  berjaga (apapun juga hasilnya ... jangan susah apalagi menyusahkan lagi di alam ini ) 
Terlepas dari pembenaran kebanggaan keakuan & kepentingan kemauan , dalam perspektif keEsaan apapun alamnya itu memang seharusnya adalah baik (setidaknya adil ... tepat bukan hanya sesuai dengan level batin zenka penghuninya namun juga demi keberlangsungan dimensi mandala alam tersebut). Misalnya begitu menderitanya seorang puthujjana yang masih sakau, galau & kacau dengan kesombongan, keserakahan &  kebencian jika harus berada di level kemurnian nibbana (Well, para Asekha di dimensi ini harus melampaui niraya eksternal baru juga, lho dengan keberadaan penghuni baru ini demikian juga wilayah ini). Ini juga berlaku di level samsarik kamavacara juga, lho. Terkadang sangat memprihatinkan para guardian niraya yang mengurus jasa laundry pemurnian jiwa dari dosa mereka yang mengotori dirinya sendiri (So, sesungguhnya siapa menyiksa siapa, bro?) ketimbang para guardian svarga yang hanya melayani pengumbaran lobha kenikmatan atas pahala kebaikan jiwa hingga batas akhir depositonya. Well, penangguhan mungkin memang bisa diterima jika demikian (too risky for all ...jadi perlu alam antara pra pralaya?).  So, biarkan advaita niyama dhamma melayakan keniscayaan yang tepat bagi semuanya secara transenden impersonal termasuk juga siklus pralaya (demi penyegaran atau pemusnahan ?) .
Sebagaimana dimensi samsarik lainnya ( apaya, surga bahkan alam Brahma sekalipun), dunia ini hanyalah terminal transit bagi evolusi spiritualitas diri berikutnya.  Peluang kesempatan / tanggung jawab sebagai manusia dsb dalam membawa keberkahan diri dan lainnya ... tidak sekedar berlibur, terhibur dan dikubur sebagai manusia untuk hanya kembali calon mayit/ demit ?  

jadi, inget kata  Buddha & para Suci lainnya : kelaziman ( kebodohan atau kewajaran?) kita cenderung menjadikan apaya menjadi rumah tinggal  berikutnya  (walau sesungguhnya bukan itu sangkaan pandangan & harapan keinginannya ... ironis atau tragis ?) 
Well, jika tiada faktor non-operative mahakammavibhanga ... walau tidak dimaksudkan sekalipun by product kelayakan pemurnian sila bukan hanya bisa lampaui apaya (alobha x petta, adosa x neraka, amoha x tirachana  ... asura ?) namun juga layakan investasi deposito kebajikan untuk digunakan liburan sementara kapling dimensi surgawi jika diperlukan (just refreshing penyegaran atau malah recraving pengumbaran ?) ; yang lebih penting jika mampu pencapaian meditatif bisa bereffek pada peningkatan intelgensi kecakapan yang lebih baik apalagi ditunjang panna kebijaksanan yang berkembang . 

AS /IF Petta apaya etc
Walau ini dianggap ‘wajar’ bagi lokiya dhamma namun termasuk apaya bagi saddhama (walau tampak ironis namun tidak menutup kemungkinan dikarenakan akumulasi kelayakan kamacitta sebagaimana kemelekatan akan memory figure bhava, obsesi ditthi dan tanha pengharapan status symbol berada di dimensi eteris ditengah ekspansi dewa label jatuhan asura & ekstensi dewa level rendahan yakkha ini)  
Case : pettavathu
Niraya ? jika terdampar di apaya  hidup sbg peta maka dengan upekkha kembangkan mudita (sikap apresiatif/positif atas niatan tindakan kebaikan lainnya) brahma vihara walau sulit. jika terlempar di apaya lainnya maka dengan upekkha kembangkan metta brahma vihara (kewajaran kosmik untuk aktualisasi kesadaran kasih universal sebagaimana kesedemikianannya kaidah impersonal transenden niyama dhamma  atas personal imanen terus berlaku walau tak butuh diakui dan tak sekedar bisa diyakini ) walau jelas sangat sulit.
Dalam Buddhisme Apaya adalah kemungkinan MLD ( Moha - hewan tirachana, Lobha - petta kelaparan , Dosa - niraya 'laundry' ) 
Plus Idea : 
Barzah eteris juga untuk umat beragama & bertuhan tidak hanya yang sekuler ? karena kemelekatan kehidupan sebelumnya & selanjutnya ?
 

AS /IF Surga Kamadeva etc
surga ytcrash
Walau ini sangat didambakan bagi lokiya dhamma (walau tanpa perlu alam antara ?) namun (tanpa merendahkan) tidak bagi saddhama ? (walau tidak menutup kemungkinan dikarenakan akumulasi kelayakan kamacitta 'hanya' bisa berada di dimensi astral ini )
Case : jaminan nanda & bhikkhu surga Link Video : 1 & 2 
Jika surga & neraka tidak ada akankah Tuhan dipuja dalam kebaktian, kebajikan dan kebijakan ? Bukan karena  deficiency atau  sekedar transaksi (Sufi wanita Rabiah Adawiyah ... Mahabah cinta kepada TuhanNya bukan hanya mengatasi kecintaan kepada siapapun /Nabi, Surga ?/ namun juga kebencian kepada apapun termasuk kepada  /iblis & neraka?/). 
Plus Idea : 
Mengapa bisa segera melampaui ke surga tanpa harus penangguhan pralaya dunia ?


AS /IF Brahma etc
buddha brahma
Walau ini sangat didambakan bagi mystics pantheist namun tidak bagi saddhama (walau tidak menutup kemungkinan dikarenakan bukan hanya kelayakan/kecakapan namun juga kemantapan/kemapanan kamacitta dan samadhi bhavananya)
Case : batin mencari & menjadi "tuhan" yang lebih sejati ? , dilemma antara kenyamanan 'transendensi' nama ke anenja (terlelap? alara kalama & Uddhaka ramaputta eks guru dengan tataran ilmu yang telah dikuasainya pra Uruvela ) vs keberadaan 'immanensi' rupa ke samsara (terjatuh? Brahma Baka yang terprovokasi Mara ? ).
(Fake story ?)  Buddha ditanya keberadaan Tuhan .... Dia menjawab akan keberadaanNya kepada yang mengingkariNya namun menyangkal keberadaanNya kepada yang meyakiniNya. (bukan kepercayaan namun keberdayaan ... memastikan tataran fakta bukti  penempuhan/penembusan dalam kemurnian yang utama bukan sekedar meyakini gagasan internal/ wawasan eksternal. 
Plus Idea : 
real story Buddha & Tuhan : Brahma Baka , Mara, Tusita , Saka, Yakkha & asura ? (khanda paritta + attanatiya sutta +  ratana sutta + Karaniya metta sutta )


AS /IF Nibbana etc
pencerahan Buddha

Walau keterjagaan dalam dvaita kesunyataan ini dipandang ‘sangat sempurna’ bagi buddha dhamma namun dalam 'kebersahajaan' akan advaita kesedemikianan ini ‘cukup bijaksana’ bagi saddhama (Holistik melampaui Nivritti negative & harmonis melampaui Pravritti positive )
(Fake story ?)  Buddha diam ketika ditanya apakah Dia mencapai Nibbana .... Jika Dia menjawab "Tidak", Dia berdusta akan realisasi pencapaian keterjagaanNya , Jika Dia menjawab "Ya" , Dia berdusta karena Nibbana mustahil tercapai jika masih ada 'keakuan" samsarik.
Plus Idea : 
real story : kepada pertapa Upaka , Panca Vagiya (Dhammacakka ~  'patanjali astanga yoga?' + anattalakkhana sutta  !) 
sakshin : Bahiya & Malunkya ( panduan taktis Mahasatipathana & risalah teknis Abhidhamma )
Ovada pattimokkha ke 500 asekha arahat ?(keterjagaan level vs kelengahan label spiritual materialism magga phala arahat ?)  

Kutipan :

Apapun yang terjadi, mencintai kebenaran adalah kemutlakan (bukan pilihan …  karena jikapun tiada keselarasan dalam menyesuaikannya sebagaimana harusnya maka dengan keterpaksaan  toh kita akan tetap menerima keniscayaan akan dampak karmic & effek kosmik nya juga .... jadi 'sami mawon' / sama saja ).  Hidup dalam kebenaran seharusnyalah hidup dengan kebenaran juga.
Keselarasan dalam Saddhamma .... Inilah cara untuk menjalani kebenaran itu dengan tanpa syarat apapun   Well, bukan hanya "sekedar' demi membawa level evolusi pribadi yang lebih baik (eksistensial), menjaga harmoni dimensi  yang semakin kondusif (universal) namun karena memang demikianlah amanah keselerasan yang ditetapkan untuk dijalani (transendental).... sinkronisasi peniscayaan berkah yang memang seharusnya dilakukan atas keniscayaan berkah yang sudah digariskan pada keberadaan, dalam kesemestaan oleh kesunyataan Impersonal Transenden ini.
Be Realistcs to Realize the Real  .....Untuk kesekian kalinya, apapun yang terjadi, mencintai kebenaran adalah kemutlakan (bukan pilihan …  karena jikapun tiada keselarasan dalam menyesuaikannya sebagaimana harusnya maka dengan keterpaksaan  toh kita akan tetap menerima keniscayaan akan dampak karmic & effek kosmik nya). Tidak perduli apakah nanti akan ada kemanunggalan dalam pencerahan ataupun kemusnahan untuk keseluruhan, tetaplah konsisten dalam transformasi spiritualitas yang harmonis autentik & sinergis atas kesemestaan baik eksistensial (diri pribadi), universal (alam kehidupan bersama) dan transcendental (sentra keberadaan segalanya).
Disamping kemantapan eksistensial dalam peran duniawi saat ini (citra persona biasa saja, smart skill bisa juga, asset hidup cukup) ; jangan lupa (ini justru yang utama)  siagakan untuk kelanjutan perjalanan kehidupan nantinya (level swadika keariyaan , bakat talenta kecakapan & hisab visekha kelayakan ). Sedangkan,  untuk kenyamanan keseluruhannya : berempati (pada dasarnya semuanya sama saja ... laten deitas dari Sentra sejati yang sama hanya beda label & level pada dimensi mandala pada saat ini . Well, orang lain / makhluk lain adalah sebagaimana diri kita sendiri namun saat ini berada dalam peran yang berbeda .... walau respek dalam metta atas casing 'dagelan' nama rupa masing-masing memang tetap perlu diperhatikan sesuai skenario kehidupan yang berlangsung ... tidak anggep 'arogan" & norak tranyakan ), menjaga harmoni dan bersinergi dalam kebersamaan & kesemestaan ini.

Kita adalah media impersonal dengan berbagai peran eksistensial dalam arena universal di segala wilayah immanen Hyang Transenden. 
sadari & jalani permainan peran / amanah tugas ini dengan selaras pada kaidah keniscayaan kebenaran saddhamaNya 
dengan senantiasa terjaga  , menjaga & berjaga 
Be realistics to realize the Real 
Be True, Humble & Responsible  as one (existensial figure) in One (Universal immanent ) of  ONE  (Esensial Transendent )
Just as it is 

1. Menghadapi Keabadian : Swadika, Talenta, Visekha
Swadika :
Talenta, :
Visekha:
2. Menghadapi Kehidupan : kecakapan, kemapanan, kewajaran
kecakapan :
kemapanan, :
kewajaran :
3. Menghadapi Kematian : Racut , Bardo , Alam 
Racut : 
Bardo :
Alam :

Dalam kesedemikian perlu keberdayaan dengan keselarasan dalam keseluruhan untuk meniscayakan keberadaa


1. Menghadapi Keabadian : Swadika, Talenta, Visekha

Data lama :
Yang perlu kita fahami, sadari dan hadapi tampaknya bukan sekedar kegilaan insani atau kematian alami namun terutama kelupaan abadi akan kesejatian diri dalam setiap episode permainan keabadian yang disebut (siklus) kehidupan (dan kematian) ini. 
Prolog :
Pada hakekatnya kita adalah makhluk spiritual yang menjalani peran sbg manusia ketimbang sbg manusia yang menjalani tugas spiritual..Kita hanyalah ketiadaan yang diadakan dalam keberadaan untuk sekedar sederhana mengada tanpa perlu mengada-ada dihadapanNya...betapa indahnya kehidupan jika kita tiada ragu untuk mampu hadir dalam kesederhanaan yang murni, tulus apa adanya tanpa perlu membalutnya dengan kemasan kesempurnaan yang walaupun mungkin tampak indah dan megah namun semu dalam kesejatiannya. 
Terlepas dari prasangka asumtif nivritti negatif tersuratnya (KM4 Dukkha, Nibidda, dst) , tanpa referensi Buddhisme wawasan spiritualitas bukan hanya terasa hambar & dangkal levelnya namun bisa jadi salah arah dalam keterpedayaan samsarik ?

3. Synthesis  : THE REAL (capaian yang nyata)
Synthesis : Just For Seeker 2
1. Menghadapi Keabadian : Swadika, Talenta, Visekha
1a. Swadika :
Swadika  berkaitan dengan level esensi Panna untuk bawaan kelanjutan.
Tabel 10 level Kesadaran Gnosis  

Transendental
10 ? transendental 3 + universal 3 + eksistensial 3 = 9 ?  9 dimensi mandala di atas + 1 for Indefinitely Infinitum ( Realitas Aktual Transenden > Fenomena Formal Immanen dari personal laten deitas  ) for humbling in progress to mystery. 

Kutipan :
Tiga Pesan Abadi keheningan kosmik yang diungkapkan para Buddha : Jauhi kejahatan, jalani kebajikan, sucikan fikiran  
  


Link Data: www.tiny.cc/dhammapada-183Bro Billy Tan (p. 12 - 20)


Link video : Dhammadipateyya (Paradigma Berpandangan : Dhamma-Oriented ) Bhante Pannavaro 
Link video : Arogya parama labha (kesehatan adalah keuntungan utama)  Pencerahan Magandiya Sutta Bhante Pannavaro 
Well, Salut kepada Buddha yang menempatkan synthesis keswadikaan di atas thesis kebahagiaan untuk pencerahan kebebasanNya dari antithesis dukkha  kesemuan  "penderitaan".
Berikut adalah tabel alternative teparinama penempuhan "kontemporer" bagi etika pacekka (atau mungkin juga Buddha Savaka ?)


No

Level

Saddha  

(peningkatan kefahaman Dhamma : pengetahuan ,penmpuhan, penembusan)

Sila  revised

(pakati + pannati : varita & carita)

Samadhi

(Samatha Pemantapan keberimbangan + Vipassana pemurnian

Kebijaksanaan

Panna

Dhamma Vihara

(Kelayakan terniscayakan)

Prior Input

Final Output

1

Elementary

Suta maya paññā (intelek)

Pancasila

Appana & Khanika

Diba Vihara (surga ?)

Padaparama dihetuka

Neyya tihettuka

2

Intermediate

Cintā maya paññā (intuisi)

Atthasila

Jhana (lokiya & lokuttara)

Brahma Vihara   (Ilahi?)

Vehapala  (rupa + arupa?)

Gotrabu Anuloma

3

Advance

Bhāvanā maya paññā (insight)

Samanasila

Magga & Phala   (irreversible ?)

Ariya Vihara (murni?)

Sekha

Asekha ?


Mengenai cara penempuhan sudah banyak referensi yang diberikan bagi realisasi ini. Para Seeker bisa menanyakan langsung pada para Bhante atau Guru spiritual /Pemandu Meditasi yang bukan hanya lebih berkompeten namun juga sesungguhnya ini wilayah mereka yang sudah sepantasnya bagi kita yang di luar sasana untuk tahu diri, tahu malu dan tahu sila untuk tidak 'tranyakan' melanggar bukan hanya area kewenangan mereka namun juga wilayah kesemestaan bersama yang beragam ini. Walau sebagai seeker kita telah memahami akan proses saddha KM4/ JMB 8 dalam triade sila-samadhi-panna untuk dijalani,.  semisal : chart Pa Auk Sayadaw, etc (juga : Ajahn Chah, Bhante Punnaji, Bhante Vimalaramsi, dsb) 


Harusnya terbalik urutannya dari logika proses penempuhannya  & by product peniscayaannya (Sila- Samadhi-Panna untuk Vihara kelayakannya ). 

Tersenyum seperti Buddha
(Smile like a Buddha ... not as a Buddha ? ) 
Be Realistics to Realize the Real 

Tersenyumlah seperti Buddha walau itu memang masih 'fake' (semu) dan tidak 'real'(nyata).
Ini bukan dimaksudkan untuk 'memotivasi' diri bagi kesombongan pencitraan diri dengan melagakkan seakan pencapaian keniscayaan telah terjadi hanya dengan cara itu.
Ini dimaksudkan untuk mengarahkan diri untuk kebijaksanaan penyadaran diri dengan melayakkan peniscayaan keniscayaan yang secara murni dan alami seharusnya terjadi.
Senyum kearifan Ariya yang melampaui sikap positif apalagi negatif.

Bagi Dia yang sudah terjaga itu ekspresi authentik 
Bagi kita yang belum terjaga itu exercise holistik

Tersenyum seperti Buddha JMB 5
karena terfahami secara intelektual simsapa kebenaran spiritual
Kecakapan Pandangan benar akan mengarahkan fikiran benar (kesadaran notion batin)
Kecakapan fikiran benar akan mengarahkan tindakan bajik (ketulusan dana sila etc)
Kecakapan tindakan bajik akan mengarahkan asset mulia (kemurnian punna kusala )
Dhamma indah pada awalnya dengan terlampauinya tataran eksistensial diri
(harmoni dunia - terhindar apaya - terlayakkan surga = Dibba Vihara )

Tersenyum mengarah Buddha JMB 8
karena tercapai secara meditatif acinteya hakekat kenyataan spiritual
Paska asset mulia terus lanjutkan Adhi-Sila (alobha -adosa - amoha : tihetuka)
Paska Adhi-Sila terus lanjutkan Adhi-Citta (Samma Samadhi : Jhana Brahma )
Paska Adhi-Citta terus lanjutkan Adhi-Panna (Samma Vipasana: Gotrabu Nana?) 
Dhamma indah pada pertengahannya dengan terlampauinya tataran universal diri
(harmoni batin - terlampaui moksa - terlayakkan magga  = Dhamma Vihara )

Tersenyum sebagaimana Buddha JMB 10
karena terbukti secara insight advaita desain labirin permainan spiritual
Dengan masaknya Adhi-Panna layaklah Realisasi Keterjagaan (nibbana: pemurnian magga/phala  )
Dalam Realisasi Keterjagaan layaklah Realisasi Kebijaksanaan (panna: sabbanutta/ patisambhida?)
Dalam Realisasi Kebijaksanaan layaklah Realisasi Ketercerahan (kiriya: kusala  non karmik?)
Dhamma indah pada akhirnya dengan terlampauinya tataran transendental diri 
(harmoni - terbuka nibbana - terlampaui samsara  = Ariya Vihara )

Dhamma akan melindungi siapapun yang menempuhnya dengan benar, tepat dan sehat.
Teruslah memperjalankan 'diri' demi semakin terjaganya orientasi, kualifikasi & realisasi
Jalani saja proses penempuhannya secara murni tanpa perlu ambisi/obsesi yang menghalangi.
Layakkan diri sebagaimana kaidah Niyama Dhamma meniscayakan pelayakannya secara alami.
Terima, kasihi dan lampaui segala episode penempaan diri sebagaimana ariya nantinya.
Layakkan diri sebagai Ariya ... maka jikapun nibbana pembebasan belum (mampu/perlu?) tercapai , maka keterjagaan, kebijaksanaan dan ketercerahan akan membawa keswadikaan, keberdayaan, dan kebahagiaan dimanapun wilayah, bagaimanapun suasana dan apapun peran zenka keabadian yang dijalani .... Pada hakekatnya, Samsara hanyalah ilusi mimpi dari Nibbana bagi semuanya.

plus :
PARADIGMA SEDERHANA  KEMBALI MEMBUMI 
IMPERSONAL REALITY :

impersonal Reality : keselarasan  kesadaran berpandangan taransendental, kelayakan berpribadi universal dalam kewajaran berprilaku eksistensial 
menatap Buddha Rupang  reversed inference (Empati kosmik < Direct Insight?)
Dibalik Sita Hasitupada Rupang Buddha : Apa arti senyumMu, Tathagata ? Dilemma Acinteya Simsapa Buddha Gautama :
Aku (sesungguhnya) tidak pernah menyusahkan dunia namun dunia ini (sewajarnya?) akan selalu menyusahkan aku.
Apakah yang seharusnya dilakukan ? secara transendental (sebagai zenka swadika ) JMB 10 
Apakah yang sebetulnya dilakukan ? secara universal ( sebagai media semesta ) JMB 8
Apakah yang sepatutnya dilakukan ? secara eksistensial (sebagai figur persona ) JMB 5 
Dalam shunyata permainan keabadiaan dualitas ini bhava samsara terdelusi keakuan & kemauan faktisitas/vitalitas keberadaan diri dan cenderung “kegeden anggep & kakehan karep’ (membesarkan kebanggaan eksistensialitas diri & mengejar kebahagiaan eksternalitas) biarlah kusadarkan mereka dengan dengan sisi lain dualitas permainan ini dengan idea simsapa kenyataan dukkha derita pelekatan tanha akan anicca segala proses perubahan kemenjadian yang ada di segala sesuatu atas delusi samsarik pemeranan diri yang anatta ....untuk KEBIJAKAN ADDUKHA DEMI KEBENARAN ANICCA BAGI KEBAJIKAN ANATTA. So, Just be Impersonal

Intinya : No (fake) Ego ... Just be IN One .... Do as Ariya be  
LEVEL IMPERSONAL > LABEL PERSONAL
keniscayaan kesedemikianan > pengharapan penganggapan

perlu kelayakan > kesadaran > kefahaman : acinteya ariya - panna kiriya 
Keswadikaan pemurnian kesejatian : dari MLD (moha - lobha - dosa) /asava (anusaya- nivarana- kilesha vs panna- samadhi- sila ? )
kewajaran meng-esa & kesadaran anatta ( Taoism weiwuwei = action without actor / acting ?.... just process )

1b. Talenta :
Talenta berkaitan dengan bakat zarah Bhavana untuk bawaan selanjutnya
Intelgensia kecerdasan tidaklah sebatas fitrah naluri ego belaka namun juga nurani ke-Esa-an  ... tidak sekedar instink, ataupun sebatas intelek belaka (cogito ergo sum, Rene Descartes ? ) namun membentang luas dan dalam (intuisi, insight, etc). Sejumlah manusia (tanpa menafikan para ariya & anariya di dimensi lainnya : asura, dewata, brahma, dsb ) walau dalam keterbatasan & pembatasannya sebagai mikrokosmos bagian dari Living Makrokosmos yang tidak sekedar eksistensial namun juga universal bahkan transendental mampu bukan hanya mengalami namun juga menguasai bahkan melampaui level ini 

well, ini saja sebagai acuan pembuka (eneagram intelgensi 9 + 1) sinkron dengan orientasi kesadaran awal ... puluhan tahun lalu karena belum tahu inti kasunyatan yang seharusnya juga selaras dengan kemurnian Intelgensi Intelgensia Transenden Universal sehingga bebas berimaginasi untuk memuaskan sensasi kemauan & fantasi keakuan (walau tidak semuanya ). Yap, coba inferensikan lagi. (buat tabel triadenya dulu) plus data referensinya (walau ini ilmu baru toh sejumlah orang sudah share data pemicunya juga ).

Berikut Table intelgensia kecakapan Z (Eneagram 9 + 1= 10 ?) untuk dikembangkan

No

Level

Dimensi

Tantien pusat

Tantien hati

Tantien otak

Z

1

Elementary

3 tataran intelek

1. AQ /Adversity Quotient - ketahanan berjuang/,

2. EQ /Emotional Quotient - keluwesan interaksi/,

3. IQ /Intelligence Quotient - kepandaian kognitif/;

123

2

Intermediate

3 wawasan intuisi

6. ASQ /Adversity Spiritual Quotient - kemantapan yogi/;

5. ESQ /Emotional Spiritual Quotient - keihsanan ummi/,

4. ISQ /Intelligence Spritual Quotient - keterarahan sati/,

654

3

Advance

3 penembusan insight

7. ADQ /Adversity Divine Quotient- mukasyafah

8. EDQ /Emotional Divine Quotient - Mahabatullooh/,

9. IDQ /Intelligence Divine Quotient - Ma'rifatullooh/)

789

dalam pemberdayaannya (kesadaran, kecakapan, kemapanan dan ketaqwaan), sejumlah manusia mungkin saja mampu berkembang mendahului lainnya bukan hanya secara intelek (yang popular didewakan saat ini), namun juga intuisi (sayang sudah agak diabaikan sekarang) dan insight (sudah langka dan terlupakan?). 9 kecerdasan mungkin tercapai ( 3 tataran intelek =1. AQ /Adversity Quotient - ketahanan berjuang/, 2. EQ /Emotional Quotient - keluwesan interaksi/, 3. IQ /Intelligence Quotient - kepandaian kognitif/; 3 wawasan intuisi = 4. ISQ /Intelligence Spritual Quotient - keterarahan sati/, 5. ESQ /Emotional Spiritual Quotient - keihsanan ummi/, 6. ASQ /Adversity Spiritual Quotient - kemantapan yogi/; 3 penembusan insight = 7. ADQ /Adversity Divine Quotient- mukasyafah/, 8. EDQ /Emotional Divine Quotient - Mahabatullooh/, 9. IDQ /Intelligence Divine Quotient - Ma'rifatullooh/) namun demikian jika tidak dibarengi dengan orientasi kesadaran 10 maka itu semua tanpa makna. Realisasi Kecerdasan tingkat 10 (baca: sepuluh) atau orientasi kesadaran 10 (baca: satu-nol) ini mungkin yang dimaksudkan sebagai insan kamil, homo novus (New Man) atau apapun istilahnya – suatu pencapaian kesempurnaan manusia dalam keterbatasannya. Namun sebagaimana proses pemberdayaan dan orientasi ketawaddhuan sebelumnya inipun harus dianggap hanya sebagai proses berkelanjutan bukan maqom penghentian. Inilah perbedaan yang mendasar antara kesejatian pencerahan bijak seorang panentheist, keimanan sejati para monotheist atau bisa jadi pencarian murni kaum heretis dengan kesemuan ‘pencerahan’ pantheist, ‘wawasan’ agnostic, maupun ‘pandangan’ atheist. Keberkahan dan pemberkahan hanyalah dari, oleh, untuk dan kembali kepadaNya. Realisasi kebenaran bukan identifikasi pembenaran. Dalam keikhlasan bukan dengan kepamrihan. Senantiasa memberdaya diri secara berkelanjutan dalam JalanNya (sesuai fitrah yang ditentukanNya) dan tidak terperdaya setinggi apapun perolehan yang dicapainya (menurut anggapan kerdil terhadap diri sendiri maupun pengakuan semu dari orang lain. Hanya mereka yang telah menghayati surga di hatinyalah (karena hidayah kuasa kasih yang terpancar dari wujudNya telah melingkup hati hambanya - bukan sebaliknya ?) yang kemudian akan menghadirkan surga di dunia ini (memberkahi kehidupan dengan kuasa kesejahteraan dalam kebersahajaan kasih dan tidak melakukan pembenaran akan pengrusakan dan bermegah dengan kesombongan apapun bentuknya) sehingga layak mendapatkan surga di sisiNya kelak. Tanah (baca: jasad) memang kelak akan kembali ke bumi (baca: mayat) sebagaimana harusnya namun demikian cahaya (baca: ruh atau sekedar jiwa ?) sebagaimana layaknya kembali (untuk selalu menghadap) ke Sumbernya (Tuhan).

Jadi, Gnoti Seauton (Kenalilah dirimu /sebagai makhluk ?/) karena Man arofa nafsahu faqod arofa Robbahu hanya dengan mengenal diri (dengan segala keterbatasan makhlukiyahnya betapapun hebat pencapaian dan megah pengakuannya) maka kita akan mengenal Tuhan (Hyang Maha Sempurna dan SegalaNya). Ini adalah orientasi keyakinan awal dan juga realisasi kebenaran akhir. Dr. Ali Shariati melambangkan 1 adalah Hyang Esa, 0 adalah makhlukNya.  Meminjam istilah beliau ; berikut adalah paradigma kerobbanian yang menjadi orientasi awal bagi ketawaddhuan yang juga akan kembali menjadi  realisasi akhir bagi kecerdasan manusia. (*) = 1 tetap bernilai walau 0 tidak ada. 0 tidak bernilai jika 1 tidak ada. Maksudnya = Tuhan tetap ada walaupun makhluk ada ataupun tidak ada. Tuhan (kholik) adalah wajibul wujud yang keberadaanNya mutlak adanya ; selain itu (makhluk) adalah mumkimul wujud yang keberadaannya relatif adanya ~ bisa ada, bisa juga tidak ada ~ terserah dan berserah kepada kehendakNya. Tanpa Tuhan, segalanya tidak akan pernah ada. Tanpa segalanya sekalipun, Tuhan tetap ada.  Dia adalah  Hakekat yang merupakan penyebab dan kembali segala yang ada (baca: diadakan untuk mengada jadi tidak perlu terlalu meng-ada ada). (*) = 1 di depan 0 jauh bernilai dibanding 0 di depan 1 . Maksudnya = Jadilah pribadi 10; Pribadi yang mengedepankan Tuhannya diatas segalanya (termasuk dirinya sendiri). 0 didepan 1 dibelakang hanyalah bernilai 1 (satu) – ini gambaran pribadi yang mengedepankan selainNya pada kehidupan. Amaliah menjadi tak sempurna karena syirik, pribadi tidak konsisten karena terombang-ambing kepentingan duniawi/ kebanggaan berpribadi. Bahkan jika pada akhirnya yang satu (1) itu menjadi hilang, maka seluruh kehidupan kita tinggal 0 (baca: nol besar). (*) = 1 dibagi 0 tak terhingga ; 0 dibagi 1 tak berharga. Maksudnya = Pribadi yang berkarakter kuat dan cerdas adalah pribadi dengan kekuatan dan kecerdasan yang tumbuh berkembang karena ketawadhuan bukan dengan ketakaburan. 0 dibagi 1 tetaplah 0 – ini gambaran kecerdasan dan kekuatan diri dengan ketakaburan. (Lemah dan rapuh karena sesungguhnya :Tiada daya upaya tanpa izinNya.)  Namun … 1 dibagi 0 adalah tak terhingga – ini gambaran kecerdasan dan kekuatan diri karena ketawaddhuan. (Senantiasa tumbuh dan berkembang dalam keridhoan dan petunjukNya). 

Tentang kesaktian metafisik dalam penempuhan kemurnian spiritual : 
Link lain :
 

Well, godaan & cobaan Ego dalam pemurnian kesejatian sadhaka adalah dalam kemelekatan (apalagi keserakahan) dengan perolehan kesejahteraan (duniawi/surgawi) & keperkasaan (kesaktian/keilahian?) walau niatan yang tidak benar, bijak & bajik dalam kemurnian itu memang memungkinkan untuk terjadi bagi para yogi meditator handal sekalipun (kelihaian memanfaatkan mekanisme kaidah sistem kosmik demi kepentingan pribadi) . Bukan untuk niatan menghibur diri sebagai padaparama dihetuka jika kami jujur mengatakan : jangankan untuk melampaui untuk menguasai / memiliki saja sulit .... nggak bisa, hehehe.  Setiap level memiliki prasyarat & labirin jebakannya sendiri ... semakin dalam, semakin berat. Inilah seninya kembali murni dalam kesejatian yang anatta .... kawan & lawan setiap diri adalah dirinya sendiri (asava internal bukan dunia eksternal ... sebagaimana di kedalaman bukankah demikian juga di permukaan ?). Singkat kata, kemurnian haruslah ditempuh dengan, dalam & untuk kemurnian juga ... walaupun kesaktian & perolehan kecakapan/ kemapanan/ kekuasaan lainnya  memang bisa didapatkan karena memang ada korelasi antara kemurnian sila, samadhi & panna dalam mandala kesunyataan ini. Dalam asivisopama sutta Buddha men-simile-kan kecenderungan kita ini sebagai pencuri (bagi pemegahan semu) bukanlah kebijaksanaan penempuh (demi kebenaran sejati) ?
(See : keteladanan Buddha untuk melampaui  di bawah) 

Kutipan lengkap komentar Bahiya :  DATA 01022021/PRIOR/KOMENTAR VLOG TQ SD 13012020 LAGI.pdf  p.6 

Anumodana Bhante Ashin Kheminda dan DBS atas tayangan public Dhamma Desana Bahiya Sutta ini setelah Asivisopama sutta lalu
PROLOG  
Untuk kesekian kalinya saya harus jujur mengagumi kebijaksanaan taktis demi transendensi pencerahan yang bukan hanya translingual namun transrasional Buddha Gautama sebagaimana pembabaran alur dukkha asivisopama sutta sebelumnya untuk menyadarkan faktisitas keberadaan problem dilematik samsara diri (analisis 16 nana vipassana paska samatha : via ‘stepping stone’ nibbida untuk melonggarkan cengkeraman upadana kemelekatan papanca samsarik agar sankhar-upekkha keberimbangan formasi termantapkan - anuloma peniscayaan tersesuaikan dan transformasi gotrabu terlayakkan bagi realisasi magga-phala nibbana pencerahan sehingga keniscayaan aktualisasi kiriya non-karmik sebagai Ariya secara autentik murni terrefleksikan ).
STATISTIK ?  
Ke-Buddha-an adalah potensi nirvanik dari esensi murni segala level spiritualitas keberadaan samsarik yang harus menempuh faktisitas penempuhannya masing-masing . Nibbana adalah keterjagaan dan samsara adalah keterlelapan. Buddha sesungguhnya adalah Dia (semoga juga kita semua akan demikian) yang sudah bangun terjaga dari mimpi tidur samsariknya. Semua bhava samsara sesungguhnya (disadari atau tidak) adalah pengarung Dharma keBuddhaan di samudera samsara walaupun dalam label eksistensial bukan penganut ‘agama’ Buddha. So, (maaf) jangan terdelusi statistic kuantitas populasi Buddhist di permukaan.
Buddhisme yang dibabarkan Buddha Gotama adalah segenggam permata kebijaksanaan simsapa yang karena jangkauan pemberdayaannya sangat luas (tidak hanya untuk pendewasaan pribadi, keharmonisan duniawi, perolehan surgawi, pencapaian brahma, kemampuan abhinna namun bahkan terutama pemurnian bagi keterbebasan dari samsara ini) relative bukan hanya tidak lebih mudah difahami namun juga akan cukup susah untuk dijalani bagi semua bhava samsara yang masih terlelap dalam mimpi keakuan, terseret dalam banjir kemauan, tersekap dalam kesemuan , terjebak dalam kenaifan, dsb… sedangkan demi kelayakan penempuhan (terutama untuk ‘uncommon wisdom’ pembebasan) sejumlah kode etik kosmik kemurnian yang tidak selalu ‘popular’ dengan kecenderungan pembenaran samsarik kepentingan ego mutlak memang perlu dijalankan pelayakannya, antara lain kedewasaan menerima, mensikapi dan melayakkan diri atas kaidah karma ( > pembenaran manipulatif kepercayaan harapan/anggapan akidah pengampunan/ pelimpahan) , kemurnian aktualisasi holistik (> defisiensi kepamrihan/ pencitraan) , refleksi kasih murni tiada batas tanpa eksploitasi standar ganda, menjaga harmoni keseluruhan sebagaimana yang Beliau niscayakan tanpa noda (identifikasi pembanggaan kesombongan diri), tiada cela (eksploitasi pembenaran kepentingan diri) tetap bermain ‘cantik’ (harmonisasi transenden pada wilayah immanent … walau memiliki Dasabala keunggulan adiduniawi tetap bijak dan murni terjaga tidak memanipulasi tataran samsara duniawi dibawahNya …. karena walau samsara 'hanyalah' fenomena bayangan kenyataan semu dari Realitas kebenaran Nibbana namun adalah tetap tidak etis bagi yang telah terjaga melanggar ‘aturan main’ wilayah mimpinya . Samsara dalam advaita mandala ini tampaknya memang perlu ‘ada’ bukan hanya sekedar menampung aneka kehebohan pagelaran chaotik drama delusive bagi keterlayakan level episode berikutnya namun juga demi tetap berlangsungnya keberagaman pada kasunyatan abadi ini?) dalam masa pembabaran Dhamma paska pencerahan hingga parinibbana kewafatanNya (laporan ‘pandangan mata batin Ariya’ proses adiduniawi non-empiris paranibbana Beliau oleh Arahata Anurudha kepada Sekha Ananda atas validitas konsistensi keniscayaan Magga Phala Samma-SambuddhaNya).
BAHIYA SUTTA ?  
Dari prolog dan komentar awal tampaknya karakteristik alur tema Anatta akan dibabarkan pada sessi Bahiya Sutta ini. Sangat menarik untuk disimak karena pra asumsi awal kami … dari tilakhana, anatta adalah factor krusial pembeda yang membuat Ariya Dhamma ini bukan hanya melingkupi (bisa mencapai) namun juga mengungguli (bisa melampaui) lainnya (lokiya : asura dewata/ anenja brahma ?). Faktor Anicca dalam batas tertentu memang bisa difahami dan dilalui lokiya dhamma (norma duniawi – etika surgawi .. awas /ditthi + tanha/ dan sangat liarnya sensasi kemauan yang bisa menjerumuskan ke Lokantarika paska pralaya 2 ?) , factor dukkha pada level tertentu juga masih bisa disadari dan dicapai anenja dhamma ( unio mystica – pantheistics … awas /mana + avijja/ plus masih naifnya fantasi keakuan dimensi Abhassara untuk menyeret kembali dalam perangkap samsara paska pralaya 4 ? ) namun annata adalah factor penentu yang memungkinkan lokuttara dhamma ini mampu mengaktualisasi kemurnian penempuhan (> defisiensi kepamrihan & pencitraan) secara konsisten meniscayakan ‘peniscayaan/ keniscayaan’ dalam kelayakan realisasi pencerahan transeden (keterjagaan dari keterlelapan mimpi/ delusi samsara ini – keterbebasan ‘esensi murni’ ke-Buddha-an dari cangkang delusi ‘pancupadana khanda’ tanpa kebodohan identifikasi dan eksploitasi pembodohan dari keterpedayaan/ ketersesatan/ keterperangkapan intra-drama pengembaraan semu samsara ini kembali (singgah/pulang) ke ‘rumah sejati’ Nibbana ).
EPILOG
Dalam mandala advaita kasunyatan abadi ini sebagaimana samma-panna nibbana yang perlu disadari dan ditembus daya sentrifugal kebijaksanaanNya demikian pula tanha-avijja samsara tampaknya juga perlu difahami dan dilampaui daya sentripetal kecenderungannya. So, sebagaimana harmoni musik peregangan senar kecapi walau viriya memang diperlukan untuk mensegerakan dan konsisten dalam penempuhan namun tampaknya perlu juga panna kebijaksanaan untuk menjaga keberimbangannya dalam kewajaran harmonisasi eksistensial maupun kesadaran transendensi spiritualnya.
Semoga refleksi epilog ini tidak menjadi anti klimaks yang dianggap mementahkan samvega kegairahan yang tengah dibangun para Neyya Buddhist (karena ini juga akan berdampak merugikan bagi para truth seeker dalam menyerap referensi yang diperlukan bagi wawasan pengetahuan dan tataran penempuhannya juga).
Salam Namo Buddhaya dari padaparama di 'luar' sasana. 


1c. Visekha:
Visekha berkaitan dengan hisab karmik Sila untuk bawaan berikutnya
atau tabel hipotesis yang agak 'gila' dari kami ini 

 

Wilayah

1

2

3

Transendental

Nibbana ‘sentra’ ?

Belum diketahui ? 7

Tidak diketahui ? 8

Tanpa diketahui ? 9

 

Nibbana ‘sigma’?

Belum mengakui ? 4

Tidak mengakui ? 5

Tanpa mengakui ? 6

 

Nibbana ‘zenka’ ?

Arahata 1

Pacceka 2

Sambuddha 3

Universal

Brahma Murni  (Suddhavasa)

Anagami 7 (aviha Atappa)

Anagami 8 (Sudassa Sudassi)

Anagami  9(Akanittha)

 

Brahma Stabil (Uppekkha )

jhana 4 (Vehapphala)

Asaññasatta 5 (rupa > nama)

Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 )

 

Brahma mobile (nama & rupa)

Jhana 1 (Maha Brahma)

Jhana 2 (Abhassara)

Jhana 3 (Subhakinha)

Eksistensial

Trimurti LokaDewa

Vishnu 7 (Tusita)

Brahma 8 (Nimmãnarati)

Shiva 9 (Mara?  Paranimmita vasavatti)

 

Astral Surgawi

Yakha  (Cãtummahãrãjika) 4

Saka  (Tãvatimsa) 5

Yama (Yãma)6 

 

Materi Eteris

Dunia fisik(mediocre’ manussa  &‘apaya’ hewan ) + flora & abiotik ? / 1

Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya) 2

Eteris Astral apaya Asura  (petta & /eks?/  Deva ) 3

Harusnya terbalik urutannya dari logika proses penempuhannya  & by product peniscayaannya (Sila- Samadhi-Panna untuk Vihara kelayakannya ). 
See :  Sita Hasitupada (harus tanggap tidak asal tangkap, ya?)
Transendental
tampaknya pada kolom universal Uppekha Brahma yang relatif stabil (maksudnya tidak mobile / fragile tidak begitu labil sehingga lolos sementara tidak terkena dari siklus rupa pralaya samsarik dimensi 'materi' : dunia 1 + apaya 4 & juga surga deva kamavacara 6  & Rupa Brahma 3 dibawahnya sebagai rupa lokantarika di antara Brahmanda & lokuttara nantinya sebelum siklus berikutnya) perlu digeser posisi antara anenja 5 & asannasata 6 ... bukan hanya dikarenakan life span (masa hidup) namun juga dari ketangguhan samadhi mereka dalam labirin kosmik paralel penembusan saddhamma. Asaññasatta tersekap (terjatuh) dalam rupa sedangkan anenja 'hanya' terjebak (terlelap) dalam nama. Direvisi resumenya?. Atau bisa juga Brahma Vehappala 4 digeser ke tengah jadi nomor 5 karena keseimbangannya sebagai nama atas rupa (BUKAN KESOMBONGAN, KESERAKAHAN & KEBENCIAN, LHO) dibandingkan  Asaññasatta 4 yang menolak nama batin bahkan malahan menjadi melekat pada rupa materi bahkan mungkin juga justru nomor 6 mengungguli anenja yang terlelap dalam nama dan acuh dengan rupa pada level anariya (?) walau memang memiliki masa hidup (life span) yang lebih lama dibandingkan para Brahma lainnya (bahkan termasuk Ariya anagami suddhavasa di  level atasnya) berdasarkan kalkulasi matematis Gnosis Buddhisme. Direvisi lagi resumenya ?
apaya asura ? hehehe, tampaknya itu rahasia kosmik, guys. Vishnu mungkin tidak suka namun tampaknya tidak bagi Shiva yang arif, Brahma dan Saka memang ahli & baik namun  naif  untuk hal ini. Dalam permainan samsarik ini keberadaan guardian "penyeimbang" bagi keberlangsungan kesemuan, kenaifan & keliaran hingga perlunya serial recycling daur ulang pralaya   perbaikan kerusakan paska kekacauan dimensi tampaknya memang perlu ada. Tanpa maksud  mencela & membela, dalam diri setiap kita para zenka  pengembara keabadian tampaknya memang masih  ada 'drive' ariya dan asura di dalamnya. Dalam dimensi kamavacara tampaknya asura, yama & mara  memang guardian utama untuk permainan samsarik di level bawah, tengah & atas. Ini sebetulnya bahasan paling menarik namun sayangnya akan sangat sensitif  tampaknya  (sungkan, ah) referensi acuan?  intinya tetaplah autentik & holistik (tidak identifikatif apalagi manipulatif) 

Kutipan :3b) (Membicarakan soal Kebenaran dan Agama.docx). 
semoga tanggap demi empati, harmoni, sinergi. kebersamaan semua. /mencela itu tercela bukan hanya untuk yang tidak selayaknya dicela bahkan juga jikapun dianggap layak untuk itu awas kesombongan, jaga keseimbangan demi kebijaksanaan akan Kesunyataan holistik / 
So, jadilah berkah yang mencerahkan/ memberdayakan bukan limbah yang menyusahkan/memperdayakan di/ke manapun kita berada bukan hanya bagi diri sendiri namun juga makhluk lain di setiap living cosmic ini.  So, pastikan keberdayaan Saddhamma bukan hanya yakinkan kepercayaan belaka! penempuhan nyata tidak sekedar pengetahuan belaka. Saddhamma adalah aktualisasi autentik pemastian sesuai kaidah Realitas bukan sekedar harapan persangkaan keyakinan saja (Real realized>identifikatif & manipulatif ?).  
Bijaksanalah untuk senantiasa bersiaga dengan segala kemungkinan sejati yang /akan/ ada (kualitas transendensi ariya > mahakammavibhanga 4 > ekspektasi asura ? ) minimal bersiaplah menerima, menghadapi dan melampauinya (realisasi level swadika, kualifikasi genia talenta & hisab visekha)  ! 
(See = siklus samsarik gnosis fase 3 mandala di atas : sungkan & riskan bilang sebetulnya .... BTW sekarang tanggap ya mengapa & bagaimana dalam gnosis buddhisme siklus pralaya samsarik terjadi bukan hanya pada dunia, apaya namun juga surga bahkan hingga rupa brahma jhana 3 ) 
So, spiritualitas memang mutlak mengharuskan kemurnian bukan sekedar kelihaian (terkadang segala kenekatan penempuhan, kehebatan pencapaian & kehebohan perolehan sering menjadi labirin jebakan penjerat/penjebak/penjatuh yang sangat ampuh bagi yang belum terjaga & tidak waspada apalagi jika caranya bertentangan dengan Saddhamma ... bumerang, guys). 

2. Menghadapi Kehidupan :  kecakapan, kemapanan, kewajaran

Kewajaran Membumi dalam kesadaran Saddhamma :
I say that madness is the first step towards unselfishness. 
Be mad, Meesha. Be mad and tell us what is behind the veil of ”sanity,” 
The purpose of life is to bring us closer to those secrets, and madness is the only means. 
Be mad, and remain a mad brother to your mad brother. 
"Aku berkata bahwa kegilaan adalah langkah pertama menuju sikap tidak mementingkan diri sendiri.
Jadilah gila, Misha. Jadi gilalah kau dan katakan padaku apa yang ada di balik selubung "kesehatan jiwa".
Tujuan hidup ini ialah membawa kita lebih dekat kepada segala rahasia itu,dan kegilaan itu adalah satu-satunya jalan.
 Jadilah gila, dan tetaplah menjadi seorang saudara yang gila bagi saudaramu yang gila
penggalan sepucuk surat dari Pujangga Libanon Khalil Gibran kepada sahabatnyaMikhail Naimy.
Ulasan  :(sadar terjaga namun wajar bersama )  (ini adalah sadarnya "kegilaan" esoteris untuk mengatasi "wajarnya" kegilaan eksoteris kita selama ini)


simak & rehat ( masih cari time stampnya, bro/sis ... ?)
dari Vlog ELA (eling lan awas) tentang kedewasaan psikologis spiritual dalam/untuk membumi  
kemantapan terindividuasi 
kehandalan beraktualisasi 
dari Vlog 
 
Secret Society ... 
Mafia Globalis ... agak paranoid ?

Link video Tersenyum dengan kesucian  Buddha dan atau Menari dalam kearifan Shiva 
Aneh juga, setiap kali kami ingin meninggalkan unit ini (agar segera dapat melanjutkan ke unit selanjutnya demi men-segerakan ketuntasan posting .... jujur saja, capek juga, bro/sis ) senantiasa berbalik ke sini lagi. Well, tampaknya memang masih ada yang perlu digenapi untuk keberimbangannya. Tampaknya kami perlu juga mengutarakan dimensi yang relatif lebih kompleks lagi ketimbang Buddhisme yang walau intelectually relatif  tidak mudah difahami & dijalani dalam pengetahuan, penempuhan & penembusannya namun intuitively relatif lebih jelas arah laju desain perkembangannya demi sukacita melampaui samsara untuk mencapai lokuttara sebagai suatu evolusi pribadi bagi kesadaran para True Seeker. .... relatif logis scientifik untuk milestone penempuhannya. Tampaknya kami perlu melengkapinya juga (walau dengan keterbatasan akan kebijaksanaan yang ada) agar tetap mampu juga menerima dengan sukarela kearifan menerima samsara yang juga dapat menjatuhkan dalam lokantarika sebagai harmoni dimensi bagi para Truth Seeker.
Well, ini akan jadi menarik juga untuk kembali membumi sebagaimana sebelumnya menghadapi kompleksitas kenyataan hidup bersama lainnya dalam wisdom kewajaran eksternal dengan gnosis kesadaran internal tersebut.
Setelah mendaki bersama Buddha ini saatnya bagaimana menari bersama Shiva
Pesan Kesucian Buddha : Demi Evolusi Pribadi ... jauhi kejahatan namun dengan tanpa membencinyaJalani kebajikan namun dengan tanpa melekatinya dan Sucikan fikiran namun dengan tanpa mengidentifikasikan apalagi mengeksploitasikan diri padanya .
Pesan Kearifan Shiva : Bagi Harmoni Dimensi...dengan tanpa membencinya Jauhi kejahatan, dengan tanpa melekatinya jalani kebajikan dan dengan tanpa mengidentifikasikan apalagi mengeksploitasikan diri padanya  sucikan fikiran. 
Tampak hanya seperti rhetorika filosofis yang sama vocabulary-nya hanya beda stressing-nya saja ?
No, terma 'falling to the bottomless pit' ( menjatuhkan diri ke lubang/jurang tak berdasar ... guyonan Sadhguru) ini jangan payah diterima wantah , kita akan menuruni lembah kewajaran dengan kesadaran .. itu maksud beliau tampaknya. (kepekaan daya tanggap intuitif tidak sekedar keahlian daya tangkap intelektual).  Untuk kemudian  sebagaimana grihasta lainnya (orang awam bukan/ tidak harus? samana/ pertapa .. maaf, tidak ingin menyesatkan para bhikkhu yang memang harus disiplin ketat dalam samana dhamma : pariyati patipati pativedha, brahmacari selibat & samma ajiva pindapata. ... mohon ini tidak disikapi sebagai kritik eksternal karena sesungguhnya kami sebagaimana para umat justru sangat mengapresiasi kesadaran & ketulusan pengorbanan sejati demi ladang kebajikan, pelestari tradisi & realisasi Saddhamma bagi semua walau kami yakin para pabajita tidak mengharapkan apalagi memanfaatkan pernyataan / pengakuan itu demi kemurnian evolusi pribadi & harmoni dimensi tersebut ... susah juga ngomong jujur namun santun)  dalam kewajaran pembumiannya , orientasi kesadaran tetap dilakukan untuk bukan hanya mentransendensi level keariyaan (tisikha pembebasan, pencapaian minimal pengamanan samsarik berikutnya) namun juga mensiagakan & berjaga dengan pemberdayaan talenta kecakapan (skill sekarang & bakat mendatang) yang berdampak pada pemantapan kemapanan kehidupan/ penghidupan eksistensial (dalam kemandirian & untuk kebersamaan) dalam kewajaran pembumian sebagaimana lainnya (namun tetap menjaga keselarasan dengan Saddhamma .. tentu saja). Sesungguhnya etika kosmik ini seharusnyalah bersifat universal bisa dijalankan oleh setiap pribadi di segala dimensi dengan segala keterbatasan & pembatasannya masing-masing (walau hasilnya memang tidak seeffektif jika berada di wilayah yang relatif lebih kondusif). Jika menyimpang dengan saddha/ iman anda sebaiknya dibuang atau diabaikan saja ... "Kembali ke Jalan yang Benar" istilah agamanya begitu, hehehe. (Atau baikan nggak usah diteruskan membacanya saja ... daripada ribet & risky untuk semua nantinya). Well, posting ini memang spesial untuk para truth seeker bukan true seeker apalagi faith believer. Ini memang perlu ekstra kecerdasan, kedewasaan dan kebijaksanaan untuk difahami dan disikapi sebagai sharing idea gnosis philosophy/ cara wisdom psychology belaka bukan dogma untuk diyakini apalagi harus dijalani. .... ingat : being mad of  Khalil Gibran (ini adalah sadarnya "kegilaan" esoteris untuk mengatasi "wajarnya" kegilaan eksoteris kita selama ini)


2a. kecakapan, 

survival, financial, universal 
kecakapan :
kemapanan, :
kewajaran :

2b. kemapanan, 

Memastikan persada kesiagaan ( kemapanan ekonomi , sosial, etc ) untuk  mandiri , santuti dan berbagi.  
mandiri : 
kemantapan subsistensi mandiri, kontribusi sesama & emergency darurat
bekerja, berusaha hingga walaupun tetap mau & mampu menjalani ibadah lumrah bekerja namun sesungguhnya telah berada dalam level asset yang mantap dimana tidak perlu lagi bekerja (sudah mampu mencukupi kebutuhan, meluangkan kontribusi dll dari assset deposit/benefit dirinya - kuadaran kecerdasan finansial kiyosaki 4)  bukan karena tidak mau bekerja karena kemalasan (walau ada kesempatan)  atau sudah tidak mampu lagi bekerja karena keterbatasan (usia tua, sakit dll)
ataupun  bagi yang sedang & sudah menjalani Samana Dhamma sebagai pabajita ataupun ordo pelayanan monastik & humanistik lainnya. (sudah terjamin dalam kontribusi umat, warga, dsb) 
santuti 
bersahaja (sederhana sebatas kebutuhan>keinginan>ketamakan) 
Well, dunia kehidupan ini sesungguhnya mampu mencukupi  semuanya  dengan kelimpahan, kedamaian & kebahagiaan namun tidak akan mampu untuk memenuhi keserakahan, kesombongan dan kesewenangan seorang manusia sekalipun
berbagi (caga/dana) = 
kesediaan melepas, berbagi & memberi  
Orang lain (lebih luas makhluk lain) adalah diri kita sendiri yang kebetulan saja saat ini menjalankan peran yang berbeda  

2c. kewajaran

Video :Kewajaran Pembumian (deduktif  pengetahuan) dengan kecakapan spiritual ? SHIVA Vitalitas interaktif menari dengan kehidupan nyata
empati, harmoni & sinergi : bisa ngemong tidak asal ngomong
empati  :
harmoni , :
sinergi :
dari : 
Disamping kemantapan eksistensial dalam peran duniawi saat ini (citra persona biasa saja, smart skill bisa juga, asset hidup cukup) ; jangan lupa (ini justru yang utama)  siagakan untuk kelanjutan perjalanan kehidupan nantinya (level swadika keariyaan , bakat talenta kecakapan & hisab visekha kelayakan ). Sedangkan,  untuk kenyamanan keseluruhannya : berempati (pada dasarnya semuanya sama saja ... laten deitas dari Sentra sejati yang sama hanya beda label & level pada dimensi mandala pada saat ini . Well, orang lain / makhluk lain adalah sebagaimana diri kita sendiri namun saat ini berada dalam peran yang berbeda .... walau respek dalam metta atas casing 'dagelan' nama rupa masing-masing memang tetap perlu diperhatikan sesuai skenario kehidupan yang berlangsung ... tidak anggep 'arogan" & norak tranyakan ), menjaga harmoni dan bersinergi dalam kebersamaan & kesemestaan ini. 


 

Kesadaran Nekhama  
(induktif  penempuhan) 
demi kearhatan spiritual? 
BUDDHA 
Integritas autentik menuju peniscayaan kesejatian murni
Kewajaran Pembumian 
(deduktif  pengetahuan)
dengan kecakapan spiritual ?
SHIVA
Vitalitas interaktif menari dengan kehidupan nyata

 

https://www.youtube.com/watch?v=MiGKxvXhI8Q&list=PLZZa2J4-qv-bpW9lgcl0XfLNL7tfMzZZD&index=32&t=32m57s 

https://www.youtube.com/watch?v=jHRjJygTkPA&list=PLZZa2J4-qv-ZvsV83eVEiRBtw2dLvbu91&index=2&t=5m&35s

 

Pengetahuan & Penempuhan Dhamma Pengetahuan Dhamma tidak lah identik /jaminan pasti akan praktek penempuhan nyata pribadi/prilaku seseorang   /19s / Kesulitan belajar Buddha Dhamma karena pembandingan dengan system lain & proses pencapaian nyata  / 11m/ Pembelajaran Dhamma bertahap tidak sekaligus & sesuai kemampuan penerima  /14m11s/ Kebajikan memberi (x meminta)  karena cinta kasih persahabatan kehidupan  universal  & respek penghormatan /16m13s/ Memberi bukan pilihan tetapi keniscayaan dalam kehidupan /19m9s/bahkan kewajiban moral Dhamma  untuk berbagi /21m49s/Pengendalian diri untuk tidak berprilaku buruk mengacau /22m49s/  Kebaikan walau memang berdampak baik juga namun tanpa perlu kepamrihan harapan /25m31s/apalagi bebas dari kemalangan ? Tetapi /26m45s /.. jarang dengar dhamma /30m57s/

 Melengkapi inner strength kesadaran  Menjalani Dhamma saja tidak cukup harus ada pengetahuan kebijaksanan  /32m57s/ agar tidak sombong /36m9s/ benci kesal /37m/ /41m51s /melengkapi  inner strengrth kekuatan mental di dalam untuk hindari jebakan kesombongan, kebencian /44m57s/ kesadaran mendeteksi fikiran buruk yang muncul 

Keterlatihan sikap nekhama (melepas)  /45m27s/ dengan kesadaran juga berlatih nekhama melepaskan  (tdk harus sebagai bhikkhu) /45m56s/ melepaskan dalam memberi dengan kesadaran tanpa perangkap harapan untuk mendapatkan yang lebih banyak ( bukan hakekat  memberi 46m24s) /48m35s/ menjaga  sila supaya kotoran batin internal berkurang  /49m40s/ latihan  melepaskan keinginan /51 m/ tanpa kemampuan sikap melepaskan kita akan menderita  karena hal tsb adalah kenyataan alamiah /52m2s/ nekhama sebagai latihan yang tidak bisa dipilih … keniscayaan yang harus dilatih. Keniscayaan melepaskan adalah keniscayaan tetapi sikap untuk melepaskan harus dilatih. Untuk tidak menderita hingga akhir hidup. /52m39s/ kebajikan melepaskan membuat orang bahagia karena tidak bertentangan dengan hokum universal ini

kearifan internal untuk kebaikan eksternal  (Walau memang) anda tidak bisa melakukan apa yang anda inginkan apapun (dengan seenaknya) tetapi anda bisa hidup (tetap bahagia) seperti yang anda inginkan – /3m12s/  aksi haruslah sesuai dengan yang dituntut situasi  /4m41s/ berlatih hidup dalam satsang untuk hadapi kenyataan hidup /5m21s/

Memahami aksi yang diperlukan Semua yang anda lakukan adalah aksi tindakan /5m35s/ Apakah anda melakukannya dengan sadar consciously (aksi tindakan berkesadaran ) atau melakukannya secara kompulsif (secara bodoh seakan jebakan nyata ) adalah pilihan / 5m41s/ Lakukanlah aksi dengan sadar maka hidup akan indah /6m10s/ Hidup bukan jebakan pintu keluarnya selalu ada  terbuka lebar  tidak untuk dihindari  /6m17s/ Apapun yang anda fikirkan, rasakan & lakukan adalah aksi anda /7m11s/  

Menentukan aksi sesuai cara hidup Jika anda menetapkan cara diri anda, maka apapun yang anda lakukan hanya tergantung dari situasinya. Tergantung dari situasi apa yang ada, sesuai dengan itu kita bereaksi     /8m3s/ Aksi sesuai dengan situasi tuntutan dan tawaran (namun) cara hidup (tetaplah) milik anda  /8m30s/ Jika anda telah memutuskan cara hidup , hiduplah secara itu , lakukan aksi sebagaimana diperlukan /8m39s/

Kearifan Shiva Buddha ? intinya sama dengan kesadaran dalam kewajaran (cara pasti tetapi aksi luwes) integritas di kedalaman namun vitalitas di permukaan .walau tetap tampak dalam kewajaran di permukaan namun senantiasa menjaga kesadaran di kedalaman untuk. memberdaya kecakapan, kemapanan & kearhatan (dimanapun ,kapanpun dan sebagai apapun peran keberadaannya)... progressive in progressing. Jika saja proses pemberdayaan ini memang berjalan sehat dan tepat tampaknya kemurnian & kesejatian akan berpotensi segera terealisasi nyata.
Wei Wu Wei = Just consciously action x being compulsive actor

Demikianlah, orientasi kesadaran tetap dilakukan untuk bukan hanya mentransendensi level keariyaan (tisikha pembebasan, pencapaian minimal pengamanan samsarik berikutnya) namun juga mensiagakan & berjaga dengan pemberdayaan talenta kecakapan (skill sekarang & bakat mendatang) yang berdampak pada pemantapan kemapanan kehidupan/ penghidupan eksistensial (dalam kemandirian & untuk kebersamaan) dalam kewajaran pembumian sebagaimana lainnya (namun tetap menjaga keselarasan dengan Saddhamma .. tentu saja). Sesungguhnya etika kosmik ini seharusnyalah bersifat universal bisa dijalankan oleh setiap pribadi di segala dimensi dengan segala keterbatasan & pembatasannya masing-masing (walau hasilnya memang tidak seeffektif jika berada di wilayah yang relatif lebih kondusif).
jadi ...ini adalah  transformasi  mengarahkan diri  dengan kesadaran Saddhama dalam  kebenaran, kebajikan dan kebijakan ... sama sekali bukan revolusi (mungkin tepatnya : repolusi = pencemaran kembali?) dengan kebodohan, kesalahan dan keburukan. Sudah saatnya spesies manusia tumbuh berkembang dewasa tidak selamanya menjadi kanak-kanak dengan usia keberadaannya yang telah lama menghuni, membebani & menyusahkan planet bumi yang sudah semakin tua ini dengan berpandangan semu , berpribadi naif dan berprilaku liar. 
Be selfless as it really be  (to be one in One not one of  the ONE ?) .. Sungguh ini bukan hanya masalah 'selfish' evolusi pribadi eksistensial semata namun juga berkaitan dengan dampak harmoni dimensi universal  bagi keseluruhan bahkan hingga effek transendental. Tak perlu lagi recycling daur ulang serial pralaya (dunia - surga - rupa brahma) bagi samsara ini berlangsung berulang-ulang yang bukan karena rejuvenasi perbaikan kerusakan alamiah materi penampungnya  namun karena batiniah zenka penghunin

Link Video :

Keswadikaan pemurnian kesejatian : dari MLD (moha - lobha - dosa) /asava (anusaya- nivarana- kilesha vs panna- samadhi- sila ? )
kewajaran meng-esa & kesadaran anatta ( Taoism weiwuwei = action without actor / acting ?.... just process )

3. Menghadapi Kematian : Racut , Bardo , Alam 


Link video : Kesadaran Nekhama  (induktif  penempuhan)  demi kearhatan spiritual? BUDDHA  Integritas autentik menuju peniscayaan kesejatian murni

Ingat, tanpa menafikan peran kebersamaan universal manusiawi kita sebagai faber mundi (pemberdaya peradaban) di bumi, pada dasarnya kita hanyalah viator mundi (pengembara yang singgah bukan penghuni tetap) dalam kehidupan duniawi kita saat ini dengan casing peran persona dagelan nama-rupa samsarik untuk keberlanjutan kehidupan berikutnya lagi. Jagalah keberkahan di bumi dan bawalah keberkahan untuk saat nanti. Sebagaimana tuning frekuensi gelombang arus kesadaran, tanpa menafikan akumulasi karmik sebelumnya konsistensi sikap, tindakan dan capaian diri saat ini akan berdampak pada konsekuensi yang akan diterima nanti demikian seterusnya.
Menghadapi Kematian (racut - bardo - rebirth 


3a. Racut 
Lullaby Song of  Madalasa Upadesha from The Mārkaṇḍeya Purāṇa … 
Kidung Nina Bobo Ratu Madalasa kepada puteranya (Rshi Markandeya) 

Verse 1
śuddhosi buddhosi niraɱjano’si //saɱsāramāyā parivarjito’si// saɱsārasvapnaɱ tyaja mohanidrāɱ// maɱdālasollapamuvāca putram|
Madalasa says to her crying son:// “You are pure, Enlightened, and spotless. //Leave the illusion of the world // and wake up from this deep slumber of delusion”
Madalasa berkata kepada putranya yang menangis: //“Anda murni, Tercerahkan, dan tidak bernoda.// Tinggalkan ilusi dunia dan //bangun dari tidur nyenyak delusi ini "
Verse 2
śuddho’si re tāta na te’sti nāma // kṛtaɱ hi tatkalpanayādhunaiva|//paccātmakaɱ dehaɱ idaɱ na te’sti //naivāsya tvaɱ rodiṣi kasya heto||
“My Child, you are Ever Pure! You do not have a name. //A name is only an imaginary superimposition on you.//This body made of five elements is not you nor do you belong to it.//This being so, what can be a reason for your crying ?”
“Anakku, kamu Selalu Murni! Anda tidak punya nama.// Nama hanyalah lekatan khayal  yang dikenakan pada Anda. // Tubuh yang terbuat dari lima elemen ini bukanlah Anda dan bukan pula milik Anda. // Karena itu, apa yang menjadi alasan Anda menangis? "
Verse 3
na vai bhavān roditi vikṣvajanmā //śabdoyamāyādhya mahīśa sūnūm|//vikalpayamāno vividhairguṇaiste //guṇāśca bhautāḥ sakalendiyeṣu||
“The essence of the universe does not cry in reality. // All is a Maya of words, oh Prince! Please understand this. //The various qualities you seem to have are are just your imaginations, //They belong to the elements that make the senses (and have nothing to do with you).”
“Esensi alam semesta tidak menangis dalam Realitas kenyataan. // Semuanya adalah kata-kata Maya, oh Pangeran! Mohon mengerti ini. // Berbagai kualitas yang tampaknya Anda miliki hanyalah imajinasi Anda, // Mereka termasuk dalam elemen yang membuat indra (dan tidak ada hubungannya dengan Anda). ”
Verse 4
bhūtani bhūtaiḥ paridurbalāni // vṛddhiɱ samāyāti yatheha puɱsaḥ| // annāmbupānādibhireva tasmāt //na testi vṛddhir na ca testi hāniḥ||
“The Elements [that make this body] grow with accumulation of more elements, or//Reduce in size if some elements are taken away //This is what is seen in a body’s growing in size or becoming lean depending upon the consumption of food, water etc. //YOU do not have growth or decay.”
“Unsur-unsur [yang membuat tubuh ini] tumbuh dengan akumulasi lebih banyak unsur,//  atau Kurangi ukurannya jika beberapa elemen diambil  // Inilah yang terlihat pada tubuh yang membesar atau menjadi kurus bergantung pada konsumsi makanan, air, dll.//  KAMU tidak memiliki pertumbuhan atau kerusakan. "
Verse 5
tvam kamchuke shiryamane nijosmin // tasmin dehe mudhatam ma vrajethah| //shubhashubhauh karmabhirdehametat //mridadibhih kamchukaste pinaddhah||
“You are in the body which is like a jacket that gets worn out day by day. // Do not have the wrong notion that you are the body. //This body is like a jacket that you are tied to, // For the fructification of the good and bad Karmas.”
“Anda berada di dalam tubuh yang seperti jaket yang semakin hari semakin aus. // Jangan salah paham bahwa Anda adalah tubuh. // Tubuh ini seperti jaket yang diikat, // Untuk fruktifikasi dari karma baik dan buruk. "
Verse 6
tāteti kiɱcit tanayeti kiɱcit // aɱbeti kiɱciddhayiteti kiɱcit| // mameti kiɱcit na mameti kiɱcit //tvam bhūtasaɱghaɱ bahu ma nayethāḥ||
“Some may refer to you are Father and some others may refer to you a Son or //Some may refer to you as Mother and some one else may refer to you as Wife. // Some say “You are Mine” and some others say “You are Not Mine” // These are all references to this “Combination of Physical Elements”, Do not identify with them.”
“Beberapa mungkin menyebut Anda adalah Ayah dan beberapa lainnya mungkin merujuk Anda sebagai Putra atau // Beberapa orang mungkin menyebut Anda sebagai Ibu dan beberapa orang lain mungkin menyebut Anda sebagai Istri.//  Beberapa orang mengatakan "Kamu adalah milikku" dan beberapa lainnya mengatakan "Kamu bukan milikku"//  Ini semua adalah referensi ke "Kombinasi Elemen Fisik", Jangan identifikasi dengannya. "
Verse 7
sukhani duhkhopashamaya bhogan //sukhaya janati vimudhachetah| // tanyeva duhkhani punah sukhani //janati viddhanavimudhachetah||
“The ‘deluded’ look at objects of enjoyment,  // As giving happiness, by removing the unhappiness. // The ‘wise’ clearly see that the same object // Which gives happiness now will become a source of unhappiness.”
“Pandangan yang 'tertipu' pada objek kenikmatan, // Seperti memberi kebahagiaan, dengan menghilangkan ketidakbahagiaan. // Orang 'bijak' dengan jelas melihat objek yang sama // Yang memberi kebahagiaan sekarang akan menjadi sumber ketidakbahagiaan. "
Verse 8
yānaɱ cittau tatra gataśca deho // dehopi cānyaḥ puruṣo niviṣṭhaḥ| // mamatvamuroyā na yatha tathāsmin // deheti mātraɱ bata mūḍharauṣa|
“The vehicle that moves on the ground is different from the person in it //  Similarly this body is also different from the person who is inside! // The owner of the body is different from the body. // Ah how foolish it is to think I am the body!”
“Kendaraan yang bergerak di tanah berbeda dengan orang di dalamnya // Demikian pula tubuh ini juga berbeda dengan orang yang ada di dalam! // Pemilik tubuh berbeda dengan tubuh. // Ah betapa bodohnya menganggap aku adalah tubuh! "

just  image
Sanskrit : śuddhosi buddhosi niraɱjano’si //saɱsāramāyā parivarjito’si// saɱsārasvapnaɱ tyaja mohanidrāɱ// 
English : “You are pure, Enlightened, and spotless. //Leave the illusion of the world // and wake up from this deep slumber of delusion”//
Indonesian :“Anda murni, Tercerahkan, dan tidak bernoda.// Tinggalkan ilusi dunia dan //bangun dari tidur nyenyak delusi ini "
S (Sk) : Maɱdālasollapamuvāca putram|
E (Eng) : Madalasa says to her crying son://
I (Ina) : Madalasa berkata kepada putranya yang menangis:
Racut : Kecakapan Proyeksi  
Bersiaga dalam kematian  
Menyadari dimensi pribadi - 
Living in Dying - 
pelatihan kematian etc             


3b. Bardo
Kecakapan 
Bersiaga dalam naza kematian alamiah : aware consciously meditatif x neurotic paranoid 
jaga karma kebiasaan (sila/citta visuddhi dibba /brahma vihara etc) -  awas karma menjelang kematian (+ karma lampau produktif ?)
tanpa moha kebingungan alami (vs hewan) ; tiada lobha kemelekatan pengharapan semu (vs petta) ; tanpa dosa liar kebencian (vs niraya)
dengan keberdayaan atasi bardo hingga level optimal yang mampu dicapai (tepatnya : layak didapat ... dan karenanya memang harus rela diterima) 
versi Buddhist ? manusa > svarga < brahma 4 < suddhavasa < lokuttara nibbana
video chant ema bardo dihapus ? (video pribadi ?) Hehehe... masih ada. 
 


Teks ini adalah ajaran Padmasambhava, di mana dia mengingatkan kita bagaimana membebaskan diri kita di enam Bardo yang berbeda. Buddhisme Tibet mengacu pada enam Bardo sebagai keadaan transisi; 1. bardo kehidupan ini, 2. bardo dari mimpi, 3. bardo dari meditasi, 4. bardo dari kematian, 5. bardo dari dharmata, dan 6. bardo dari penjadian. Di setiap bardo ada petunjuk yang jelas tentang apa yang harus kita lakukan saat kita mengalami keadaan ini untuk mencapai pembebasan. Syair ayat di sini adalah instruksi singkat dari Pelatihan Dakini Rahasia Bunda Tantra Kesempurnaan Agung. Syairnya dimulai dengan Ema yang artinya, "whoa, this is for real! (Wah?, ini /untuk yang/ nyata!").

Google translate modified 
Bardo Song of Reminding Oneself

translated by Erik Pema Kunsang,
melody: Tara Trinley Wangmo,
vocals: Sascha Alexandra Aurora Sellberg & Rodrigo Reijers.
Lagu Bardo untuk Mengingatkan Diri Sendiri
diterjemahkan oleh Erik Pema Kunsang,
melodi: Tara Trinley Wangmo,
vokal: Sascha Alexandra Aurora Sellberg & Rodrigo Reijers.
from the Secret Dakini Training Mother Tantra of the Great Perfection
dari Pelatihan Dakini Rahasia Bunda Tantra dari Kesempurnaan Agung

Ema!
Now that while the bardo of this lifetime is unfolding,
I will not be lazy since there is no time to waste.
Enter nondistraction’s path of hearing, thinking, training,
While it is just now I have the precious human form.
Since this free and favored form ought to have real meaning,
Emotion and samsara shall no longer hold the reign.
Ema!
Sekarang sementara bardo dari kehidupan ini sedang berlangsung,
Saya tidak akan malas karena tidak ada waktu untuk disia-siakan.
Memasuki jalur tanpa gangguan dari pendengaran, pemikiran, pelatihan,
Sementara sekarang aku memiliki wujud manusia yang berharga.
Karena bentuk yang bebas dan disukai ini hendaknya memiliki makna yang nyata,
Emosi dan samsara tidak lagi memegang kekuasaan.

Ema!
Now that while the bardo of the dreamstate is unfolding,
I will not sleep like a corpse, so careless, ignorant.
Knowing everything is self-display, with recognition,
Capture dreams, conjure, transform, train lucid wakefulness.
Instead of lying fast asleep like animals are sleeping,
I will use the Dharma just as in the waking state 
Ema!
Sekarang sementara bardo dari keadaan mimpi sedang berlangsung,
Aku tidak akan tidur seperti mayat, begitu ceroboh & bodoh cuek (tanpa tahu)
Mengetahui segalanya adalah tampilan diri, dengan pengakuan,
menangkap impian, sulapan, pengubahan, pelatihan kesadaran yang jernih.
Daripada tidur nyenyak seperti binatang yang sedang tertidur,
Saya akan menggunakan Dharma seperti dalam kondisi terjaga.

Ema!
Now that while the meditation bardo is unfolding,
I will set aside every deluded wandering.
Free of clinging, settled within boundless nondistraction,
I’ll be stable in completion and development.
As I’m yielding projects to the single-minded training,
Delusion and unknowing shall no longer hold the reign.
Ema!
Sekarang sementara meditasi bardo sedang berlangsung,
Aku akan mengesampingkan setiap pengembaraan yang memperdaya.
Bebas dari kemelekatan, menetap dalam ketidak-teralihkan yang tanpa terbatas,
Saya akan stabil dalam penyelesaian dan pengembangan.
Saat saya menyerahkan rencana pada pelatihan pikiran terpusat,
Delusi dan ketidaktahuan tidak akan lagi memegang kendali.

Ema!
Now that while the bardo of the death-state is unfolding,
I will cast away attachment, clinging to all things.
Enter undistractedly the state of lucid teachings,
Suspending as a vast expanse this nonarising mind.
Leaving this material form, my mortal human body,
I will see it as illusion and impermanent.
Ema!
Sekarang sementara bardo dari kondisi kematian sedang berlangsung,
Saya akan membuang kemelekatan, yang melekat pada segala hal.
Masuk dengan tanpa gangguan pada keadaan ajaran yang nyata /jernih,
Menangguhkan sebagai suatu hamparan luas pikiran yang tidak lagi muncul ini.
Meninggalkan bentuk materi ini, tubuh manusia fana saya,
Saya akan melihatnya sebagai ilusi dan tidak kekal.

Ema!
Now that while the bardo of dharmata is unfolding,
I will hold no fear or dread or panic for it all.
Recognizing everything to be the bardo’s nature,
Now the time has come for mastering the vital point.
Colors, sounds and rays shine forth, self-radiance of knowing,
May I never fear the peaceful-wrathful self-display.
Ema!
Sekarang sementara bardo dari dharmata sedang berlangsung,
Aku tidak akan takut , gentar atau panik untuk itu semua.
Mengakui segalanya sebagai sifat bardo,
Sekarang waktunya telah tiba untuk menguasai poin penting.
Warna, suara, dan sinar bersinar, pancaran kesadaran sendiri,
Semoga saya tidak pernah takut pada tampilan diri yang penuh amarah dan damai.

Ema!
Now that while the bardo of becoming is unfolding,
I will keep the lasting goal one-pointedly in mind.
Reconnecting firmly with the flow of noble action,
I will shut the womb-doors and remember to turn back.
Since this is the time for fortitude and pure perception,
I will shun wrong views and train the guru’s union-form.
Ema!
Sekarang sementara bardo penjelmaan sedang berlangsung,
Saya akan mengingat tujuan abadi dengan satu tujuan.
Berhubungan kembali dengan kuat dengan aliran tindakan mulia,
Aku akan menutup pintu rahim dan ingat untuk kembali.
Karena inilah waktunya untuk ketabahan dan persepsi murni,
Saya akan menghindari pandangan yang salah dan melatih bentuk persatuan (dengan) guru.

If I keep this senseless mind that never thinks of dying,
And continue striving for the pointless aims of life,
Won’t I be deluded when I leave here empty handed?
Since I know the sacred Dharma is just what I need,
Shouldn’t I be living by the Dharma right this moment,
Giving up activities that are just for this life?
Jika saya menyimpan pikiran tidak masuk akal yang tidak pernah berpikir tentang kematian,
Dan terus berjuang untuk tujuan hidup yang tidak berarti,
Apakah saya tidak akan tertipu ketika saya pergi dari sini dengan tangan kosong?
Karena saya tahu Dharma suci adalah yang saya butuhkan,
Bukankah seharusnya saya hidup berdasarkan Dharma saat ini,
Memasrahkan kegiatan  yang hanya untuk hidup ini?

These are the instructions which the gracious guru told me.
If I do not keep the guru’s teachings in my heart,
How can this be other than myself fooling myself?
Ini adalah instruksi yang dikatakan oleh guru mulia  itu kepada saya.                 
Jika saya tidak menyimpan ajaran guru di hati saya,
Bagaimana dapat ini bisa terjadi lainnya selain diriku yang membodohi diriku sendiri

Sanatana Dhamma dalam kompleksitas Realitas Fenomena 
a. Transendensi Keabadian Universal
Terjagalah ! Transendensi kehadiran demi keabadian : vs niyama dhamma via media
senantiasa ada dampak dari pandangan, tindakan dan capaian
tataran pencapaian > progress penempuhan > kefahaman pengetahuan
b:Harmonisasi Keberadaan Eksistensial
Menjagalah ! Harmonisasi dalam kehidupan : vs peran eksistensial
sedaka sutta : menjaga diri & orang lain
anjali/namaste : menghormati esensi murni didalam > segalanya interconnected (orang lain adalah diri kita sendiri dalam peran yang berbeda) demikian juga alam dsb. 
Untuk layak mekarnya bunga transendental ,kemantapan akar eksistensial sila dan batang kasih universal harus tumbuh berkembang baik menunjang dahan bhavana penembusan dan pencerahan di internal dan juga ke eksternal.
c. Eskatologi Kelanjutan Spiritual
Berjagalah ! Eskatologi untuk kematian : vs bardo (1 chikhai - 2 conyid - 3 sidpa bardo)
Kehidupan tidak pasti, kematian pasti
pencerahan masih mungkin diusahakan kala kematian (pandangan Mahavira jainisme bukan Guru Padmasambhava Tibetan Buddhism... maaf ~ AK).
Inilah pentingnya kemurnian brahma vihara yang bukan hanya memurnikan dana sila Dhamma Vihara sepanjang kehidupan dan (plus desana) menumbuh kembangkan potensi  tihetuka (alobha adosa amoha) yang akan juga menunjang kecakapan penembusan  meditatif  pemurnian batin Ariya Vihara dalam menyambut kematian. 
Naza : awas nimitta bhavanga 3 (
Bardo proses umum non meditator : 
Sial, umumnya tidak bisa melintasi jhana brahma bardo 1 ; (bardo 2 liburan kesurga ? belum cukup murni berlimpah akumulasi  deposito karma baik +  banyak tanggungan kredit karma buruk /miccha ditti ?) ; bardo 3 beruntung lahir kembali sebagai manusia atau harus terlempar  keapaya (dampak MLD) atau terdampar di alam penantian  hingga rebirth baru/ pralaya dunia ?
proses khusus meditator (mystics, Buddhist, etc) :
selamat berjuang  hingga tujuan yang mungkin lebih baik untuk bisa dicapai ; (salam dari padaparama dihetuka bagi neyya tihetuka / yogi meditator ) 
Next
jika terdampar di apaya  hidup sbg peta maka dengan upekkha kembangkan mudita (sikap apresiatif/positif atas niatan tindakan kebaikan lainnya) brahma vihara walau sulit. jika terlempar di apaya lainnya maka dengan upekkha kembangkan metta brahma vihara ( kewajaran kosmik untuk aktualisasi kesadaran kasih universal sebagaimana kesedemikiannya kaidah impersonal transenden niyama dhamma  atas personal imanen terus berlaku walau tak butuh diakui dan tak sekedar bisa diyakini ) walau jelas sangat sulit.
jika hidup di surga hidup sbg dewa maka dengan upekha kembangkan karuna (welas asih berbagi bahagia) & potensi tihetuka (alobha adosa amoha prasyarat meditator Jalan Kesucian); tidak  mengumbar nafsu , dusta & sengketa (issa machariya-serakah mendengki apalagi membenci tidak juga menghalangi/ menyesatkan) (termasuk tridewa Mara- yama - asura atas triloka tusita ,tavatimsa,dunia ?) walau juga sulit. Wilayah kamavacara memang corrupted, Saka... bukan hanya pemenuhan kebutuhan, sekedar keinginan diri namun juga kekuasaan atas lainnya. Walau potentially segalanya akan berdampak jika telah masak/layak, Samsara memberikan kebebasan bukan hanya bagi Dhamma namun juga addhamma, tidak hanya agar terbebas dari jeratnya namun juga  tetap tersekap didalamnya…. Itulah kenyataan sesungguhnya  dari semuanya tanpa perlu menyalahkan atau membenarkan siapapun/apapun saja. 
Jika hidup di brahma jangan terlelap dalam kebahagiaan yang lebih dalam dari kenikmatan indrawi/ kehikmatan laduni tetap terjaga,menjaga dan berjaga untuk pengembangan kelanjutannya. walau juga sulit.
Jika bisa tiba di wilayah kesadaran non samsarik alam antara suddhavasa selesaikan perjalanan pulang kerumah sejati atasi delusi mimpi citta 'aku' di halte ini.walau juga sulit.
Jika telah tiba di wilayah kesadaran non alam samsarik nibbana... congrats. Selamat atas keterjagaan dari perjalanan tidur panjang penuh mimpi. selamat datang di rumah sejati esensi murni.
Sikapi "Kebebasan" ini sebagai kebenaran pencerahan berkelanjutan bukan perayaan ke"aku'an untuk lengah terlelap lagi. Walaupun karena magga phala meniscayakan keberadaan & tindakan kiriya yang suci (selama belum parinibbana khanda Ariya Buddha tetap tidak terbebas dari 12 dampak karmik buruk kehidupan lampauNya juga Bhante Moggalana. Bhikkhu arahata sekalipun tetap bisa melakukan kesalahan (terinjaknya serangga oleh arahata karena buta, peraturan vinaya sanghadisesa merukunkan duniawi ?) walau tanpa sengaja/ tak diketahui. Namun totally, inilah realisasi dambaan neyya buddhist untuk terbebas dari dukkha .... terjaga dari mimpi samsarik. Pulang kembali ke rumah sejati. Hanya yang telah melampaui (ariya nibbana) bisa menghadapi kembali (samsara) dengan lebih baik lagi (kiriya x karma) dan karenanya wilayah samsara ini tidak lagi tepat bagi yang telah lulus/ lolos darinya. Keswadikaan nyata yang bukan hanya melampaui penderitaan namun juga kebahagiaan. (magandiya sutta)
By the way, just kidding ... ada  versi/type samsara baru di wilayah ini ? samsara ini saja yang walau hanya delusif tidak chaotik sudah cukup menyusahkan kita dalam memahaminya  apalagi layak menembus dan melampauinya. Niyama Dhamma memang cukup mantap menjaga kaidah kosmik secara impersonal transenden... namun ketidak-segeraan dampak karmik, keterlupaan memory pra rebirth terlebih lagi tampak begitu 'rea'l-nya delusif fantasi keberadaan attha pada nama figur mimpi & sensasi kebahagiaan akan rupa (sulit untuk parichedanana?) benar-benar melengahkan dan menyesatkan (dan bahkan  karena ketidak mengertiannya tidak sengaja apalagi terencana  bukan hanya tidak mencerahkan namun bahkan saling menyesatkan lainnya walaupun dengan kepolosan, ketulusan dan kesadaran ).
Dalam senyum holistik di rupang keBuddhaanMu intuisi saya mengatakan masih ada. Namun mungkin biarkan dia tersirat sebagai rahasia. Kebijaksanaan (bukan kesempurnaan) adalah mahkota akhir bagi kita semua. Setidaknya Realitas Nibbana sebagai rumah sejati bagi esensi murni dari drama kosmik Fenomena Samsara telah kembali ditemukan dan bisa direalisasikan lagi  (walau sulit ... terutama bagi saya tentunya. padaparama diluar sasana yang masih naif dan liar. perokok berat pecandu kopi lagi ... avijja & tanha masih kuat ).
Panna Phasa Kedukkhaan bukan tanha vedana kebahagiaan Realistics  thesisnya, keaniccaan proses perubahan bukan kekekalan masif Real antithesisnya, keAnnataan Panca khanda bukan keberadaan" figure delusif" Realize synthesisnya. Intinya kita hanya dan harus melampaui internal individualitas diri sendiri ... asava kilesha diri bukan yang lain. Itulah (mungkin... saya harus tahu malu , tahu diri dan tahu sila pada autoritas wilayah acinteya yang belum saya capai)  puncak kebijaksanaan nirvanik yang melampaui drama kosmik mimpi delusif samsara.
Sedangkan .... maaf ini agak nekat ('gila'-istilah Khalil Gibran) tentang kesempurnaan walau saya seharusnya lebih tahu malu, tahu diri dan tahu sila pada Realitas wilayah advaita yang mustahil dicapai. Advaita Taoisme lebih menyukai istilah keberimbangan holistik untuk dinamis berkembang ketimbang kesempurnaan absolut yang sangat stagnan. Advaita vedanta dalam Brahma Vidya menterminologinya dalam istilah saguna -niskala (? saya lupa istilahnya ... sudah sarat memory otak  tua ini). Atau simple-nya (istilah pakar komputer) sistem keamanan jika berjalan 100 % sempurna maka dia (malah) tidak akan bisa jalan. Newton (semoga saya tidak salah mengingat referensi buku lama) seorang scientist namun saat itu dia mengatakan agak filosofis tentang keteraturan kosmik yang perlu "Tuhan" yang direferensikan sebagai pengaturnya (walau jika ternyata Diapun .. maaf ...tidak ada) . Buddha-pun mengistilahkan ini sebagai "ajatang, abuthang, dst " (udana ) yang memungkinkan terjadinya pencerahan diriNya sehingga terbebas dari samsara ini.(Pakar Buddhism menyatakan Nibbana adalah Realitas transendent yang Impersonal ...bukan atta pribadi atau yang bisa dianggap/ mengklaim sebagai "diri" karena magga phala pencapaian "wilayah" kesadaran diri ini harus dicapai melalui kesadaran "tanpa diri " (sakayadithi pancakhanda - diri samsarik dst) ... Susah, ya? saya sendiri bingung mau mengatakan apa. Mudahnya demikian ... anggaplah sesorang ( katakanlah A) lelah terjaga kemudian tertidur, pulas hingga bermimpi. Dalam mimpi tersebut dia memerankan figur berbeda bisa jadi multi peran dan aneka peristiwa (walau yang bermimpi A namun bukan A yang terjaga ... jadi katakanlah A' A aksen .... A yang bermimpi ). Ketika bangun terjaga dia mendapatkan  keberadaan yang berbeda lagi dengan mimpinya. Samsara bisa dipandang sebagai mimpi tersebut. Figur A' - A aksen dengan segala atribut peran mimpinya itu disebut 'diri" untuk Figur A yang real dan sudah terjaga (tidak lagi A aksen tadi). Bingung, ya .... cobalah anda ganti A dan A aksennya. (Itu hanyalah cara pandang hal yang sama namun dengan sudut yang berbeda dari tanazul - taraqqi : kejatuhan dalam keterlelapan  dan keterjagaan dari keterlelapan dst )
Intinya demikian pandangan kami tentang kesempurnaan yang tidak hanya acinteya namun advaita untuk dibahas. kebijaksanaan Nibbana mungkin adalah batas akhir yang bisa secara bijak dicapai (Buddha dan juga lainnya) dalam melampaui samsara yang tidak diketahui awalnya (secara individual ) dan kapan berakhirnya  (secara universal) ...pengakuan autentik Buddha. (mengapa ?). Ini dicapai dalam progress simultan dan berkaitan melampaui individualitas diri (eksistensial,universal hingga transendental )
Lantas ... bagaimanakah kesempurnaan advaita tersebut ? secara hipotetis ini baru bisa dicapai jika terlampaui tidak hanya universalitas diri (bukan individual tetapi universal ..... bayangkan wilayah nama tanpa rupa "batin tanpa materi" hanya ada Anenja Brahma, suddhavasa dan Nibbana tidak ada lagi alam dunia, apaya, surga , rupa brahma) namun juga trandentalitas diri (bayangkan wilayah dvaita nibbana  dan advaita itu sendiri tiada samsara  imanen lagi). Demikian analogi gambaran saguna -niskala mandala ini. Ini gambaran Dia yang belum terjaga dari dvaita samsara nibbanaNya. Bagaimana jika Dia terjaga dalam advaita dan melampaui nibbana (samsaraNya) ? dst.
(Pusing ya .... karena jelas kita yang masih "ndagel" dalam peran samsarik di dunia ini tidak mungkin ada disana maka kita cukupkan disini saja)


kutipan :
(tanggap paradoks intuitif > linear intelek ?) akan fakta experiential acinteya sabbanutanana pencerahan lokuttara Buddha yang sesungguhnya sebagai saddhamma adalah holistik universal untuk mampu ditempuh siapapun juga (walau tentu saja mungkin dalam keterbatasan output sesuai pembatasan inputnya)  Saddhamma ini secara intuitif sederhana bersahaja (senantiasa terjaga sebagai media impersonal akan figur personal samsariknya sehingga memungkinkannya untuk bukan hanya berjaga dari keterpedayaaan bahkan semakin memberdaya diri namun juga mampu menjaga untuk tidak hanya memperdaya lainnya namun justru memberdaya lainnya. Namun demikian seperti mentari dalam biasan pelangi Saddhamma ini memang sangat kompleks kedalaman, kehalusan dan keragaman labirin warnanya yang tidak sekedar hitam putih sehingga memang akan susah bagi yang telah terjaga untuk segera membangunkan yang tertidur dari keterlelapan mimpinyaPenempuhan keterjagaan/keterarahan kode etik sila universal atau vinaya monastik ekslusif Sangha Samana plus metode penembusan intensif dibentuk demi tujuan tersebut secara bertahap. Idea & metode paedagogis simsapa pembabaran paradigma teparinama DhammaNya terkadang perlu nivritti negative 'lokiya' karena faktor audience-nya ( misalnya terma nibida /kejijikan?/ untuk mengatasi upadana /kelekatan/ walau kita tanggap itu hanya trick bijak untuk sadar swadika melampaui kecenderungan tanha samsarik tidak untuk picik menjauhi dengan kebencian yang justru akan berdampak kontraproduktif  bukan hanya bagi proses holistik universalisasi transenden nsmun juga harmoni eksistensialitas keberadaannya ... well, problem adalah internal (asava) bukan eksternal (dunia). Landasan Spiritualitas idealnya adalah kedewasaan aktualisasi murni yang sadar difahami dan disikapi sebagai wajar dijalankan untuk meniscayakan bagi keniscayaan pelayakannya bukan kepatuhan karena intimidasi ketakutan, kepamrihan karena transaksi keinginan ataupun sekedar/termasuk juga kerisihan untuk tidak dipermalukan / khouf, roja, haya ~ hiri, otapa, ? / walaupun demikian metode `lokiyabisa dimaklumi jika digunakan dikarenakan faktor audience-nya (walau tidak dibenarkan pada kemurnian akhirnya  namun mungkin juga tidak disalahkan pada kecenderungan awalnya ? ) 
Intinya : No (fake) Ego ... Just be IN One .... Do as Ariya be 


3c. Alam 
Alam : Transit Dimensi 
Prajñāpāramitā
kebijaksanaan agung prajna paramita


Oṁ! Namo Bhagavatyai Ārya-Prajñāpāramitāyai!
Om | Aku memuliakan Sang Ariya Guru Suci yang telah mencapai kebijaksanaan agung prajna paramita
Ārya-Avalokiteśvaro Bodhisattvo, gambhīrāṁ prajñāpāramitā caryāṁ caramāṇo,
Sang Ariya Bodhisatva  Avalokiteśvara saat itu berdiam di dalam praktik kebijaksanaan agung prajna paramita,
vyavalokayati sma panca-skandhāṁs tāṁś ca svabhāvaśūnyān paśyati sma.
melihat ke dalam lima skhanda (agregat = pikiran dan tubuh / nama rupa ) dan ternyata mereka kosong dari sifat-diri

Iha, Śāriputra, rūpaṁ śūnyatā, śūnyataiva rūpaṁ;
Di sini, Wahai Śāriputra, wujud adalah kekosongan, kekosongan adalah wujud;
rūpān na pṛthak śūnyatā, śunyatāyā na pṛthag rūpaṁ;
kekosongan tidak berbeda dengan wujudwujud tidak berbeda dengan kekosongan;
yad rūpaṁ, sā śūnyatā; ya śūnyatā, tad rūpaṁ;
Segala apapun wujudnya, itu adalah kekosongan; Segala apapun kekosongan yang ada, itu adalah wujud.
evam eva vedanā-saṁjñā-saṁskāra-vijñānaṁ.
Begitu juga sama halnya untuk perasaan, persepsi, proses kemauan dan kesadaran.

Iha, Śāriputra, sarva-dharmāḥ śūnyatā-lakṣaṇā,
Di sini, Wahai Śāriputra, segala dharma bersifat kosong , 
anutpannā, aniruddhā;
Tanpa kemunculantiada pula kelenyapan ;
amalā, avimalā;
Tanpa ketiada-nodaan, tiada pula ketidakmurnian;
anūnā, aparipūrṇāḥ
Tanpa adanya kekurangan, tiada pula kelengkapan

Tasmāc Śāriputra, śūnyatāyāṁ
Karena itu, Wahai Śāriputra,  dalam kekosongan itu
na rūpaṁ, na vedanā, na saṁjñā, na saṁskārāḥ, na vijñānam;
tidak ada bentuk, tidak ada perasaan, tidak ada persepsi, tidak ada proses kehendak, tidak ada kesadaran;
na cakṣuḥ-śrotra-ghrāna-jihvā-kāya-manāṁsi;
tidak ada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh atau pikiran;
na rūpa-śabda-gandha-rasa-spraṣṭavya-dharmāḥ;
tidak ada bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan, pikiran;
na cakṣūr-dhātur yāvan na manovijñāna-dhātuḥ;
tidak ada elemen mata (dan seterusnya) hingga tidak ada elemen kesadaran-pikiran;
na avidyā, na avidyā-kṣayo yāvan na jarā-maraṇam, na jarā-maraṇa-kṣayo;
tidak ada ketidaktahuan, tidak ada kehancuran ketidaktahuan (dan seterusnya) hingga tidak ada usia tua dan kematian,
na duḥkha-samudaya-nirodha-mārgā;
tidak ada kehancuran usia tua dan kematian; tidak ada penderitaan, kemunculan, lenyapnya, jalan;
na jñānam, na prāptir na aprāptiḥ.
tidak ada pengetahuan, tidak ada pencapaian, tidak ada non-pencapaian.

Tasmāc Śāriputra, aprāptitvād Bodhisattvasya
Oleh karena itu, Wahai Śāriputra, karena tiada yang ingin dicapai, Bodhisattva bebas dari segala gangguan pikiran,
Prajñāpāramitām āśritya, viharaty acittāvaraṇaḥ,
Beliau mengandalkan Kesempurnaan Kebijaksanaan, dan berdiam dengan pikirannya tidak terhalang,
cittāvaraṇa-nāstitvād atrastro,
memiliki pikiran yang tidak terhalang dia tidak gentar,
viparyāsa-atikrānto, niṣṭhā-Nirvāṇa-prāptaḥ.
mengatasi pertentangan, ia mencapai kondisi Nirvāṇa.

Tryadhva-vyavasthitāḥ sarva-Buddhāḥ
Semua Buddha berdiam di tiga masa dengan
Prajñāpāramitām āśritya
mengandalkan Kesempurnaan Kebijaksanaan
anuttarāṁ Samyaksambodhim abhisambuddhāḥ.
sepenuhnya terbangun menuju Keterjagaan Lengkap Sempurna yang tak tertandingi

Tasmāj jñātavyam Prajñāpāramitā mahā-mantro,
Oleh karena itu, Kebijaksanaan Sempurna prajna paramita adalah mantra yang agung
mahā-vidyā mantro, 'nuttara-mantro, samasama-mantraḥ,
mantra pengetahuan agung, mantra yang tertinggi, mantra yang tak tertandingi,
sarva duḥkha praśamanaḥ, satyam, amithyatvāt.
Secara tuntas mengatasi semua penderitaan, sebagai kebenaran sejati yang tak mungkin palsu.

Prajñāpāramitāyām ukto mantraḥ
Dalam Kesempurnaan Kebijaksanaan mantra telah diucapkan
tad-yathā:
dengan cara berikut ini
gate, gate, pāragate, pārasaṁgate, Bodhi, svāhā!
pergi, pergi, pergi melampaui, pergi sepenuhnya ke luar, dalam Kebangkitan, dengan keberkahan!

Iti Prajñāpāramitā-Hṛdayam Samāptam
Dengan demikian Kesempurnaan Kebijaksanaan dari Hati Lengkap disampaikan
DATA 01022021/PLUS/DATA/Prajna-Paramitha-Oke.pdf

Bersedia untuk senantiasa terjaga  menjaga  berjaga (apapun juga hasilnya ... jangan susah apalagi menyusahkan lagi di alam ini ) .
Terlepas dari pembenaran kebanggaan keakuan & kepentingan kemauan , dalam perspektif keEsaan apapun alamnya itu memang seharusnya adalah baik (setidaknya adil ... tepat bukan hanya sesuai dengan level batin zenka penghuninya namun juga demi keberlangsungan dimensi mandala alam tersebut). Misalnya begitu menderitanya seorang puthujjana yang masih sakau, galau & kacau dengan kesombongan, keserakahan &  kebencian jika harus berada di level kemurnian nibbana (Well, para Asekha di dimensi ini harus melampaui niraya eksternal baru juga, lho dengan keberadaan penghuni baru ini demikian juga wilayah ini). Ini juga berlaku di level samsarik kamavacara juga, lho. Terkadang sangat memprihatinkan para guardian niraya yang mengurus jasa laundry pemurnian jiwa dari dosa mereka yang mengotori dirinya sendiri (So, sesungguhnya siapa menyiksa siapa, bro?) ketimbang para guardian svarga yang hanya melayani pengumbaran lobha kenikmatan atas pahala kebaikan jiwa hingga batas akhir depositonya. Well, penangguhan mungkin memang bisa diterima jika demikian (too risky for all ...jadi perlu alam antara pra pralaya?).  So, biarkan advaita niyama dhamma melayakan keniscayaan yang tepat bagi semuanya secara transenden impersonal termasuk juga siklus pralaya (demi penyegaran atau pemusnahan ?) .

Finally , 
Tiga Pesan Abadi keheningan kosmik yang diungkapkan para Buddha : Jauhi kejahatan, jalani kebajikan, sucikan fikira
Link Data: www.tiny.cc/dhammapada-183Bro Billy Tan (p. 12 - 20)
Jauhi kejahatan namun dengan tanpa membencinya, Jalani kebajikan namun dengan tanpa melekatinya dan Sucikan fikiran namun dengan tanpa mengidentifikasikan apalagi mengeksploitasikan diri padanya (Dhammapada : 183). Itulah paradigma (yang walau tampak terdengar "sederhana" namun sesungguhnya sangat sempurna / bijaksana ) wejangan para Buddha untuk bukan hanya melalui namun juga melampaui samsara menuju Nibbana yang direalisasikan dalam keterarahan /keselarasan simultan triade pemurnian Sila - Samadhi - Panna.
Jadilah media kebaikan yang murni x media keburukan yang kacau bagi diri sendiri, makhluk lain dan living cosmic ini baik transendental, universal, eksistensial . senantiasa terjaga sebagai media impersonal akan figur personal samsariknya sehingga memungkinkannya untuk bukan hanya berjaga dari keterpedayaaan bahkan semakin memberdaya diri namun juga mampu menjaga untuk tidak hanya memperdaya lainnya namun justru memberdaya lainnya..... tetap orientasi berpandangan, berpribadi, berprilaku ariya apapun peran, dimanapun dimensi dan kapanpun situasi kondisinya. Menerima tanpa perlu kebencian, mengasihi tanpa perlu pelekatan , melampaui tanpa perlu merendahkan. So, jika keniscayaan pembebasan/ pencerahan/ pemberdayaan belum mampu tercapai, keselarasan tertib kosmik yang holistik, harmonis dan sinergik akan kebenaran, kebajikan dan kebijakan masih terjaga .... bagi diri sendiri, makhluk lain dan living cosmic ini.


REST FILE 

   

Apapun yang terjadi, mencintai kebenaran adalah kemutlakan (bukan pilihan …  karena jikapun tiada keselarasan dalam menyesuaikannya sebagaimana harusnya maka dengan keterpaksaan  toh kita akan tetap menerima keniscayaan akan dampak karmic & effek kosmik nya juga .... jadi 'sami mawon' / sama saja ).  Hidup dalam kebenaran seharusnyalah hidup dengan kebenaran juga.
Keselarasan dalam Saddhamma .... Inilah cara untuk menjalani kebenaran itu dengan tanpa syarat apapun   Well, bukan hanya "sekedar' demi membawa level evolusi pribadi yang lebih baik (eksistensial), menjaga harmoni dimensi  yang semakin kondusif (universal) namun karena memang demikianlah amanah keselerasan yang ditetapkan untuk dijalani (transendental).... sinkronisasi peniscayaan berkah yang memang seharusnya dilakukan atas keniscayaan berkah yang sudah digariskan pada keberadaan, dalam kesemestaan oleh kesunyataan Impersonal Transenden ini.
Be Realistcs to Realize the Real  .....Untuk kesekian kalinya, apapun yang terjadi, mencintai kebenaran adalah kemutlakan (bukan pilihan …  karena jikapun tiada keselarasan dalam menyesuaikannya sebagaimana harusnya maka dengan keterpaksaan  toh kita akan tetap menerima keniscayaan akan dampak karmic & effek kosmik nya). Tidak perduli apakah nanti akan ada kemanunggalan dalam pencerahan ataupun kemusnahan untuk keseluruhan, tetaplah konsisten dalam transformasi spiritualitas yang harmonis autentik & sinergis atas kesemestaan baik eksistensial (diri pribadi), universal (alam kehidupan bersama) dan transcendental (sentra keberadaan segalanya).

Well, bahkan jikapun kemudian kami memang harus berperan sebagai petta apaya di lembah barzah (ataupun bahkan niraya lokantarika sekalipun) kami tetap berharap memory file ini kelak akan kembali selalu mengingatkan, menyadarkan & menguatkan kita dalam hikmah kebijakan atas kebajikan Kasih Tuhan pada kebenaran Mandala DhammaNya demi pertumbuhan perkembangan kebaikan & perbaikan selanjutnya ... untuk inilah segalanya dalam sisa hidup ini kami persembahkan bagi semua (termasuk diri kami juga tentu saja). Sejujurnya walau kami memang seharusnya mencintai kebenaran (atau lebih tepatnya : memang harus menerima kebenaran dalam kenyataan apapun juga itu) namun kami memang belum sepenuhnya melayakkan diri dalam menjalaninya (so ... apapun juga termasuk yang terburuk sekalipun bukankah juga layak jika kami /sebagaimana juga kita & mereka semua tentunya/ menerima keniscayaan sebagaimana adanya.)
Memang sungkan & riskan harus jujur menyatakan idea kebenaran yang belum tentu memang demikian adanya (Well, seeker perlu bukti faktual kepastian yang nyata tidak sekedar peyakinan kepercayaan rasional dogmatis belaka ... semacam keberdayaan magga phala bagi ariya?) dan belum mampu juga dilayakkan dengan penempuhan apalagi memang terbuktikan dengan pencapaian & pencerahan yang diharapkan. Well, lagipula jika saja terjadi ada kesalah-fahaman ini bukan hanya bisa 'melukai ?' keberadaan/ kepentingan lainnya namun juga diri sendiri ... bukan hanya effek kosmik saja namun juga dampak karmik juga, lho.
Terakhir ,  untuk kembali membumi lagi .... tanpa harus teralienasi obsesi internal  & tiada perlu lagi ambisi eksternal ..... karena segalanya adalah keniscayaan yang harus dilayakkan dalam pemberdayaan (tidak sekedar kepercayaan apalagi pengharapan belaka) dan apapun juga itu adalah kebijaksanaanNya yang terbaik bagi kebaikan kita semua 

Menghadapi = Menerima (eksistensial)  - mengasihi (universal) - melampaui (transendental)  
  


Sadhguru Yasudev quote :
If you have eyes to see, if you have sensitivity to feel life inside you & ouside of you, everything is a miracle
Jika anda memiliki mata untuk melihat, jika anda memiliki kepekaan untuk merasakan kehidupan di dalam anda & diluar anda, semuanya adalah keajaiban.
Ini  adalah empati, harmoni & sinergi kosmik bagi keteraturan, keselarasan & keterarahan Saddhama Panentheistics (secara filosofis/psikologis yang dalam penempuhan esoterisnya  para yogi mistisi menembusnya secara pantheistic dan dalam pembumian kebersamaan eksoteris kita menerimanya sebagai faham monotheistics (terkadang agnostics ........guardian personal god ?)


screenshot Magical Moments at Mahashivratri 2020 @ Isha Yoga Center
Clip Sadhguru Yasudev : ts = speech 18s sd 1m5s
Welcome to Mahashivaratri 2020 
Selamat datang ke Mahashivaratri 2020
Living death is not a morbid idea 
Kematian dalam kehidupan bukanlah gagasan mengerikan 
It is a reality
Ini adalah kenyataan.
We are all living death.
Kita semua adalah kematian yang hidup.
We can say we are living or we can say we are dying and it’s not different.
Kita dapat mengatakan kita sedang hidup atau kita dapat mengatakan kita sedang mati (dan) itu bukanlah hal yang berbeda.
They’re just two different words for the same process.
Mereka hanyalah dua kata yang berbeda untuk proses yang sama
Death is not an event that happens once.
Kematian bukanlah suatu peristiwa yang terjadi satu kali.
Death is happening. It’s a process.
Kematian adalah kejadian. Dia adalah suatu proses.
One day it will be complete.
Suatu hari ini akan terlengkapi.
the most beautiful thing about life is nobody fails,  everybody shall pass .
(hal paling indah tentang kehidupan adalah tak seorangpun gagal, 
/namun demikian/ setiap orang hendaklah melaluinya /bertahan & berjuang hingga berhasil .?/ )
Well, penerimaan keterbatasan diri ini tidak dimaksudkan sebagai logical/illogical fallacy cari aman untuk rasionalisasi peninggian ide & irasionalisasi pembenaran ego bagi dalih kemalasan / pengalihan namun ini memang cara aman untuk menjaga kewaspadaan dari keterpedayaan. Membangun keseimbangan & keberimbangan dengan kebijaksanaan bukan hanya untuk tetap realistis dalam membumi namun juga  untuk tetap merealisasi transformasi diri. 

Just Simple Words to Begin and Fade Away 
(Hanya Kata-kata Sederhana untuk memulai dan kemudian Berlalu) 
Silence is the language of God. All else is poor translation. ~ Rumi
Keheningan adalah Bahasa Ilahiah. Segala lainnya hanyalah terjemahan semu adanya.

Pada hakekatnya kita adalah makhluk spiritual yang menjalani peran sbg manusia ketimbang sbg manusia yang menjalani tugas spiritual..Kita hanyalah ketiadaan yang diadakan dalam keberadaan untuk sekedar sederhana mengada tanpa perlu mengada-ada dihadapanNya...betapa indahnya kehidupan jika kita tiada ragu untuk mampu hadir dalam kesederhanaan yang murni, tulus apa adanya tanpa perlu membalutnya dengan kemasan kesempurnaan yang walaupun mungkin tampak indah dan megah namun semu dalam kesejatiannya..... Belajarlah meng-"esa"-kan diri dalam keseluruhan, kebersamaan dan kesemestaan....Kebahagiaan kita berbanding lurus dg kebijaksanaan kita namun berbanding terbalik dengan kemelekatan kita. Tdk semua yang kita inginkan akan menjadi kenyataan,  tdk semua yang tdk kita inginkan tdk akan menjadi kenyataan. So, perlu kebijaksanaan untuk menerima kenyataan sebagaimana adanya dan tidak terlalu mengharuskan keinginan kita menjadi kenyataan.....  Dunia mungkin hanya memandang dari produk pencapaian kita di permukaan,  namun Tuhan sesungguhnya di kedalaman menilai kita dari proses penempuhan kita. So, jangan terkelabui oleh permainan duniawi karena dihadapanNya tidaklah penting harta kekayaan, nilai perolehan, kemuliaan diri dsb yang pada dasarnya hanyalah by product dampak samping dari perjalanan kehidupan ini. Dia lebih mengutamakan bagaimana cara kita mensikapi, menjalani dan mengatasi amanah kehidupan ini sebagai atsar amalan diri kita kelak. Bukan kaya miskin harta kekayaan, baik buruk nilai perolehan, mulia nista duniawi yang menjadi indikator bagiNya dalam menilai kualitas diri hambaNya tetapi seberapa ikhlas kita mensikapi , seberapa istiqomah kita berikhtiar menjalani dan seberapa tawakal kita menerima garisNya...Bagaikan biasan warna -warni pelangi yang berasal dari Sumber Cahaya Putih Cemerlang yang sama walau dalam dunia segalanya tampak berbeda di permukaannya,  namun dalam Dharma segalanya menyatu dalam kesejatianNya.

Silence is the language of God.
All else is poor translation. 
~ Rumi
Keheningan adalah Bahasa Ilahiah. 
Segala lainnya ungkapan terjemahan semu belaka

Tiada kata yang seharusnya dipercaya (termasuk / terutama dari kami ) selain fakta (yang memang terjadi )
(No Fact -  No Truth - No Faith)
tanpa dusta akan kebenaran sejati, tiada perlu duka untuk disesalkan nanti 

BE RESPONSIBLE  
bertanggung jawablah 

BE HUMBLE 
(dalam) kerendah-hatian 
 
BE TRUE 
(untuk menjadi) sejati

(Sekian)

TAMPAKNYA MEMANG SUDAH CUKUP 
 (memang cuma itu bisanya ... maklum cuma padaparama dihetuka)

Nothing Else Matters | Metallica
I
So close, no matter how far
Begitu dekat, tak peduli betapapun jauhnya
Couldn't be much more from the heart
Tak mungkin bisa jauh dari hati
Forever trust in who we are
Selamanya percaya pada diri kita
Dan yang lain tidaklah penting

II 
Never opened myself this way
Tak pernah membuka diriku seperti ini
Life is ours, we live it our way
Hidup ini milik kita, kita jalani dengan cara kita
All these words I don't just say
Kata-kata ini tak hanya kuucap
And nothing else matters
Dan yang lain tidaklah penting

III
Trust I seek and I find in you
Kucari rasa percaya dan kutemukan di dirimu
Every day for us something new
Tiap hari kita temukan hal baru
Open mind for a different view
Buka pikiran untuk pemandangan baru
And nothing else matters
Dan yang lain tidaklah penting

IV
Never cared for what they do
Tak pernah peduli dengan apa yang mereka lakukan
Never cared for what they know
Tak pernah peduli dengan apa yang mereka tahu
But I know
Namun aku tahu

Back to I, IV, II, III, IV, I


MUSICS

 QUOTES








 

 

 

Finally , 

Be True, Humble & Responsible
(x fake, identificative & manipulative )
Jadilah Sejati (sebagaimana nyatanya), 
Rendah hati (sebagaimana harusnya) & 
Bertanggung jawab (sebagaimana pastinya)

dengan kebijaksanaan akan penicsayaan keniscayaan 
dalam keseimbangan harmonisasi kewajaran membumi 
untuk keberimbangan transendensi kesadaran mendaki
bagi kecakapan, kelayakan & kewajaran  
untuk direalisasi 

Video Music : Two Steps From Hell - Victory (Battle Cry)
ts=4s Music makes you braver ? Musik membuat anda berani ?

Hiduplah secara perwira sebagai Pemberdaya kehidupan
dan matilah sebagai ksatria tanpa terpedaya kematian
 
Itulah persembahan kesejatian terbesar spesies manusia
dalam keberadaan, kesemestaan dan kesunyataan
sebagai pecinta kebenaran 

bukan hanya demi kemegahan duniawi untuk kekuasaan semu ingin dipuja
bukan sekedar demi pengharapan surgawi untuk balasan kebaikan semata
bukan juga demi kebebasan tertinggi untuk kelayakan pemurnian belaka

karena memang demikianlah 
equilibirium homeostatis interconnected 
dalam Keselarasan Saddhamma  
memang niscaya selalu terjadi  dan akan terus terjadi
dari keazalian, hingga keabadian Kebenaran Sang Esa
Hyang Nyata, Hidup, Murni (triade : wujud-kuasa-kasih)
dalam mungkinnya keberadaan maupun ketiadaan diri

Semoga segalanya cukup bijaksana untuk memahami samsara permainan abadi kehidupan ini
Semoga segalanya mampu berbahagia untuk mengasihi konsekuensi interconnected logis yang terjadi
Semoga segalanya makin berdaya untuk melampaui dilemmatika amanah tanggung jawab pemeranan yang diterima


Amor Dei, Amor Fati
(Jika cinta Tuhan cintailah juga GarisNya.)  
Dhammo have rakkhati dhammacarim 
(Dharma kebenaran akan melindungi para penempuhNya ) 
Gate Gate Paragate Parasamgate .... Bodhi Svaha 
(lampaui delusi apaya, sensasi surga, fantasi brahma ... murni terjaga, berjaga dan menjaga)
Appamadena Sampadetha 
(berjuanglah untuk tidak lengah sebagai/selayak/selaras ariya) 
Wei Wu Wei 
(Just flow .... being totally conscious process ... action without actor & acting)
Que Sera Sera ... Pantha Rei 
(Apapun yang terjadi terjadilah .... Biarlah semua mengalir apa adanya)
So, 
inilah waktu kami untuk berhenti & melepas Que sera sera. Pantha Rei.  
Apapun yang terjadi terjadilah. Biarkan semua mengalir apa adanya. 
Gitu aja koq repot ... 
nggak usah "meng-ada-ada" ("meng-ada" saja sudah susah)
dianggap selesai ya .... posting & sharing 
silakan lengkapi sendiri (buang - revisi atau ...   terserah  )

MAAF JIKA ADA CONTENT BLOG / VLOG KAMI YANG MEMBUAT ANDA TIDAK BERKENAN
TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN , PERHATIAN & KUNJUNGANNYA
SALAM 

Terakhir, 
Semoga segalanya cukup bijaksana untuk memahami samsara permainan abadi kehidupan ini
Semoga segalanya mampu berbahagia untuk mengasihi konsekuensi interconnected logis yang terjadi 
Semoga segalanya makin berdaya untuk melampaui dilemmatika amanah tanggung jawab pemeranan yang diterima 

Well, apa yang sudah ditetapkan sudah cukup maksimal dijalankan, apa yang memang mampu dilakukan sudah cukup optimal dikerjakan, apa yang memang kebelum-fahaman/ ketidak-cakapan kami nyatanya  toh juga sudah sejujurnya diungkapkan .... So, What's next ? Que Sera Sera ... Pantha Rei.  

Penutup :
Semoga wabah corona setelah menjalankan tugasnya merehat sejenak kehebohan duniawi kita akan berlalu dan membuat kita lebih bijak dan bajik lagi dalam memandang perspektif kehidupan dan keabadian ini secara lebih meluas dan mendalam sehingga pribadi lebih terarah dan prilaku tidak lagi tranyakan karena mulai memandang dengan  tidak picik /dangkal lagi. 
Semoga semua makhluk berbahagia menerima segalanya, cukup bijaksana untuk tetap seimbang dan berimbang memberdayakan spiritualitas individualitas/ universalitas diri & lainnya dalam penempuhannya.  
Kehidupan adalah episode Drama kosmik keabadian yang perlu kebijaksanaan agar  senantiasa sadar terjaga dengan segala kemungkinan yang ada, mengembangkan keberdayaan kecakapan dan meningkatkan kebijaksanaan untuk setiap situasi dan kondisi yang terjadi ....segala kebajikan murni dijalani dan kelayakan wajar diterima sebagaimana adanya …. Menerima, mengasihi  dan melampaui segalanya tanpa perlu lobha dan dosa (karena memang tiada yang perlu terlalu  dilekati apalagi harus dibenci dalam 'dagelan' internal universal ini), tanpa perlu kesombongan dan kedengkian (karena walau berbeda dalam labeling /leveling keberadaannya segalanya berpadu setara bersama untuk melengkapi keragaman posisi pada mandala keabadian living kosmik yang sama), tanpa perlu avijja pembodohan diri dan asava pembodohan lainnya (karena akan senantiasa ada dampak impersonal transenden dari segala kecerobohan individual /pelanggaran universal yang personal imanen ) dalam kelanjutan permainan keabadian ini....bahkan jikapun akhirnya nanti ada kemungkinan mahapralaya total (seluruh mandala ini sirna karena sunyata keterjagaan atau bahkan niskala kebinasaan sentra yang meliputi segalanya). Setiap keakuan/kesombongan akan menjatuhkan, ketagihan/ ketamakan akan menjerat dan kekesalan/ kezaliman akan menghancurkan (walau mungkin bisa berakibat pada lainnya namun pastilah mengenai dirinya sendiri saat itu dan dampak karmik selanjutnya ) demikian pula sebaliknya.     

Baiklah, segenap idea tampaknya sudah tersingkap – seluruh kata tampaknya juga cukup terungkap. Sementara perjalanan kehidupan belum selesai , penjelajahan keabadianpun belum juga usai. Masih banyak pekerjaan yang tertunda, begitu banyak kegiatan yang belum dikerjakan. Saya kira tidak ada lagi yang perlu dikatakan walau masih banyak yang ingin dibicarakan. Adalah Haq untuk menyatakan seperlunya saja sesuai kehendakNya dari kemungkinan hak untuk mengatakan semua yang diinginkan belaka.
Jika ada kebaikan itu dari Tuhan karena Dialah sumber dari segala keberadaan, kebenaran dan keindahan yang Haq dimana setiap makhluknya hanya dapat memantulkan kemuliaanNya hanya sebatas keterbatasannya (Dimuliakan Tuhan Hyang Maha Sempurna di atas segalanya – sehingga tiada haq bagi kita untuk sedikitpun berbangga di hadapanNya). Jika ada kesalahan dalam artikel ini maka ini sepenuhnya kekhilafan saya dalam menafsirkan dan memantulkan pengertian dari pembelajaran keabadian yang diberikanNya dalam pemberdayaan kehidupan ini (Dan untuk itu izinkan saya istighfar dan mohon maaf atas kekurangan ini.)
Ya, Tuhan. Begitu luas dan dalamnya hikmah kebenaran ilmu-Mu (yang sangat transcendental, transrasional dan translingual – melampaui fananya keberadaan, terbatasnya penalaran dan jangkauan kebahasaan). Setiap saat keterbatasan intelek dan intuisi menjelajahi cahaya ilmu-Mu, Kau bukakan gerbang ilmu lainnya yang lebih luas untuk kembali dijangkau sebagai fakta, direngkuh dalam idea, dan diungkap dengan kata. Dan demikian selalu berlanjut (walau memang harus diakui ada kegairahan jiwa yang ingin dewasa untuk berusaha menyibaknya dalam kegelisahan hati untuk merengkuhnya dalam mandala global idea pada keterbatasan akal untuk mengungkapkannya dalam rangkaian linear kata agar bisa dilaksanakan melalui tindakan nyata.)
(Well, tampaknya sebagaimana karya yang lain, artikel ini mungkin memang tidak akan pernah tuntas selesai walau deadline sudah habis dan diperpanjang terus – menerus ….. Jadi, yah, diterima, dimaklumi dan dianggap selesai saja. Gitu aja koq repot).
Wasalam. 

No comments:

Post a Comment